Loading...
Logo TinLit
Read Story - FaraDigma
MENU
About Us  

"Mulai besok, kamu dikeluarkan dari sekolah ini. Bapak harap kamu dapat pergi dengan tenang dan tidak menyebarkan rumor apapun," tukas Heri, tajam dan penuh tekanan.

Digma masih berdiri di hadapan Heri dengan tatapan gak gentar. Walaupun hatinya sempat bergetar, tapi dia gak mundur. Nafasnya dalam. Matanya menatap lurus, berusaha menahan segala emosi yang menumpuk dari semalam.

"Kalau saya nggak mau?"

"Urusan bakalan panjang."

Digma bertepuk tangan dengan senyuman penuh ejekan. "Jadi ini alasannya Bapak selalu menutupi segala kejahatan Gery? Karena bapak nggak mau ada rumor buruk yang menyebar?" tanyanya tak percaya. "Keren. Dan sekarang, saya dikeluarkan karena menyelamatkan teman saya, tapi anak Bapak yang sudah banyak merundung orang, dan bikin lingkungan sekolah jadi toxic, malah masih bisa duduk manis di kelas."

Heri menyipitkan mata. "Jaga ucapan kamu. Kamu tidak tahu posisi kamu sekarang."

Digma melangkah maju, nadanya pelan namun tajam. "Justru karena saya tahu posisi saya, makanya saya ngomong gini. Sekolah ini gak butuh anak kayak Gery. Yang berangkat sekolah cuma buat merundung orang. Tapi ya ... wajar sih, namanya juga anak ketua yayasan. Bebas ngelakuin apapun, kan, Pak?"

Suasana makin panas. Heri berdiri, menatap Digma dari balik meja.

"Kamu pikir kamu siapa sampai berani ngomong begitu di depan saya?"

"Saya hanya anak biasa," jawab Digma, nahan senyum sinis. "Tapi anak biasa yang tau apa itu keadilan. Dan Bapak nggak akan pernah bisa nutupin semuanya."

Beberapa detik mereka saling tatap. Tegang. Namun akhirnya, Digma memutar badan dan melangkah keluar.

***

Di kelas, Digma ngeluarin tasnya. Dia mulai membereskan buku-bukunya satu persatu ke dalam tas. Teman-teman sekelasnya yang lain mulai memperhatikan. Beberapa anak bertanya tentang apa yang terjadi namun Digma hanya bisa membalas dengan senyum tipis.

"Gimana bilangnya ya ke Mamah. Baru juga pindah ke sini. Masa minta cariin sekolah lagi," gumamnya sambil ketawa kecil sendiri. "Apa gue balik ke sekolah lama aja ya. Enggak ah nanti gue dijitak Atha."

Cowok itu pun mengangkat tasnya, keluar kelas dengan langkah santai namun sorot matanya sayu. Ia masih merasa tak adil dengan apa yang terjadi.

Di lorong menuju gerbang luar, suara tawa beberapa anak pecah. Tawa yang familiar dan mengesalkan di telinga Digma.

"Hahaha! Lo nggak akan bisa menang ngelawan gue!"

Gery. Bersama Deta, Alex, dan Reksa mengejeknya karena sudah tau cowok itu dikeluarkan dari sekolah.

Digma melangkah mendekat. Pelan. Namun tatapannya setajam pisau.

Deta dan dua lainnya langsung refleks mundur. Masih trauma jelas dari kejadian di Nirvana Zone. Tapi Gery tetap berdiri di tempat, senyumnya melebar, penuh kemenangan.

"Mau apa lo? Mau pamit?"

Digma berhenti tepat di depan mereka. Tangannya ia masukan ke saku, tubuhnya tegap.

"Kenapa kalian ketawa? Ada yang lucu?"

Senyuman jahat Gery semakin lebar. "Lucu banget. Liat keadaan lo sekarang yang udah nggak bisa berkutik di depan bokap gue itu cukup menghibur. Lo out. Artinya lo udah gak ada urusan sama gue. Sekarang gue bisa hidup tenang."

Alis Digma terangkat satu. "Lo yakin?"

Gery menyipitkan mata. "Maksud lo?"

Digma melangkah setengah langkah lebih dekat. "Lo pikir ... cuma gue yang keluar dari sekolah ini?"

"Apaan sih maksud lo?!" tanya Gery, mulai panik.

Tiba-tiba, suara sirine polisi terdengar dari luar sekolah. Suara langkah-langkah tergesa mulai terdengar di koridor.

Gery menoleh kanan dan kiri, bingung. Sedangkan Deta dan Alex mulai saling tatap. Dan Reksa malah sudah mundur jauh lebih dulu.

Beberapa polisi masuk. Di belakang mereka, tampak kepala sekolah yang keliatan cemas. Dua petugas langsung menuju ruang kepala sekolah. Tak lama, mereka keluar ... menggiring Heri. Tangan Heri sudah diborgol, wajahnya dingin dan tenang, namun matanya penuh dendam.

Senyum di wajah Gery menghilang seketika. Napasnya memburu. Matanya tak oercaya melihat pemandangan di hadapannya.

"Pa... papa kenapa...?" suaranya nyaris gak keluar. "Pak, bapak kenapa bapak saya di tangkap?" tanyanya pada salah satu petugas polisi.

"Pak Heri ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan pada korban atas nama Abian Laksmana," jelas petugas itu.

Saat petugas berhenti, Heri disebelahnya hanya fokus melihat Digma. Mereka saling pandang sejenak hingga akhirnya Heri mendengus pelan, dan polisi kembali menggiring hingga masuk ke mobil.

Gery gemetaran. Wajahnya pucat pasi. "Lo ... pasti lo kan pelakunya?!" teriaknya ke Digma.

"Gue?" Digma senyum miring. "Gue cuma ngasih kebenaran ke polisi. Dan orang kayak lo sama bokap lo, jelas gak bisa kabur dari itu."

Gery ngerasa dunia runtuh. Dia berteriak dan, meluncurkan kepalan tangannya untuk meninju pipi Digma. Namun Digma dengan mudah menghindar dan balas menarik kerah baju Gery dan menonjok perutnya hingga cowok itu meringis dan terjatuh.

"Lo dapat bukti dari mana soal Abian?! Hah?!" Gery teriak, putus asa.

Digma narik Gery lebih dekat, wajahnya kini hanya beberapa senti dari wajah cowok itu. Matanya dingin dan tajam.

"Lo gak perlu tau. Tapi lo harus tau satu hal ... mulai hari ini, lo gak boleh nyentuh Abian. Atau lo tahu sendiri akibatnya."

Gery ketakutan. Akhirnya kini cowok itu sadar, semua yang Digma lakukan hingga berpura-pura menjadi target bully hanya untuk mengungkap kasus Abian. Ternyata, dari awal memang sudah direncanakan oleh cowok itu.

Tanpa suara, Gery pun berdiri dan lari. Hal yang selalu cowok itu lakukan. Lari dari masalah.

Digma bergidik tak peduli. Ia pun memutuskan untuk berjalan ke arah rooftop yang biasa ia datangi.

Sebelum ia benar-benar meninggalkan sekolah itu, Digma merasa harus menghabiskan beberapa menit memandang langit yang sedang cerah di atas sana.

Perlahan ia mengeluarkan ponsel, menelpon seseorang.

"Halo, Dig?" suara di seberang menyapa.

"Makasih ya, Ra. Berkat bukti dari lo, Abian dapat keadilan."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Penerang Dalam Duka
585      397     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
LARA
8629      2093     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
29.02
439      234     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
1789      750     5     
Humor
Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu Buku ini adalah pelukan hangat sekaligus lelucon internal untuk semua orang yang pernah duduk di pojok kamar, nanya ke diri sendiri: Aku ini siapa, sih? atau lebih parah: Kenapa aku begini banget ya? Lewat 47 bab pendek yang renyah tapi penuh makna, buku ini mengajak kamu untuk tertawa di tengah overthinking, menghela napas saat hidup rasanya terlalu pad...
Pisah Temu
1039      561     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
Langit-Langit Patah
25      23     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
Love Yourself for A2
26      24     1     
Short Story
Arlyn menyadari bahwa dunia yang dihadapinya terlalu ramai. Terlalu banyak suara yang menuntut, terlalu banyak ekspektasi yang berteriak. Ia tak pernah diajarkan bagaimana cara menolak, karena sejak awal ia dibentuk untuk menjadi "andalan". Malam itu, ia menuliskan sesuatu dalam jurnal pribadinya. "Apa jadinya jika aku berhenti menjadi Arlyn yang mereka harapkan? Apa aku masih akan dicintai, a...
Telat Peka
1325      610     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Aku yang Setenang ini Riuhnya dikepala
62      54     1     
True Story
Behind Friendship
4585      1327     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...