Loading...
Logo TinLit
Read Story - Survive in another city
MENU
About Us  

Hari ini adalah hari terakhir penentuan antara mengambil atau abaikan dan mendaftar di tempat lain, untuk menentukan itu semua Dini harus meminta persetujuan ibunya terlebih dahulu, tapi yang ada di depannya sekarang adalah sebuah keputusasaan, pasalnya sedari tadi telponnya belum di angkat juga, dan sekarang dia hanya memandangi ponsel itu penuh kehampaan dan rasa lelah, padahal ponsel yang dia pegang bukan miliknya tapi milik gurunya, dan sekarang di belakangnya sudah banyak yang mengantri untuk menelpon juga. Apa yang harus di lakukannya sekarang, tanpa persetujuan orang tuanya, dia tidak bisa mengurus daftar ulang perkuliahannya.

"Dini sudah kah?" Panggilan keramat yang membuat dirinya harus mengakhiri telponnya segera, tapi dia masih diam tak berkutit sampai panggilan ke dua terdengar, membuat dirinya harus ikhlas memberikan ponsel itu kepada temannya yang lain.

"Kau kenapa murung gitu, kayak jemuran kusut aja" ejekan itu tidak di gubrisnya, dia berlalu pergi begitu saja dan segera menuju komputer yang telah dia tinggal sepersekian menit tadi, dan di sana masih menampilkan beranda pendaftaran kampus impiannya. Tidak ada apa-apa, kecuali data pribadinya saja yang terisi, sisanya masih kosong momplong.

"Dini ada telfon dari ibumu tuh cepet angkat" 

Dia sedikit terperanjat kaget, tanpa aba-aba dia segera mengambil ponsel itu dari genggaman temannya. Suara yang sangat dia kenali itu akhirnya bisa terdengar setelah beberapa menit yang lalu dia menunggunya. Tanpa banyak basa-basi dia segera menyampaikan apa yang ingin di sampaikannya, dengan detail tanpa mengurangi atau melebihkan. Tapi ternyata harapan tidak sesuai keinginannya, dia berharap ibunya tidak menyetujui agar dia bisa daftar di kampus impiannya, tapi nyatanya, jawaban yang di berikan ibunya adalah kata 'iya' tanpa penjelasan apa-apa. Padahal, dia ingin ibunya memberi alasan di balik kata iya yang dia berikan.

Hal itu adalah sebuah persetujuan yang tidak di harapkan, memang di iya kan tapi mengecewakan. Kapan ibunya bisa di ajak berdiskusi untuk mempertimbangkannya, bukan malah hanya berkata iya atau tidak yang berujung nanti menyalahkan sebelah pihak, dari dulu ibunya tidak pernah berubah soal membahas masa depannya. Padahal, dia ingin sekali ngobrol empat mata untuk mengutarakan pendapat dari berbagai pihak. Tapi kenyataan tidak sesuai harapan, yang nantinya akan menyebabkan kesalah pahaman yang berujung saling menyalahkan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Fragmen Tanpa Titik
32      30     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...
No Life, No Love
578      466     2     
True Story
Erilya memiliki cita-cita sebagai editor buku. Dia ingin membantu mengembangkan karya-karya penulis hebat di masa depan. Alhasil dia mengambil juruan Sastra Indonesia untuk melancarkan mimpinya. Sayangnya, zaman semakin berubah. Overpopulasi membuat Erilya mulai goyah dengan mimpi-mimpi yang pernah dia harapkan. Banyak saingan untuk masuk di dunia tersebut. Gelar sarjana pun menjadi tidak berguna...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
1273      741     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
Sebab Pria Tidak Berduka
79      67     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Metafora Dunia Djemima
65      51     2     
Inspirational
Kata orang, menjadi Djemima adalah sebuah anugerah karena terlahir dari keluarga cemara yang terpandang, berkecukupan, berpendidikan, dan penuh kasih sayang. Namun, bagaimana jadinya jika cerita orang lain tersebut hanyalah sebuah sampul kehidupan yang sudah habis dimakan usia?
Unframed
171      111     3     
Inspirational
Abimanyu dan teman-temannya menggabungkan Tugas Akhir mereka ke dalam sebuah dokumenter. Namun, semakin lama, dokumenter yang mereka kerjakan justru menyorot kehidupan pribadi masing-masing, hingga mereka bertemu di satu persimpangan yang sama; tidak ada satu orang pun yang benar-benar baik-baik saja. Andin: Gue percaya kalau cinta bisa nyembuhin luka lama. Tapi, gue juga menyadari kalau cinta...
Dimension of desire
149      125     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya
Fidelia
2022      868     0     
Fantasy
Bukan meditasi, bukan pula puasa tujuh hari tujuh malam. Diperlukan sesuatu yang sederhana tapi langka untuk bisa melihat mereka, yaitu: sebentuk kecil kejujuran. Mereka bertiga adalah seorang bocah botak tanpa mata, sesosok peri yang memegang buku bersampul bulu di tangannya, dan seorang pria dengan terompet. Awalnya Ashira tak tahu mengapa dia harus bertemu dengan mereka. Banyak kesialan menimp...
When Flowers Learn to Smile Again
524      387     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Menanti Kepulangan
36      32     1     
Fantasy
Mori selalu bertanya-tanya, kapan tiba giliran ia pulang ke bulan. Ibu dan ayahnya sudah lebih dulu pulang. Sang Nenek bilang, suatu hari ia dan Nenek pasti akan kembali ke bulan. Mereka semua akan berkumpul dan berbahagia bersama di sana. Namun, suatu hari, Mori tanpa sengaja bertemu peri kunang-kunang di sebuah taman kota. Sang peri pun memberitahu Mori cara menuju bulan dengan mudah. Tentu ada...