Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ikhlas Berbuah Cinta
MENU
About Us  

Tanpa terasa The Hans Kafe sudah berdiri satu tahun. Untuk memperingati ulang tahunnya, hari ini akan diadakan acara yang sangat meriah. Salah satunya, sebagaimana pernah kusampaikan kepada Bapak Rafli, yaitu setiap orderan customer 200 ribu setiap kali pembayaran, akan diberikan kupon untuk dikumpulkan dan bisa ditukar dengan hadiah yang telah disediakan pada perayaan hari ulang tahun kafe. 

Ada beberapa paket menu yang telah disediakan, total kuponnya juga sudah ditentukan. Jika kuponnya 20 lembar, maka mendapatkan paket A yang terdiri dari beberapa menu.. Begitupun seterusnya hingga paket D. Kebanyakan yang datang hari ini bersama keluarga masing-masing.

Perayaan ulang tahun kafe kebetulan bersamaan dengan weekend sehingga momennya sangat pas. Keluarga bisa menghabiskan waktu bersama sambil menikmati berbagai promo dari penukaran kupon mereka. Khusus kali ini, kami juga menggelar infak. Siapa tahu di antara pengunjung kafe tersebut ada yang ingin bersedekah untuk panti asuhan Kasih Bunda. Rencananya, program kami besok adalah kunjungan semua pegawai The Hans ke panti asuhan tersebut.

Sungguh menggembirahan bahwa peserta kunjungan bukan hanya dari The Hans, tapi banyak pengunjung lain juga yang ikut serta dengan suka rela, seperti halnya dengan Zahra dan juga Bang Leo. Setelah lama mondok di pesantren, kini penampilan Bang Leo terlihat jauh lebih adem. Selain itu, dia juga sering berbagi ilmu tanpa pamrih, dia mulai mengajar ilmu yang diperoleh dari pesantren kepada anak-anak jalanan secara gratis, memberikan sedikit penghasilan hasil kerja kerasnya, dan membantu mereka yang membutuhkan. Melihat perkembangan yang membahagiakan ini, aku jadi semakin kagum.

Dari kafe kami sudah menyiapkan banyak makanan dan minuman. Demikian halnya, dari bakery menyediakan berbagai kue, dan dari swalayan juga menyiapkan beberapa snack untuk anak-anak. Pak Rafli yang mengkoordinir semuanya. Setelah dikumpulkan, ternyata hampir satu mobil pick up barang yang akan dibawa, kami tersenyum lega melihat begitu dermawannya seorang Bapak Rafli.

 Sebenarnya, kalau dilihat-lihat Beliau jauh lebih membutuhkan karena sekarang sedang mendirikan sebuah yayasan. Namun beliau sempat bilang, Allah akan memberikan rezeki, selain menabung untuk dunia kita juga harus menabung untuk akhirat. Begitulah ucapan beliau kala itu. 

Semua karyawan the Hans akan menaiki bus yang telah disediakan, ada juga beberapa orang yang naik kendaraan pribadi. Aku memutuskan untuk ikut bersama Zahra yang terus ngotot agar aku ikut dengannya. 

Saat mobilnya akan melaju, tidak sengaja aku melihat Bang Leo yang baru tiba di kafe, padahal sebelumnya dia bilang akan langsung ke panti asuhan.

"Eh itu Bang Leo," ujarku sambil menunjuk ke Bang Leo.

 Aku turun untuk menghampirinya.

Aku mengajak agar dia juga menaiki mobil, tampaknya Zahra tidak keberatan keberatan sama sekali.

"Emang gak apa ya kalau ikut kalian?" tanya Bang Leo kepada Zahra dengan grogi.

"Gak apa-apa, Bang," jawabnya singkat. 

Setelah Bang Leo masuk, aku juga bergegas naik ke mobil. Namun, saat pintu hendak kututup, seseorang mengetuk pintu dan yang kulihat ternyata Bang Randi ada di sana.

"Kenapa, Bang?" tanyaku sedikit heran.

"Boleh ikut?" tanyanya sambil membungkuk melihat ke dalam mobil. 

"Masuk aja, Bang," jawab Zahra. Suaranya lebih seperti berteriak. 

Aku sempat heran dengan perubahan suara Zahra, bukankah tadi saat Bang Leo bicara dia tampak malu-malu kucing?

Selain itu, aku juga merasa aneh, kenapa juga Bang Randi harus nebeng ke mobil kami. Bukannya dia juga punya mobi sendiri? 

Akhirnya bang Leo dan bang Randi duduk berdua di belakang, sedangkan aku dan Zahra di depan. Rasanya dunia sedang terbalik. Seharusnya cowok yang nyetir malah membiarkan cewek yang melakukannya. Hm.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang dipadati kendaraan.

Aku bisa mendengarkan Bang Leo dan Bang Randi sedang bercakap-cakap. Entah apa yang mereka bahas, kelihatannya begitu akrab. Sementara aku dan Zahra yang biasanya banyak cakap kini hanya diam sambil menyimak. 

Tanpa terasa mobil berhenti di depan sebuah bangunan yang bertuliskan Selamat datang di Panti Asuhan Kasih Bunda. Rombongan kami juga kendaraan lain tampak sudah sampai, perlahan kami menurunkan barang bawaan satu per satu. 

Pak Rafli sudah masuk duluan dan menemui pimpinan panti, lalu kami menyusul Beliau. Karena sudah ada konfirmasi sebelumnya tentang kedatangan kami, tentu mereka telah mempersiapkan segala hal ketika menyambut kami. Bahkan, tikar sudah digelar di ruang aula panti.

Kami langsung duduk di tikar dan langsung berbaur dengan anak-anak panti yang menyambut dengan riang. Melalui penjelasan dari pimpinan panti, kami mengetahui bahwa saat ini ada sekitar 50 anak berumur 2 sampai 20 tahun. Sementara itu, pengurus panti terdiri dari sepuluh orang, sudah termasuk yang membimbing dan mendidik anak-anak. 

Mendengar penjelasan tersebut, muncul rasa ngilu dalam hatiku. Betapa kasihan anak-anak yang tidak mengenal orang tua ini, mereka harus kehilangan orang tua. Salah satu pengurus juga bilang, pernah ada anak yang diantar ke panti saat masih bayi. Orang tua macam apa yang begitu tega kepada darah dagingnya sendiri?

Kemudian, giliran Bapak Rafli yang berbicara. Beliau menyampaikan tujuan kami mengunjungi panti adalah dalam rangka menyambung silaturahmi sambil memberikan santunan untuk anak-anak. Betapa bahagianya dan bersyukur saat Beliau mengatakan akan menjadi donatur tetap.

Masya Allah, dalam hati aku berdoa agar rezeki The Hans makin berkah. Setelah selesai acara sambutan, tiba saatnya kami yang membawa sedikit makanan, beberapa pakaian, dan juga souvernir. Kak Ratna yang kebetulan seorang sarjana pendidikan juga memberikan sedikit ilmu kepada anak-anak, dan mereka tampak riang seolah sudah melupakan rasa sedihnya tanpa kehadiran orang tua.

Aku menyeka air mata saat menyaksikan mereka dari bawah pohon rindang. Entah kenapa aku juga merasakan pilu atas penderitaanku sendiri. Aku memiliki orang tua lengkap tetapi mereka malah mengisahkan luka di hati dengan kata-kata yang menyakitkan.

"Kenapa, Dek?" tanya Bang Leo yang duduk di sampingku. Padahal tadi dia juga berpartisipasi mengajari anak-anak laki-laki untuk belajar azan.

"Gak apa-apa, Bang," jawabku menggantung. 

Akan tetapi, jawabanku itu tidak membuatnya puas. Dia memelukku erat dan pelukannya ini malah membuatku meneteskan air mata. Aku jadi malu menangis di tempat umum seperti ini.

"Gak apa-apa, Dek. Semua sudah berlalu. Abang yakin kamu kuat, makanya diberikan cobaan yang begitu hebat," hibur Bang Leo. 

Aku terdiam, tetapi pandanganku masih ke depan memperhatikan anak-anak panti yang sedang bermain dengan ceria. Kami sama-sama terhanyut dalam pikiran masing-masing. Tidak sengaja pandanganku tertuju pada Zahra yang dikerumuni anak-anak perempuan. Zahra sedang membagikan beberapa jilbab yang disumbangkan secara sukarela.

"Bagaimana pendapat Abang tentang Zahra?" tanyaku tiba-tiba setelah perasaanku sedikit tenang.

Aku ingin mendengar pandangan Bang Leo tentang sahabatku itu.

"Bagaimana pandanganmu, begitulah pandangan Abang. Apalagi dia sahabatmu, pasti karena dia memang spesial bagimu, Dek," jawabnya singkat. 

"Benar sekali, Bang. Selama ini, Zahra selalu ada buat Dhira dalam keadaan apapun. Tanpa Zahra, Dhira gak tahu harus bagaimana lagi," ujarku sambil terus bersyukur memiliki sahabat yang begitu baik seperti Zahra. 

Bang Leo terdiam, lalu dia juga menatap Zahra. 

"Oh iya kamu gak ikut gabung bareng mereka?" tanya Bang Leo tiba-tiba. 

Seperti biasa Bang Leo selalu mengalihkan pembicaraan jika aku membahas Zahra. Huh.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The First 6, 810 Day
597      430     2     
Fantasy
Sejak kecelakaan tragis yang merenggut pendengarannya, dunia Tiara seakan runtuh dalam sekejap. Musik—yang dulu menjadi napas hidupnya—tiba-tiba menjelma menjadi kenangan yang menyakitkan. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang pianis hancur, menyisakan kehampaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dalam upaya untuk menyembuhkan luka yang belum sempat pulih, Tiara justru harus menghadapi ke...
Perahu Jumpa
248      207     0     
Inspirational
Jevan hanya memiliki satu impian dalam hidupnya, yaitu membawa sang ayah kembali menghidupkan masa-masa bahagia dengan berlayar, memancing, dan berbahagia sambil menikmati angin laut yang menenangkan. Jevan bahkan tidak memikirkan apapun untuk hatinya sendiri karena baginya, ayahnya adalah yang penting. Sampai pada suatu hari, sebuah kabar dari kampung halaman mengacaukan segala upayanya. Kea...
Finding My Way
627      428     2     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Semesta Berbicara
1060      649     10     
Romance
Suci adalah wanita sederhana yang bekerja sebagai office girl di PT RumahWaktu, perusahaan di bidang restorasi gedung tua. Karena suatu kejadian, ia menjauh dari Tougo, calon tunangannya sejak kecil. Pada suatu malam Suci memergoki Tougo berselingkuh dengan Anya di suatu klub malam. Secara kebetulan Fabian, arsitek asal Belanda yang juga bekerja di RumahWaktu, ada di tempat yang sama. Ia bersedia...
FLOW : The life story
91      81     0     
Inspirational
Dalam riuh pikuknya dunia hiduplah seorang gadis bernama Sara. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, pekerja keras dan mandiri, gadis yang memiliki ambisi untuk mencari tujuannya dalam berkehidupan. Namun, dalam perjalanan hidupnya Sara selalu mendapatkan tantangan, masalah dan tekanan yang membuatnya mempertanyakan "Apa itu kebahagiaan ?, di mana itu ketenangan ? dan seperti apa h...
JUST RIGHT
104      89     0     
Romance
"Eh, itu mamah bapak ada di rumah, ada gue di sini, Rano juga nggak kemana-mana. Coba lo... jelasin ke gue satu alasan aja, kenapa lo nggak pernah mau cerita ke seenggaknya salah satu dari kita? Nggak, nggak, bukan tentang mbak di KRL yang nyanggul rambutnya pakai sumpit, atau anak kecil yang lututnya diplester gambar Labubu... tapi cerita tentang lo." Raden bilang gue itu kayak kupu-kupu, p...
Andai Kita Bicara
574      458     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...
Bunga Hortensia
1612      70     0     
Mystery
Nathaniel adalah laki-laki penyendiri. Ia lebih suka aroma buku di perpustakaan ketimbang teman perempuan di sekolahnya. Tapi suatu waktu, ada gadis aneh masuk ke dalam lingkarannya yang tenang itu. Gadis yang sulit dikendalikan, memaksanya ini dan itu, maniak misteri dan teka-teki, yang menurut Nate itu tidak penting. Namun kemudian, ketika mereka sudah bisa menerima satu sama lain dan mulai m...
Is it Your Diary?
161      127     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Sendiri diantara kita
927      570     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...