Loading...
Logo TinLit
Read Story - Je te Vois
MENU
About Us  

“Dow, kau ditunggu Mr. York di kantor,” Chloe menjulurkan kepala dari pintu kelas yang dibuka separuh. Gadis itu bahkan tidak repot-repot masuk kelas yang ramai. Bukan hal yang aneh jika tidak ada guru, lalu kelas berubah menjadi arena perang dunia ke-3, itu juga yang tengah terjadi di kelas Dow.

Satu alis Dow terangkat ketika mendengar panggilan Chloe.

“Aku?” ulang Dow.

Chloe mengangguk.

Ada apa Mr. York memanggilnya? Seingatnya Mr. York, dan peserta audisi minggu lalu sedang merapatkan soal hasil akhirnya, mungkin mengenai siapa-siapa yang lolos. Tapi, tapi kenapa Mr. York memanggilnya juga? Dow menutup buku yang tengah dibaca, lalu menyimpan di laci sebelum bangkit, menghampiri Chloe yang bersandar di pintu kelas, menunggunya.

“Ada apa Mr. York menungguku?” tanya Dow begitu keduanya menyusuri koridor menuju kantor Mr. York.

Chloe mengangkat bahu. “Mana kutahu?”

“Bukannya Mr. York akan mengumumkan siapa-siapa yang lolos audisi?” tanya Dow memastikan.

Chloe mengangguk, membenarkan pertanyaan Dow. 

Jika benar begitu, Dow masih tidak mengerti kenapa dia harus ikut briefing. 

“Aku nggak ikut audisi, untuk apa aku ke sana?” 

“Nah, aku hanya disuruh memanggilmu, lagipula kami belum diberi tahu siapa-siapa saja yang lolos. Bisa jadi kau hanya diberi tugas,” ujar Chloe.

Tanpa mengetuk pintu, Chloe mendorong pintu kayu di depannya begitu keduanya tiba di kantor Mr. York. Reaksi yang didapat Dow nyaris sama seperti reaksi dirinya sewaktu tadi Chloe memanggilnya.

Kerutan di kening, atau alis yang terangkat tinggi, tidak ketinggalan, berpasang-pasang mata menatapnya penuh tanya. Namun belum sempat tatapan penuh tanya tersebut dinyatakan dalam bentuk kata-kata, si empunya kantor, Mr. York masuk ruangan dengan setumpuk map di pelukannya. Sontak perhatian anggota klub tari teralihkan. Mereka menatap map-map tersebut dengan penuh semangat.

“Baiklah,” kata Mr. York seraya memberikan map-map di tangannya pada Chloe untuk dibagikan pada semua yang berada di ruangan tersebut. “Kalian semua yang berada di sini berarti lolos audisi dan—“ Mr York menunjuk map yang tengah dibagikan Chloe. “—Yang kalian pegang sekarang adalah rancangan kontrak. Kalian pelajari dulu. Kalau ada yang kurang mengerti bisa ditanyakan padaku. Kalau sudah paham, dan memutuskan untuk bergabung, di situ sudah ada petunjuk kalian harus bagaimana. Kita bisa diskusi lebih lanjut saat latihan akhir minggu ini.”

Dow membuka map di tangannya dengan tidak percaya. Dirinya tidak mengikuti audisi, jadi bagaimana bisa ia menerima map ini? Ia bahkan nyaris percaya jika map di tangannya ini adalah milik orang lain.

Tapi tidak.

Di situ tertulis jelas namanya, Dowell Zachary Watts. 

Bagaimana mungkin?

Dow mengangkat tangan kanannya untuk bertanya. 

“Tapi Mr. York, saya tidak ikut audisi. Bagaimana mungkin saya mendapat ini?” 

“Kau tidak ikut audisi?” ulang Mr. York dengan kening berkerut. 

Dow mengangguk. “Benar, saya tidak pergi.”

“Kau yakin?” Kali ini Mr. York membuka mapnya sendiri, meneliti nama-nama yang terdaftar di sana. “Aku tidak tahu apa yang terjadi, Dow, tapi namamu memang ada di daftar.” Mr. York mengangsurkan map di tangannya kepada Dow untuk diperiksa.

Dow menggelengkan kepala tidak percaya ketika dirinya membaca daftar peserta audisi, namanya termasuk di dalam daftar peserta—dan lolos seleksi!

“Hanya kami yang berangkat audisi,” tambah Will menguatkan pernyataan Dow diikuti anggukan kepala yang lain. “Kecuali Dow berangkat audisi sendiri—“

“Aku tidak berangkat sendirian! Sudah kubilang aku tidak ikut. Aku bersama Oi di Second Chances. Kalian bisa tanya Oi,” potong Dow sebelum Will dapat menyelesaikan ucapannya.

Mr. York menatap Dow, dan Will bergantian. 

“Lalu kenapa kau tidak ikut audisi?” tanya Mr. York pada Dow.

“Saya tidak tertarik,” jawab Dow singkat.

“Well, sepertinya bukti di tanganmu mengatakan jika mereka tidak sependapat denganmu. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Walau kukira ada satu kemungkinan kenapa namamu ada di sana ketika kau mengklaim dirimu tidak pergi audisi,” kata Mr. York.

Semuanya yang hadir menatap Mr. York dengan penuh rasa ingin tahu, terutama Dow. 

“Ada seseorang yang mengirimkan profilmu ke pihak agen—aku tidak tahu bagaimana sistemnya—atau, ada seseorang dari sana yang pernah melihatmu menari. Tapi kurasa, adalah kemungkinan yang pertama,” pungkas guru tari tersebut.

Dow menyapukan pandangan ke seluruh ruangan, menatap teman-temannya satu per satu, mencoba mencari tahu siapa yang berani-berani mengirimkan profilnya tanpa seizin dirinya.

“Kami tidak melakukan apa-apa,” kata Tom membela diri, begitupun yang lain, mereka menatap Dow dengan ekspresi yang sama. 

Riley mengangkat tangan kanannya, minta izin untuk berbicara. 

“Tapi Mr. York, jika benar ada seseorang yang mengirimkan profil Dow, berarti dia hanya lolos berdasarkan profil karena Dow tidak datang untuk ikut audisi,” Riley berpendapat.

“Kalau itu aku tidak tahu. Aku hanya menduga ada yang mengirimkan profil Dow ke pihak 3 CG, tapi bagaimana sistemnya hingga Dow lolos, aku tidak tahu. Kalau kau tidak ingin,” Mr. York menoleh ke arah Dow. “Kau bisa menolak, dan tidak menandatangani kontrak tersebut. Itu masih rancangan kok, tidak ada keharusan untuk tanda tangan.” 

Dow menghela napas panjang, drama audisi ini semakin lama semakin membuatnya pusing. Anggaplah dirinya sedang beruntung, tidak perlu repot-repot ikut audisi, lalu mendapat kesempatan yang sama dengan anggota timnya yang lain. Tapi tetap saja, ada perasaan tidak adil yang membayanginya. Jika memang bukan teman-temannya di sini yang mengirimkan data diri tanpa sepengetahuannya, maka hanya satu orang yang patut ia curigai, dan dia akan menemukan kebenarannya.

“Tidak ada pertanyaan lain?” Mr. York menatap semua anggota klub yang berada di kantornya. Ketika tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara, Mr. York pun membubarkan briefing siang itu. 

Dow menjadi yang pertama keluar dari Kantor Mr. York, sebelum teman-temannya punya kesempatan untuk menanyai perihal audisi. Cowok itu menuruni anak tangga dua-dua sekaligus, berusaha mencapai perpustakan secepat mungkin. 

Dia sedang dalam misi penting—

Tiba-tiba tubuhnya nyaris terjungkal ketika seseorang melompat ke punggung disertai jeritan kelelawar yang hampir membuatnya kehilangan kemampuan untuk mendengar apapun.  

Oi.

That witch! 

“Doooow! Aku sudah dengar beritanya! I’m so proud of you! Begitu katanya nggak mau ikut, akhirnya ikut juga!” 

“Aku nggak ikut,” ujar Dow datar.

“Eeeeh?” Oi melorot turun dari punggung Dow dengan wajah bingung. “Maksudnya? Tapi mereka bilang kau lolos audisi. Bahkan sudah dapat draft kontrak juga, kan? Kalau nggak ikut bagaimana kau bisa lolos?”

“Kau ingat aku bersamamu di hari audisi?”

Oi ternganga ketika sadar ucapan Dow benar adanya.

“Tapi…. Tapi….”

“Ada seseorang yang diam-diam mengirimkan profilku,” Dow menjawab pertanyaan Oi dengan nada menuduh.

Oi menyipitkan matanya mendengar jawaban Dow. 

“Aku nggak suka dengan nada itu,” Oi berdiri tegak, melipat kedua tangannya di dada. “Kau nggak mengira aku yang mengirimkan profilmu, kan?”

“Kau nggak mengirim profilku?” ulang Dow mengkonfirmasi.

“Aku? Nggak! Kau pikir aku kurang kerjaan? Tunggu,” Oi mengangkat tangan kanannya ketika Dow akan menyela. “Jadi ada seseorang yang mengirim profilmu lalu kau diterima … Begitu saja?” 

That’s not my point, you know?” kata Dow.

Lucky bastard,” Oi mencebik. “Dasar keras kepala. Ayolah Dow, apa salahnya, sih? Bukankah ini malah bagus, kau nggak perlu capek-capek antri audisi, tapi sudah diterima begitu saja.” 

Dow melotot. 

Kali Oi mengangkat kedua tangannya di atas kepala. “Oke, oke, anggap aku nggak bicara apa-apa.”

Dow mengacak rambutnya frustasi. Jadi siapa pelakunya?

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Asa
4657      1386     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
REASON
9395      2276     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
Peneduh dan Penghujan
316      261     1     
Short Story
Bagaimana hujan memotivasi dusta
Last Hour of Spring
1524      805     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
My Lovelly Doll
608      428     3     
Short Story
\"Diam dan memendam menunggu saat terbaik untuk menciptakan momen terindah.\"
My Teenager’s Diary
385      244     2     
Short Story
Kata orang, masa muda itu masa yang indah. Masa muda juga menempati masa terindah di benak orang, contohnya ketika kita berani memimpikan sesuatu yang belum tentu terjadi atau mungkin tidak terjadi. Ini adalah sedikit kisah masa mudaku, kisah yang akan terkenang sebagai bagian perjalanan hidupku.
Dear Groom
505      361     5     
Short Story
\"Kadang aku berpikir ingin seperti dulu. Saat kecil, melambaikan tangan adalah hal yang aku sukai. Sambil tertawa aku melambaikan tangan pada pesawat yang lewat. Tapi sekarang, bukan seperti ini yang aku sukai. Melambaikan tangan dengan senyuman terpaksa padanya bersama orang lain.\"
Imajinasi si Anak Tengah
1948      1135     16     
Inspirational
Sebagai anak tengah, Tara terbiasa berada di posisi "di antara" Di antara sorotan dan pujian untuk kakaknya. Dan, di antara perhatian untuk adiknya yang selalu dimanjakan. Ia disayang. Dipedulikan. Tapi ada ruang sunyi dalam dirinya yang tak terjamah. Ruang yang sering bertanya, "Kenapa aku merasa sedikit berbeda?" Di usia dua puluh, Tara berhadapan dengan kecemasan yang tak bisa ia jel...
Ich Liebe Dich
11669      1783     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
selamatkan rahma!
464      318     0     
Short Story
kisah lika liku conta pein dan rahma dan penyelamatan rahma dari musuh pein