Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinderella And The Bad Prince
MENU
About Us  

Kadang aku bangun pagi dengan semangat kayak mau ikut lomba masak bareng Chef Juna.
Tapi dua jam kemudian, aku rebahan sambil mikir:

“Aku siapa? Kenapa hidup begini amat?”

Lucunya, itu terjadi hampir setiap hari.
Mood aku bisa berubah lebih cepat daripada sinyal Wi-Fi di kamar kos yang kamarnya paling pojok.
Dan lucu lainnya, aku yang sering dibilang “dewasa” ini… kadang nggak ngerti-ngerti amat sama diri sendiri.

Aku pernah punya fase “kayaknya aku orang yang extrovert deh”, karena tiap nongkrong ramean aku bisa pecah ketawa duluan. Tapi besoknya, pas diajak kumpul lagi, aku malah ngumpet di kamar pura-pura tidur sambil mikir,

“Ngomong sama manusia tuh butuh energi juga, ya?”

Lalu ada masa aku mikir,

“Oke, mungkin aku introvert aja.”
Tapi pas lagi ngopi sendiri di kafe, aku malah ngerasa kesepian, lihat orang lain ngobrol rame sambil ketawa-ketiwi.
Akhirnya mikir lagi,
“Eh, jangan-jangan aku ambivert? Atau... jangan-jangan aku cuma lapar?”

Dan ini nggak cuma soal kepribadian.
Soal hobi pun begitu.

Kadang aku ngerasa jadi orang yang suka baca.
Beli buku 4 biji, fotoin, update story:

“Weekend vibes πŸ‚πŸ“š”

Lalu buku itu jadi dekorasi meja selama 7 bulan.
Kalah sama remote TV dan charger HP.

Kadang aku mikir,

“Aku ini maunya apa, sih?”
Mau sukses? Ya mau.
Mau santai aja? Ya juga mau.
Mau kerja keras? Semangat!
Tapi mau rebahan juga sih enak…

Sampai-sampai kadang aku bingung sendiri kenapa kepala ini bisa berisik banget kayak radio tua.
Banyak suara. Banyak mau. Tapi yang jalan malah kaki ke arah kulkas.

Pernah suatu malam, aku nulis di notes HP:

“Mulai besok aku harus bangun jam 6, olahraga 30 menit, journaling, sarapan sehat, dan meditasi.”

Hasilnya?
Besoknya aku bangun jam 9, scroll TikTok 2 jam, sarapan mi instan, dan meditasi cuma karena kelamaan bengong sambil ngunyah.

“Ya Tuhan, aku ini siapa sebenernya?”
“Kenapa aku susah banget konsisten?”
“Kenapa aku pengen semua hal tapi malah nggak gerak?”

Ada masa aku mikir aku bener-bener gak normal.
Tapi setelah ngobrol sama beberapa teman, ternyata...
aku nggak sendirian.

Ternyata banyak juga orang yang tiap malam mikir pengen berubah, tapi pagi-paginya tetep bangun dengan ide:

“Nanti aja deh, mulai Senin.”

Dan Senin itu pun... datang seperti mantan yang cuma numpang lewat. Nggak bawa apa-apa.

Ternyata wajar, loh, kalau kita nggak selalu ngerti diri sendiri.
Soalnya, kita ini tumbuh.
Dulu waktu kecil aku suka banget sama Power Rangers. Sekarang aku suka diam sendirian sambil mikir:

“Kalau aku jadi warna hitam, hidupku bakal se-misterius itu nggak, ya?”

Dulu aku pengen jadi arsitek.
Terus SMA ambil IPA.
Lulus, masuk jurusan komunikasi.
Kerja? Jadi admin.
Passion? Nggak tau.
Tapi bisa edit Excel.
Dan sekarang? Aku nulis ini sambil mikir,

“Apa hidup aku kayak sinetron tanpa skrip?”

Kenapa sih, kita sering ngerasa harus selalu paham sama diri sendiri?
Padahal, hidup itu bukan soal “mengerti segalanya” sekarang juga.
Kadang kita cuma butuh berteman dulu sama diri kita yang sekarang.

Iya, yang sekarang.
Yang nggak konsisten.
Yang gampang ngantuk.
Yang suka semangat dua jam, terus tumbang lima jam.
Yang sering nggak yakin sama keputusan sendiri.
Yang kadang sok kuat, padahal dalamnya lembek kayak tahu bulat.

Ada satu momen refleksi yang paling aku inget.

Aku lagi duduk di halte, habis ditolak kerja.
CV udah dikirim ke mana-mana, tapi hasilnya nihil.
Aku ngerasa gagal.
Nggak berguna.
Dan aku tulis di jurnal kecil yang selalu aku bawa:

“Aku nggak tahu aku ini siapa. Tapi kayaknya aku cuma pengen dimengerti. Sama diriku sendiri dulu, deh.”

Dan malam itu, untuk pertama kalinya…
aku nggak marah sama diri sendiri.
Nggak maksa buat ngerti semuanya.
Aku cuma bilang,

“Ya udah, nggak papa. Kita bingung bareng-bareng, ya?”

Ternyata, jadi dewasa itu bukan berarti harus punya semua jawaban.
Tapi berani jujur kalau kita lagi nggak tahu.
Berani duduk bareng rasa bingung dan nggak buru-buru ngusir dia.

Karena kadang, dengan pelan-pelan,
kita justru ngerti diri sendiri lewat hal-hal sederhana:

1. Lewat lagu yang bikin kita nangis tanpa alasan.

2. Lewat makanan favorit yang selalu jadi pelipur lara.

3. Lewat film yang kita ulang berkali-kali karena rasanya kayak rumah.

4. Lewat cara kita nolak ajakan hangout, dan lebih memilih istirahat.

5. Lewat tawa kita sendiri yang muncul tiba-tiba waktu sendirian.

Jadi sekarang, aku belajar buat nggak ngegasin diri sendiri terus.

Aku belajar bilang:

“Kalau hari ini bingung, nggak apa-apa.”
“Kalau belum nemu tujuan hidup, ya nggak harus buru-buru.”
“Kalau kamu lagi males, ya jangan langsung dihukum.”
“Kalau kamu sedih tapi nggak tau kenapa, ya peluk diri sendiri aja dulu.”

Karena ternyata…
diri kita tuh bukan teka-teki yang harus buru-buru diselesaikan.
Tapi lebih kayak lagu—perlu waktu buat dinikmati, dipahami, dan dimaknai.

Sekarang, aku masih sering bingung.
Masih suka overthinking.
Masih ada hari-hari di mana aku ngerasa “aneh” sendiri.
Tapi perbedaannya,
aku udah nggak memusuhi kebingunganku.

Aku malah sering ngobrol sama diri sendiri.
Beneran. Kayak:

“Eh, hari ini kamu pengen ngapain?”
“Kenapa sih kamu kesel tadi?”
“Kamu butuh pelukan, atau cukup martabak manis?”

Dan ternyata...
ngobrol sama diri sendiri tuh menenangkan.

Karena jujur aja, hidup ini udah cukup ribet tanpa harus terus-menerus bikin dirimu sendiri jadi musuh.

Kalau orang lain nggak ngerti kamu, itu wajar.
Tapi kalau kamu sendiri terus marah karena belum ngerti dirimu…
wah, bisa-bisa kamu makin capek.

Jadi, kalau kamu sekarang lagi di fase aneh:
bingung, nggak tahu maunya apa,
terlalu banyak suara di kepala,
dan kadang ngerasa kayak...

“Aku tuh siapa, sih sebenernya?”

Tenang.
Kamu bukan satu-satunya.
Dan kamu nggak salah.

Kadang, justru saat kita nggak ngerti diri kita, di situ kita belajar mengenalnya lebih dalam.
Pelan-pelan.
Satu hari satu langkah.
Kayak kenalan sama orang baru, tapi orang itu… adalah kamu sendiri.

Hidup bukan kuis cepat-cepat harus ada jawabannya.
Hidup itu proses.
Kadang bingung, kadang nemu arah, terus hilang lagi…
ya emang gitu.

Yang penting, kamu masih di sini.
Masih bernapas.
Masih coba lagi.
Masih mau nyari tahu tentang kamu versi yang terbaik, walau sekarang rasanya masih blur kayak kamera murah di malam hari.

Dan ingat, kamu nggak harus paham semuanya sekarang.
Cukup temani dirimu sendiri,
kayak sahabat yang nggak selalu tahu solusi,
tapi selalu siap dengerin.

Karena mungkin...
jadi diri sendiri itu memang capek.

Tapi bisa ketawa bareng diri sendiri di tengah kebingungan...
itu lucu juga, ya?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • kori

    Colokin aja tuh daun ke matanya

    Comment on chapter Bab 2
  • kori

    Prince tipe yang kudu ditampol dulu

    Comment on chapter Bab 1
  • shasa

    Bakal seru ini wkwk...

    Comment on chapter Bab 1
  • jewellrytion

    Bener-bener bad Prince!! Sesuai dengan judulnya. Baru baca Bab 1 aja udah bikin spaneng sama kelakuannya πŸ˜©πŸ˜‚πŸ˜‚

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
When I Met You
650      375     14     
Romance
Katanya, seorang penulis kualat dengan tokohnya ketika ia mengalami apa yang dituliskannya di dunia nyata. Dan kini kami bertemu. Aku dan "tokohku".
Kenangan Masa Muda
7189      1968     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
The Secret
428      293     1     
Short Story
Aku senang bisa masuk ke asrama bintang, menyusul Dylan, dan menghabiskan waktu bersama di taman. Kupikir semua akan indah, namun kenyataannya lain. Tragedi bunuh diri seorang siswi mencurigai Dylan terlibat di dalam kasus tersebut. Kemudian Sarah, teman sekamarku, mengungkap sebuah rahasia besar Dylan. Aku dihadapkan oleh dua pilihan, membunuh kekasihku atau mengabaikan kematian para penghuni as...
Melting Point
5962      1286     3     
Romance
Archer Aldebaran, contoh pacar ideal di sekolahnya walaupun sebenarnya Archer tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Sikapnya yang ramah membuat hampir seluruh siswi di sekolahnya pernah disapa atau mendapat godaan iseng Archer. Sementara Melody Queenie yang baru memasuki jenjang pendidikan SMA termasuk sebagian kecil yang tidak suka dengan Archer. Hal itu disebabkan oleh hal ...
No Longer the Same
767      549     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
When I Found You
3268      1090     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
ATMA
345      247     3     
Short Story
"Namaku Atma. Atma Bhrahmadinata, jiwa penolong terbaik untuk menjaga harapan menjadi kenyataan," ATMA a short story created by @nenii_983 Β©2020
Menjadi Aku
830      606     1     
Inspirational
Masa SMA tak pernah benar-benar ramah bagi mereka yang berbeda. Ejekan adalah makanan harian. Pandangan merendahkan jadi teman akrab. Tapi dunia tak pernah tahu, di balik tawa yang dipaksakan dan diam yang panjang, ada luka yang belum sembuh. Tiga sahabat ini tak sedang mencari pujian. Mereka hanya ingin satu halmenjadi aku, tanpa takut, tanpa malu. Namun untuk berdiri sebagai diri sendi...
Yu & Way
228      182     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakanβ€”tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...
Frasa Berasa
67939      7473     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...