Bab 34
Dokter Prapti
Kembali Lala harus berganti psikiater karena Dokter Sisi akan meneruskan S2 di luar negeri. Kali ini, Lala harus berangkat ke sebuah rumah sakit tentara karena jatah BPJS-nya di situ. Kadang, Lala diantar Papa. Kadang, Lala harus naik bus sendiri atau naik sepeda motor online.
Kali ini, Lala beruntung karena jadwal dokternya di pagi hari. Di pagi hari, Lala cenderung sehat dan konsentrasinya masih bagus. Menjelang siang, konsentrasinya sering berantakan setelah ia bekerja sedari pagi. Menjelang siang, ia sudah kelelahan. Namun, ada kalanya, ia bisa bertahan seharian.
“Perkenalkan, saya Dokter Prapti,” sapanya.
“Saya Lala,” sapa Lala balik.
“Ceritakan apa keluhanmu,” suruh Dokter Prapti.
“Saya sering sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Kekuatiran, ketakutan, kecemasan, kesedihan, semuanya bercampur menjadi satu dan meningkat tajam,” keluh Lala.
“Itu serangan panik. Obatmu harus ditambah,” putus Dokter Prapti. Ia menulis-nulis di selembar kertas.
“Sekarang, tolong tunggu di depan farmasi sampai namamu dipanggil,” katanya lagi.
Lala menunggu di depan farmasi cukup lama karena banyaknya pasien yang berjubel. Bahkan, beberapa mendapatkan tempat duduk setelah ada yang dipanggil dan pergi dari situ.
Seorang pria berambut keriting cepak mengajak Lala mengobrol, “Sakit apa, Mbak?”
“Sakit mental,” jawab Lala.
“Saya juga, Mbak. Bahkan, saya sampai takut keluar rumah. Saya takut terjadi sesuatu yang buruk kepada saya kalau saya berada di luar rumah,” kata pria itu.
Tak berapa lama, nama Lala dipanggil. Ia berpamitan kepada pria itu dan mengambil obatnya di bagian farmasi.
Sebelum pulang, Lala melongok ke obatnya di kantong plastik. Obatnya sudah berbeda dengan yang sebelumnya, berwarna kuning dan merah. Entah apa namanya, Lala tidak mengetahuinya, hanya penampilannya berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Obat-obatan itu sudah dikeluarkan dari blister pembungkusnya dan dimasukkan ke dalam wadah plastik obat berwarna bening.
Lala pulang naik sepeda motor online.