Loading...
Logo TinLit
Read Story - FAYENA (Menentukan Takdir)
MENU
About Us  

Fayena tertawa lepas melihat ikan kecil yang berhasil Juanda dapatkan. Padahal ketika kailnya bergerak, Juanda sudah sangat girang sekali. Fayena pikir pemuda itu akan dapat ikan nila yang besar, nyatanya hanya sebesar telunjuknya saja. Juanda tak ingin melepas ikan itu meski Fayena menyuruhnya.

"Lepas aja kali. Itu kecil banget ya ampun Juanda. Itu kecil banget. Hahaha!" celoteh Fayena tertawa lepas sambil menunjuk ke arah ikan yang Juanda masukan ke dalam ember.

"Nggak. Biarin saya yang makan. Enak aja udah girang, eh dapat ikan kecil. Terus mau dilepasin gitu?" gerutu Juanda kembali memasang umpan dikailnya.

"Ikan segitu mah nggak usah dibuang lagi isi perutnya. Digoreng juga bakal ilang," ucap Fayena di sisa tawanya.

Juanda menoleh pada Fayena yang kembali tenang memegangi alat pancingan. Pria itu tersenyum simpul, sudah lama ia tak melihat Fayena tertawa seperti itu. Ia pikir setelah memasuki kehidupan kedua ini, dirinya tak akan bisa lagi bertemu dengan Fayena. Tiba-tiba, Fayena menoleh pada Juanda, membuat pria itu langsung mengalihkan tatapannya dengan perasaan teramat gugup.

"Kenapa lo natap gue gitu banget? Jangan pikir gue Yena, ya. Gue Fa-ye-na. Tapi kalau lo kangen banget sama Yena, ya boleh aja sih lo anggap gue dia. Setidaknya lo nggak pundung terus mikirin dia," ujar Fayena dengan ringan.

Juanda melebarkan kedua matanya menatap Fayena. "Boleh, Faye?"

Fayena menoleh pada Juanda seraya tertawa geli. "Ih, lo beneran kangen sama Yena? Gila segitunya, padahal udah lama nggak ketemu, ya? Tapi lo kayak cinta banget sama dia. Jadi pengin jadi Yena deh."

"Iya udah lama," sahut Juanda mendadak sendu sambil menatap ke arah depan. "Jika waktu bisa diputar kembali, saya nggak mau ninggalin dia."

"Emang lo yang ninggalin dia? Pindah ke kota apa gimana?" Fayena mulai bertanya dengan raut wajah penuh rasa penasaran.

"Terakhir saya dan Yena ketemu, waktu saya temuin dia di ladang. Saya mau ngajak dia ke pasar malam yang biasanya diadakan sebulan sekali di lapangan luas depan desa. Tapi Yena nggak mau dengan alasan malu dan takut kalau diejek warga. Saya kesal sama Yena dan ... marah waktu itu ke dia ....'' Juanda pun mengingat kembali momen dirinya bersama Fayena waktu di desa.

FLASHBACK

Juanda berlari menghampiri Fayena yang sedang memanen bawang merah. Pria dengan senyuman manis dan berkulit bersih itu berjongkok di tepi ladang sambil menghadap Fayena yang tengah sibuk dengan kegiatannya.

"Fayena!"

Fayena menoleh dengan raut wajah dinginnya. Gadis itu memang sangat jarang tersenyum dan sungkan untuk menunjukkan banyak ekspresi. Raut wajahnya selalu datar terkesan dingin. Termasuk pada pemuda yang ia sukai, yaitu Juanda.

"Naik dulu, yuk! Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ajak Juanda menunjukkan senyuman manisnya.

"Aku lagi sibuk, Wan," sahut Fayena.

"Sebentar aja. Kalau nggak mau aku yang turun, ya?"

"Jangan!" sahut Fayena cepat. "Nanti sendal kamu kotor dan ibumu tahu kalau kamu ke sini," lanjutnya seraya bangkit dari posisi berjongkoknya.

Juanda dan Fayena akhirnya duduk di sebuah saung. Gadis itu tampak tak tenang. Ia melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tak ada yang melihat mereka sedang bersama. Bisa-bisa dirinya menjadi korban jambakan ibunya Juanda lagi seperti dua bulan yang lalu.

"Cepetan, Juan. Ada apa?" desak Fayena.

Juanda membenarkan rambut keriting Fayena yang nyaris masuk ke mata gadis itu karena angin yang bertiup. Wajah Fayena melunak begitu mendapat perlakuan manis dari Juanda.

"Malam ini ada pasar lho di depan desa. Ke sana berdua, yuk, Faye! Pasti seru banget deh liat pertunjukkan teater sambil makan jagung bakar atau minum kopi susu kayak yang aku kasih ke kamu bulan kemarin," ajak Juanda dengan antusias. Ia berpikir Fayena akan menyetujuinya dengan antusias pula. Namun gadis itu malah menggeleng pelan.

"Maaf, Juan. Kayaknya kita nggak bisa pergi bersama deh," tolak Fayena.

"Kenapa, Faye? Kamu udah ada janji sama orang lain buat pergi ke sana?"

Fayena langsung menggeleng kepalanya. "Mana ada sih yang mau ngajak aku jalan selain kamu. Yang ngedeketin aku juga cuma kamu. Kamu lupa aku ini pembawa sial?"

"Fayena! Aku nggak suka ya kalau mau ngomong kayak gitu lagi. Nggak ada istilahnya pembawa sial, Fay. Aku kalau lagi kenapa-kenapa, itu bukan karena deketan sama kamu. Itu murni takdir aku aja yang lagi apes. Ya wajarlah namanya juga hidup, nggak mungkin enak terus tanpa musibah," lontar Juanda dengan nada bicara yang tak suka. Selain neneknya Fayena, Juanda adalah orang yang tak setuju dengan predikat pembawa sial yang diberikan pada Fayena.

"Tapi kenyataannya kayak gitu, Juan. Dari kecil aku bikin masalah terus, bikin ayah dan ibu sial terus. Yang aku ingat aja, ya. Waktu umur lima tahun aku jatuh ke sumur, ayah yang rela turun ke sumur buat selamatin aku. Lalu pas aku sekolah SD kelas satu, aku kelepasan ayam yang aku pegang sampai bikin kaget sopir Pick Up yang ngangkut telur sampai mobilnya nyungsep. Ayah yang ganti telur yang pecah sampai ratusan ribu padahal keuangan sedang sulit. Terus waktu kelas empat SD aku hampir bikin nyawa Ibu melayang karena jemput aku di sekolah pas hujan deras, Ibu nyaris tersambar petir. Lagi, waktu SMP aku ngelempar batu dan kena mobil orang kaya dan dituntut ganti rugi jutaan rupiah. Ayah berminggu-minggu bekerja tanpa upah. Lagi waktu SMA aku pernah digosipkan hamil di luar nikah sampai bikin ayah dan ibu dipanggil ke sekolah dan dikatain orang kampung. Dan terakhir, ayah meninggal karena nyelamatin aku dari ular berbisa. Juan, itu semua karena aku! Gara-gara aku, Juan!"

"CUKUP FAYENA!" teriak Juanda berkilat marah. Ia berdiri sambil menatap gadis itu dengan emosi yang membumbung tinggi. "ITU BUKAN SALAH KAMU! ITU TAKDIR!"

"TAPI AKU YANG BAWA TAKDIR SIAL ITU, JUANDA!" balas Fayena.

"GILA KAMU!" teriak Juanda saking kesalnya. "Kamu tuh kayak orang gila sadar nggak sih, Faye? Kamu seolah-olah selalu meracau kalau kamu pembawa sial, padahal aku setiap hari bilang kalau kamu bukan pembawa sial. Kamu anugrah buat aku. Kamu kebahagiaan aku di saat aku muak sama kehidupanku, Faye. Cuma sama kamu hidup aku lebih berwarna. Ngerti nggak sih kamu? Sadar dong! Jangan ikutin kata hati kamu yang dari awal emang sudah salah!"

Fayena mengangguk dengan air mata yang berlinang di pipinya. "Ya. Aku emang sudah gila, Juanda. Aku gila sejak ayah meninggal dan ibu yang pergi ke kota. Aku kerja supaya bisa terus hidup, biar bisa hukum diriku sendiri karena udah bikin sial banyak orang. Dan kamu malah jatuh cinta sama orang gila? Kamu mau ikutan gila? Aku sih nggak sudi gila sama kamu. Gila itu cuma buat aku, Juanda. Nggak usah sok perhatian dan sama-samain takdir kita. Kita jelas beda," cetus Fayena sebelum pergi meninggalkan Juanda menuju ladang bawang lagi. Juanda begitu sakit hati melihat betapa egoisnya seorang Fayena yang tetap melanjutkan pekerjaannya usai menusuknya dengan sebuah belati tak kasat mata.

"Aku cinta kamu, Fayena. Sialnya aku ya cinta sama kamu," ucap Juanda menangis sesegukan.

FLASHBACK END

Terdengar isak tangis pelan di sampingnya, membuat Juanda menoleh. Ia panik melihat Fayena yang berlinang air mata. Mengapa Fayena tiba-tiba menangis? Apakah ia mengingat sesuatu tentang kehidupannya yang sebelumnya? Itulah dua pertanyaan yang tercipta di kepala Juanda saat ini.

"Eh, Faye kok nangis? Saya salah ngomong apa gimana nih?"

Fayena menyeka air matanya sambil memasang wajah cemberut pada Juanda. "Sebenernya lo itu ada bakat akting apa gimana sih? Lo tuh kalau lagi cerita tuh kayak mendalami banget. Jadi nangis kan gue. Gue nggak tau ada hubungan apa gue sama Yena-nya elo. Tapi gue selalu ngerasain perihnya perasaan dia lewat cerita lo tadi. Gue jadi penasaran deh sama tuh cewek. Sekarang dia masih di desa itu?"

Juanda mengembuskan napas pelan. Ia pikir Fayena mengingat tentang identitas asli dirinya dulu. Meski begitu, Juanda tetap senang karena setidaknya sedikit demi sedikit ia bisa membangkitkan perasaan Fayena yang dulu di raga Fayena yang sekarang.

"Saya nggak tau dia masih ada di desa itu atau enggak, Fay. Saya harap walau dia udah nggak ada di sana, saya tetap punya kesempatan untuk pergi ke sana," lontar Juanda. "Sama Faye," lanjutnya.

"Kapan? Gue mau kok temenin lo ke sana," ucap Fayena dengan antusias. Ia melirik ke sekitar sebelum membisikkan sesuatu pada Juanda. "Tapi jangan sampai Regina tau, bisa ngelarang dia kalau gue keluyuran."

Juanda tertawa kecil. "Oke. Kalau Faye punya waktu yang tepat, bilang, ya. Biar kita bisa ke tempat itu berdua."

"Okey!"

Regina berjalan menuju dapur. Dengan mata yang setengah terbuka, wanita itu melihat Juanda dan Fayena berusaja menyudahi kegiatan memancingnya.

"Udah selesai? Dapat berapa?" tanya Regina.

"Gue dapat empat, Juan dapat dua. Tapi yang satunya kayak jari telunjuk dia," sahut Fayena tertawa di akhir jawabannya.

"Hahaha! Bener-bener ya kalian. Ikan kecil mah lepasin aja. Digoreng cuma cukup makan nasi dua sendok," ujar Regina tertawa.

"Dia nggak mau," sahut Fayena.

Sembari menunggu ikan dimasak oleh Bude Arumi, mereka bertiga duduk di lantai ruang santai sambil main ular tangga. Juanda berdecak karena selalu menempati ekor ular yang mana ia harus turun ke nomor bawah lagi.

"Hahaha! Juan-juan. Sial banget sih jagoan kuning lo. Masa keinjek uler terus," ledek Fayena puas.

"Liat aja kali ini saya dapat angka enam," ujar pemuda itu seraya melemparkan dadu. Namun, yang keluar malah angka satu. Makin kencanglah tawa seorang Fayena.

"HAHAHA! Aduhh perut gue sakit," desis Fayena memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa. Apalagi melihat raut wajah cemberut Juanda, membuat tangan kanannya berusaha mencubit dagu pemuda itu dengan gemas.

Regina yang sedari tadi menatap interaksi mereka menatap penuh kecurigaan. Kedua sudut bibirnya tiba-tiba terangkat ketika menemukan ide yang cemerlang. "Hehe. Bisa nih si Juan gue jadiin penghancur hubungan Faye sama si titisan Firaun. Gedeg banget gue setiap kali tuh cowok egois sama Faye. Mampus lo Faye udah nemu cowok yang bikin dia nyaman," batin Regina.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dark Shadow
358      230     5     
Horror
Tentang Jeon yang tidak tahu bahwa dirinya telah kehilangan Kim, dan tentang Kim yang tidak pernah benar-benar meninggalkan Jeon....
CHANGE
482      344     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
Titip Salam
3783      1453     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
90      83     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Farewell Melody
266      184     2     
Romance
Kisah Ini bukan tentang menemukan ataupun ditemukan. Melainkan tentang kehilangan dan perpisahan paling menyakitkan. Berjalan di ambang kehancuran, tanpa sandaran dan juga panutan. Untuk yang tidak sanggup mengalami kepatahan yang menyedihkan, maka aku sarankan untuk pergi dan tinggalkan. Tapi bagi para pemilik hati yang penuh persiapan untuk bertahan, maka selamat datang di roller coaster kehidu...
The Boy Between the Pages
1080      752     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
Bukan Bidadari Impian
132      105     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Pasal 17: Tentang Kita
121      43     1     
Mystery
Kadang, yang membuat manusia kehilangan arah bukanlah lingkungan, melainkan pertanyaan yang tidak terjawab sebagai alasan bertindak. Dan fase itu dimulai saat memasuki usia remaja, fase penuh pembangkangan menuju kedewasaan. Sama seperti Lian, dalam perjalanannya ia menyadari bahwa jawaban tak selalu datang dari orang lain. Lalu apa yang membuatnya bertahan? Lian, remaja mantan narapidana....
Imajinasi si Anak Tengah
1886      1115     16     
Inspirational
Sebagai anak tengah, Tara terbiasa berada di posisi "di antara" Di antara sorotan dan pujian untuk kakaknya. Dan, di antara perhatian untuk adiknya yang selalu dimanjakan. Ia disayang. Dipedulikan. Tapi ada ruang sunyi dalam dirinya yang tak terjamah. Ruang yang sering bertanya, "Kenapa aku merasa sedikit berbeda?" Di usia dua puluh, Tara berhadapan dengan kecemasan yang tak bisa ia jel...
BestfriEND
34      30     1     
True Story
Di tengah hedonisme kampus yang terasa asing, Iara Deanara memilih teguh pada kesederhanaannya. Berbekal mental kuat sejak sekolah. Dia tak gentar menghadapi perundungan dari teman kampusnya, Frada. Iara yakin, tanpa polesan makeup dan penampilan mewah. Dia akan menemukan orang tulus yang menerima hatinya. Keyakinannya bersemi saat bersahabat dengan Dea dan menjalin kasih dengan Emil, cowok b...