Loading...
Logo TinLit
Read Story - FAYENA (Menentukan Takdir)
MENU
About Us  

Pukul empat sore Juanda telah sampai di kafe ... untuk bertemu dengan Fayena. Juanda mengenakan setelan kemeja berwarna cokelat dan rambut yang tersisir dengan rapi. Ditambah aroma maskulin yang membuat Juanda lebih percaya diri. Di tengah rasa gugupnya, Juanda merapalkan doa agar pertemuannya kali ini dengan Fayena adalah awal dari takdir baiknya pada kehidupan ini sebelum mengajak Fayena kembali ke kehidupan mereka yang sebelumnya.

"Sorry ya telat," ucap Fayena tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan itu.

Juanda membuka matanya, ia langsung bergeser tempat duduk untuk mempersilakan Fayena duduk. "Eh, iya-iya. Duduk di sini, Faye," ucap Juanda mempersilakan.

"Kita kayaknya ngomong pakek bahasa santai aja, ya. Nggak usah formal kayak pertama kali ketemu. Jadi sekarang lo, gue anggap teman gue," ucap Fayena tersenyum.

Juanda mengangguk dengan kaku saking senangnya. "Boleh, Faye. Ini saya udah pesen makanan. Cuma nggak tau cocok atau enggak sih di kamu. Kalau mau nambah menu lagi silakan," ujarnya.

''Nggak deh. Ini pun udah cukup. Gue suka kue pandan keju. Kok lo tau sih? Keknya gue nggak pernah ngasih tau fans gue deh soal kue kesukaan gue. Eummm .... enak banget," ucap Fayena seraya mencoba kue bolu pandan keju itu.

"Cuma iseng sih, itu kue kesukaan temen saya dulu di desa. Yang ada dalam lukisan itu. Dulu saya pernah dibikinin kue bolu pandan keju sama mamah saya. Saya bawa kue itu ke dekat ladang, terus kasih ke sini. Dia suka banget walau nggak mau bilang suka. Hehe. Eh, maaf lho malah curhat." Juanda sengaja menyungkit hal itu kalau-kalau Fayena mengingatnya. Namun, sepertinya gadis itu tak mengingatnya sama sekali.

Fayena tertawa geli. "Ya gapapa kali. Wajarlah inget temen cewek yang lo suka. Gue juga bakal gitu kali. Gue juga inget kesukaan cowok gue. Apapun yang dia suka gue inget," tukasnya.

"Emang bener ya kalau pacar kamu itu si Alfino itu?"

"Iya. Kenapa?"

"Oh, gapapa. Saya pernah baca di sosial media soalnya. Dia banyak skandal. Eh, maaf lho, Faye. Maksudnya nggak nyangka aja kamu bisa pacaran sama Alfino dan awet banget sampai sekarang. Jadi berita putus itu nggak bener?"

Fayena menggeleng seraya meraih jus jeruk dan meneguknya. Sesuai dugaan Juanda, Fayena pasti memilih jus teruk dari pada jus melon. Ia sengaja memesan dua minuman yang berbeda, satu minuman kesukaan Fayena dan minuman kesukaan dirinya.

"Emang sering berantem sih, tapi nggak sampai putus. Gua sih bodo amat kadang sama skandal dia. Hal terpenting itu dia selalu setia sama gue dan nggak pernah main cewek lain. Zaman sekarang mah susah nyari cowok yang setia. Tapi Alfino bener-bener setia sama gue. Buktinya dia nggak pernah tersandung skandal pacaran sama cewek lain," celoteh Fayena panjang lebar.

Juanda ingin sekali menunjukkan potret Alfino yang selalu membawa perempuan lain ke rumah. Bahkan Juanda yakin mereka juga pernah melakukan hubungan terlarang. Bisa-bisanya Fayena tak tahu jikalau kekasihnya itu buaya darat. Anehnya lagi, kok bisa para tetangga nggak pernah liat si Alfino bawa cewek. Terus para wartawan atau paparazi tak pernah memergoki skandal itu?

"Bagus deh kalau Faye dapat cowok yang bener-bener setia," ujar Juanda dengan menekan kata setia di akhir kalimat.

"Oh ya, Juan. Lo kerja apa nih? Kita seumuran nggak sih? Atau tua lo beberapa tahun?" Fayena mulai mengalihkan obrolan mereka.

"Fotografer sih. Cuma nggak serius-serius amat. Cuma kalau lagi pengin cari job aja. Kita beda dua tahun, Faye. Saya lebih tua dua tahun dari kamu," sahut Juanda.

"Bagus dong kalau gitu. Lo mau nggak jadi asisten pribadi gue? Ya gue nawarin lo karena emang kita kayak nyambung aja ngomongnya. Lo juga penggemar gue, kan? Ya otomatis lo emang berusaha ngelindungi gue. Nggak diraguin lagi gitu,'' tawar Fayena.

Juanda melebarkan matanya mendengar penawaran yang sangat menarik itu dari Fayena. Rasanya ia tengah bermimpi. Niatnya ingin mendekati Fayena mun dipermudah dengan pekerjaan ini. "Mau banget! Saya mau banget, Fayena. Ini beneran kamu percaya saya jadi asisten kamu? Ya ampun senang banget," ucap Juanda heboh. Senyumannya tak dapat ia bendung lagi, apalagi melihat Fayena tertawa lepas di hadapannya.

"Lucu banget sih lo kagetnya. Ya seriuslah. Jadi asisten pribadi gue itu izin dua bulan nggak balik-balik. Manager gue si Regina udah ngeluh karena kerjaannya merangkap jadi asisten gue juga. Jadi kalau lo mau, lo besok bisa datang ke agensi gue, ya. Bikin surat lamaran kek biasa ngelamar pekerjaan. Gue ntar bilang ke pihak agensi juga kalau percaya lo yang jadi asisten pribadi gue," tukas Fayena tersenyum.

Juanda mengangguk senang. "Oke. Besok pagi saya bakal antar lamaran ke sana. Makasih lho Faye kamu percaya sama saya buat jadi asisten kamu," ucapnya lagi dengan tulus.

Fayena tersenyum simpul. "Gue nggak tau kita kayak udah kenal lama gitu. Terus pas liat lukisan cewek yang nggak sengaja lo kirim, gue ngerasa kangen banget sama dia. Rasanya mau ketemu gitu. Jadi kalau udah lama kerja sama gue dan ada waktu liburan, bolehkan gue ke desa lo yang dulu. Jadi lo bisa sekalian ketemu sama tuh cewek," ujar Fayena. Ia menyenggol lengan Juanda lengan sikutnya sambil menggoda pria itu. "Napa lo senyum-senyum gitu? Kangen banget ya sama dia? Kenapa nggak disamperin si?"

Juadan tersenyum malu sambil mengusap tengkuknya. "Udah lama nggak ketemu dia. Jadi nggak bisa ngebayangin kalau ketemu lagi."

"Tapi lo jangan nangis ya kalau emang dia udah nikah di desa. Gue yang bakal cariin lo pengganti dia. Nggak usah galau," ujar Fayena. Mereka pun tertawa bersama.

Sepulang dari makan bersama Juanda, Fayena kaget melihat rumahnya yang tampak menyala lampu-lampunya. Siapa orang yang berkunjung ke rumahnya? Usai memasukkan mobil ke garasi mobil, Fayena langsung memasuki rumahnya. Suara seseorang yang bernyanyi tak jelas pun terdengar, Fayena mempercepat langkah kaki jenjangnya menuju ruang tengah. Tampak sang Ayah sedang bernyanyi dengan gembira di hadapan tiga wanita yang berpakaian seksi. Fayena membulatkan matanya begitu melihat pemandangan tak menyenangkan itu.

"AYAH NGAPAIN KE SINI?!" teriak Fayena murka.

Pria paruh baya dengan pakaian berandalan itu pun mematikan musiknya. Tiga wanita itu juga menatap terkejut Fayena. Mereka mulai berbisik-bisik begitu melihat anak dari pria yang mereka kencani ternyata benar seorang penyanyi terkenal yaitu Fayena. Fayena tak dapat lagi menahan dirinya, kepalang malu dengan orang lain pun sudah tak bisa ia atasi lagi.

"Kenapa kamu nggak balas pesan Ayah, Fayena? Ayah minta uang cuma sepuluh juta tapi kamu nggak balas pesan Ayah. Mau ngelupain orang tua kamu setelah sukses gini? Bener-bener kayak di atas angin kamu ya sekarang. Lupa sama orang tua sendiri," tuding Barto—ayah kandung Fayena.

Fayena geleng-geleng menatap ayahnya yang tak tahu diri. "Bukannya baru bulan kemarin Ayah minta tiga puluh juta buat tebus sertifikat tanah yang Ayah gadaikan? Sekarang minta lagi sepuluh juta? Mikir dong, Yah. Ini udah nggak wajar. Masalahnya duitnya nggak jelas Ayah kemanain!"

PLAK!

Barto menampar wajah Fayena dengan keras, membuat Fayena memekik kesakitan. Ia menatap kesal ayahnya dengan tatapan penuh dengan kemurkaan. Belum lagi ia sangat malu diperhatikan oleh tiga orang asing di sofa itu.

"Bagus banget kamu berani ngomong sama orang tua kayak gitu. Ingat Fayena, tanpa Ayah kamu nggak ada di dunia ini. Kalau cuma ngandelin rahim ibumu doang ya nggak bisa," cibir Barto tertawa mengejek. Fayena mengepalkan tangannya erat-erat saking kesalnya dengan sang Ayah yang sudah sangat keterlaluan padanya.

"Ayah mending pergi dari sini sebelum aku panggil security. Aku bakal trasnfer uang itu dan jangan ganggu aku lagi! Ayah kayak gini sama aja ngerusak karir aku, Yah. Pergi sekarang juga atau aku teriak sekarang!" ancam Fayena menatap tajam ayahnya.

Barto menunjuk wajah Fayena dengan tatapan menusuknya. "Awas aja kamu nggak transfer duitnya. Ayah bakar sekalian rumah ini kalau sampai kamu bohong," balas Barto sebelum pergi meninggalkan Fayena.

"Terus kalian ngapain tetap di situ? Keluar nggak dari rumah gue! Muka kalian bertiga udah terekam di CCTV rumah gue. Kalau sampai kalian umbar masalah keluarga gue, kalian bakal gue penjarain bagaimana pun caranya!" cetus Fayena

Fayena menatap tajam tiga wanita yang masih duduk di sofa. Mereka langsung berdiri dan membereskan tas mereka sebelum berlalu dari hadapan Fayena. Saat itulah Fayena jatuh terduduk dengan berurai air mata. Ia menangis sesegukan sambil menekan dadanya. Tangisannya begitu pilu dan menyakitkan. Orang-orang hanya tahu Fayena yang bahagia, selalu tampil cantik, dan dicintai banyak orang. Namun, mereka tak tahu seberapa beratnya kehidupan Fayena yang sebenarnya.

Fayena melangkah gontai ke arah meja ruang tamu. Banyak sekali puntung rokok dan kaleng minuman soda dan kulit kacang yang berserakan. Fayena membereskan semuanya dengan mata yang bengkak karena terlalu banyak menangis. Ia teringat sosok ibunya yang sudah lama tak ia jumpai. Sejak berpisah dengan ayahnya, ibunya Fayena telah lama meninggalkan rumah. Entah ibunya sudah memiliki kehidupan baru dengan keluarga baru atau tidak, Fayena tak tahu. Ibunya hanya menghubunginya hanya untuk menanyai keadaannya saja. itu pun sangat jarang sekali. Paling dua kali dalam setahun. Keadaan keluarga yang seperti inilah yang membuat Fayena selalu berjuang keras mempertahankan karirnya agar selalu cemerlang. Jika tidak dirinya sendiri yang membahagiakan dirinya, lalu siapa lagi?"

Fayena berjalan menuju kamarnya. Kepalanya terasa begitu berat dan matanya nyaris selalu ingin tertutup. Guyuran air yang dingin adalah pereda rasa tak nyaman ini. Fayena pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya berkali-kali di wastafel. Menatap wajahnya yang menyedihkan malam ini dan harus ceria besok harinya lagi.

"Gue muak hidup kayak gini. Sumpah gue muak banget. Mending gue hidup biasa aja sekalian dan nggak dikenal banyak orang. Hidup di lingkungan yang toxic abis kayak gini cuma bikin gue lama-lama gila," racau Fayena kembali menangis. Ia terus membasuh air matanya dengan air.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Gloomy
608      400     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.
MY MERMAN.
616      456     1     
Short Story
Apakah yang akan terjadi jika seorang manusia dan seorang duyung saling jatuh cinta?
Crystal Dimension
326      226     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
MANITO
1363      934     14     
Romance
Dalam hidup, terkadang kita mempunyai rahasia yang perlu disembunyikan. Akan tetapi, kita juga butuh tempat untuk menampung serta mencurahkan hal itu. Agar, tidak terlalu menjadi beban pikiran. Hidup Libby tidaklah seindah kisah dalam dongeng. Bahkan, banyak beban yang harus dirasakan. Itu menyebabkan dirinya tidak mudah berbagi kisah dengan orang lain. Namun, ia akan berusaha untuk bertahan....
THE HISTORY OF PIPERALES
2112      824     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Rumah?
58      56     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.
Finding the Star
1328      954     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...
Wilted Flower
338      261     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Ikhlas Berbuah Cinta
1216      829     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Rania: Melebur Trauma, Menyambut Bahagia
189      155     0     
Inspirational
Rania tumbuh dalam bayang-bayang seorang ayah yang otoriter, yang membatasi langkahnya hingga ia tak pernah benar-benar mengenal apa itu cinta. Trauma masa kecil membuatnya menjadi pribadi yang cemas, takut mengambil keputusan, dan merasa tidak layak untuk dicintai. Baginya, pernikahan hanyalah sebuah mimpi yang terlalu mewah untuk diraih. Hingga suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Raihan...