Loading...
Logo TinLit
Read Story - FAYENA (Menentukan Takdir)
MENU
About Us  

Fayena sampai di lokasi syuting MV terbarunya di sebuah taman yang luas dan indah. Para kru sudah berkumpul di sana dan memastikan semua tempat pengambilan gambar dan video telah aman dan nyaman digunakan. Fayena kembali dibenahi make up dan tatanan rambutnya oleh Chika, sebelum melakukan pengambilan klip pertama. Singel terbaru Fayena berjudul "Cinta Suci yang Terlupakan" merupakan karya Fayena yang ke-21. Tentu saja para penggemar sangat menantikan lagu itu dirilis. Suara lembut dan dalam milik Fayena membuat lagu itu semakin penuh penghayatan dan cocok didengarkan ketika sedih sendirian.

Awal mula kutak tahu bahwa ini cinta

Aku hanya tahu kita teman biasa

Yang selalu ingin bersama dan mengukir senyuman yang sempurna

Namun semakin aku hari, hatiku menjeritkan cinta untukmu~

Fayena duduk di kursi taman, lalu bertawa bersama seorang pria yang sudah lama menjadi temannya. Namun seiring berjalannya waktu, Fayena mulai berjalan menjauh dari pria itu.  Pria itu pun telah jauh di sana. Fayena akhirnya kembali bertemu dengan pria itu di sebuah minimarket. Mereka berdua yang masih tergolong muda, kembali mendekati satu sama lain. Mereka berjalan bersama ke sebuah jembatan panjang dan indah. Tepat di tengah-tengah jembatan itu, mereka berdua menghentikan langkanya, lalu berdiri menghadap sebuah sungai. Fayena mulai berani meraih tangan pemuda di sampingnya, ia tersenyum manis untuk mengakhiri lagu itu.

CUT!

Fayena mengakhiri syuting MV lagu terbarunya dengan pujian hangat yang diberikan oleh sutradara. Gadis itu tampak ramah mengucapkan rasa terima kasih pada para kru yang juga terlibat dalam proses pembuatan MV lagu terbarunya. Usai syuting, Fayena tak langsung pulang. Ia mendapatkan pesan dari Alfino yang mengajak bertemu.

"Faye, udah deh lo ngomong aja ke Alfino kalau lo udah nggak mau sama dia," ucap Regina menoleh ke belakang, di mana Fayena sedang menyisir rambutnya dengan rapi.

"Apaan sih lo kek ngebet banget nyuruh gue putus sama Alfino. Gue masih sayang sama dia, Re. Lo sih mana tahu rasanya, pacaran aja kagak pernah," sahut Fayena acuh tak acuh sambil memoleskan lipstik ke bibirnya.

"Ck, emang bener-bener lo, ya. Ini dia ngajak ketemuan pasti mau ngomelin elo masalah lawan main di drama terbaru itu. Soalnya pemainnya udah diumumin barusan. Gimana kalau dia ngomong macem-macem terus lo termanipulasi? Gue nggak mau ya lo malu-maluin dengan batalin drama ini," cerocos Regina saking tak terimanya.

"Ya nggak mungkinlah gue batalin. Gue aja udah tanda tangan kontrak. Lagian ini debut pertama gue jadi pemeran utama. Gue nggak mungkin batalin cuma karena Alfino nggak dukung. Ya walau gue sayang banget sih sama Alfino," ujar Fayena menyahuti.

Regina mengembuskan napas pasrah, lalu mengangguk. "Oke deh terserah lo. Yang penting lo jangan macem-macem mau batalin drama ini. Nggak mau tau gue, gue amukin tuh si Alfino kalau bikin lo berubah pikiran." Regina pun menjalankan mobilnya menuju tempat Fayena akan mendatangi Alfino.

Tiba-tiba Fayena mengingat sesuatu tentang Juanda. "Oh, iya. Regina, gue kayaknya udah nemu pengganti fix asisten pribadi gue deh. Dia itu penggemar gue, Re. Dia jadi staff di acara musik kemarin. Jadi waktu itu dia nyamperin gue buat ngasih foto jepretan dia. Gila bagus banget hasilnya. Mana ngomongnya lembut, orangnya juga kayak penyabar dan dewasa banget. Kayaknya cocok deh kalau jadi asisten gue. Secara dia itu penggemar gue, jadi dia pasti mengusahakan banget yang terbaik buat gue. Gimana menurut lo?"

"Oh, ya? Gue liat sih yang jadi dokumentasi kemarin ada cewek dan cowok. Oalah yang cowok itu, ya. Tapi kan lo nggak tau latar belakang dia, Faye. Gimana kalau dia hatter yang nyamar jadi penggemar lo?"

"Bukan sih menurut gue. Cuma buat jaga-jaga, gue bikinin surat kontrak magang gitu. Jadi misalnya dalam waktu satu bulan dia bermasalah, yaudah batal aja. Lagian kan kita perlu jaminan juga kan mau ngontrak dia jadi asisten. Ada berkas dia gituloh. Nggak mungkin juga dia berani. Biar lebih afdol lagi, gue bakal suruh orang menyelidiki Juanda untuk beberapa hari ke depan. Gimana?"

Regina berpikir keras sambil terus menyetir dengan benar. Wanita itu memang agak pemilih dan memikirkan segala sesuatu matang-matang. Namun, akhirnya ia mengangguk juga. "Ya udah deh. Sesuai rencana lo dulu, nanti gue yang bakal introgasi si ... siapa namanya?"

"Juanda."

"Ya, Juanda. Ntar gue mau berhadapan secara langsung sama tuh cowok."

"Jangan galak-galak lo sama orang. Bisa-bisa kabur kalau lo terlalu intimidasi dia. Keknya dia tuh tipe-tipe cowok yang baik dan nggak macem-macem. Mukanya positif vibes banget," kata Fayena.

"Banyak kok muka polos kelakuan kayak iblis," sahut Regina telak.

Akhirnya mobil Regina kemudi sampai di parkiran sebuah kafe. Kafe yang memiliki ruangan pribadi untuk orang-orang yang memiliki pertemuan tak ingin diketahui banyak orang. Bahkan ada pintu khusus di bagian samping  kafe untuk pintu masuknya.

"Lo di sini aja, Re?"

"Mau ngopi gue di dalam. Lo masuk ruangan VVIP, kan?"

"Yoi. Gue duluan, ya," ucap Fayena keluar dari mobilnya menuju pintu samping.

Sesampai di ruangan pilihan Alfino, Fayena pun masuk ke dalamnya. Tampak Alfino sedang minum soda dengan satu kaki naik ke atas kursi. Tatapannya menajam melihat sosok Fayena yang datang menghampirinya dengan senyuman manis.

"Hai, Sayang. Udah lama ya nunggu? Sorry ya, tadi aku syuting MV lagu terbaruku. Kamu mau denger lagunya duluan nggak?"

"Nggak usah bahas tentang lagu kamu. Ini soal pemeran utama cowok yang jadi lawan main kamu di drama terbaru. Kamu ngeyel ya, Faye? Aku kan udah bilang ke kamu langsung nolak kalau lain main kamu si Gabriel? Ini malah sudah diumumkan secara publik daftar pemainnya. Mau kamu apa sih? Kalau udah nggak sayang sama aku bilang!" ketus Alfino menatap tajam ke arah kekasihnya.

Fayena langsung meringsut mendekati Alfino dengan wajah memelasnya. "Aku juga nggak tau, Sayang. Aku nggak tau awalnya kalau lawan mainku beneran Gabriel. Itu pun Regina yang ngasih tau. Y-ya karena aku sibuk ngurusin MV terbaru aku, aku jadi nggak terlalu mikirin soal itu. Tau-taunya udah diunggah aja ke publik," ujar Fyaena mengungkapkan pembelaanya.

"Terus kamu bakal terima aja gitu walau pemerannya Gabriel? Kamu sengaja kan nggak nolak karena emang dapat lawan main kayak Gabriel? Kenapa? Gantengan dia daripada aku atau emang kamu udah ngincer Gabriel dari dulu?" tuding Alfino sampai dirinya berdiri dari tempat duduknya.

Fayena yang mendengar tudingan itu tentu saja kesal, ia juga berdiri dari tempat duduknya. "Jangan asal nuduh ya, Al. Aku tuh nggak ada ngincer siapa-siapa. Lagian ini soal akting doang, soal kerjaan. Kenapa kamu seemosi ini sih sampai nggak ada lembut-lembutnya sama aku? Kalau aku suka sama Gabriel, aku nggak bakal pacaran sama kamu. Aku bakal deketin dia. Nyatanya enggak, kan? Mikir dong, Al, sebelum ngomong," sanggah Fayena dengan mata berkaca-kaca saking kesalnya.

"Kamu ngarep aku lembut setelah nentang aku? Faye, Gabriel itu musuh aku. Nih, kamu liat sendiri gimana sombongnya dia jadi lawan main kamu!" Alfino menunjukkan chatingannya dengan Gabriel pada Fayena. "Nih orang emang belagu! Pakek bilang ada adegan yang enggak-enggak lagi. Kamu pikir aku rela gitu?"

"Nggak ada adegan kayak gitu. Dia cuma mau panas-panasin kamu, Alfino. Nyadar dong kamu tuh terlalu possesif. Udah deh, Al, aku capek debat sama kamu. Kalau kamu ngajak ketemu sama aku cuma buat nuding aku kek gini, mending nggak usah, Al. Mending aku istirahat di rumah nuruti apa kata Regina," cetus Fayena seraya berlalu pergi dari sana.

"FAYE! FAYENA!" teriak Alfino kesal. "Arrgh! SIAL. Faye udah berani ngelawan gue kayak gini rupanya. Pokoknya gue nggak bakal biarin Faye punya kuasa. Dia kudu takluk terus sama gue. Nggak bakal gue biarin dia seenaknya kayak gitu. Apalagi sampai putusin gue."

Alfino pulang ke rumahnya. Sekitar jam tiga sore pria itu sampai di rumah. Di ruang tengah ada Juanda yang sedang menonton televisi bersama pembantu. Melihat kedatangan Alfino, pembantu rumah tangga itu langsung izin ke dapur. Alfino pun langsung mendekati Juanda.

"Nggak Faye, enggak elo emang demen ya tentang gue! Gue udah bilang pembantu nggak boleh duduk di sini! Derajat mereka beda," ketus Alfino.

Juanda meletakkan gelas berisi jus melon ke atas meja, seraya menoleh pada Alfino. "Gue nggak pandang derajat apa-apa ke manusia lainnya. Menurut gue sama aja. Kalau lo nggak suka ya nggak usah liat," ujar Juanda.

Alfino langsung menarik kerah Juanda dan perkelahian pun terjadi. Walau jelas Juanda yang kalah karena tak memiliki kemampuan untuk melukai seseorang. Juanda yang terjatuh ke lantai, lantas menoleh pada Alfino yang berdiri pogah di depannya.

"Lo kalau ada masalah jangan malah lampiasin ke orang dong. Enak aja punya masalah bagi-bagi," sindir Juanda seraya berdiri dan menyingkir dari sana.

"Makanya kalau nggak mau kena imbasnya lo pergi dari rumah ini!"

Juanda tak menyahuti Alfino. Pemuda itu memilih masuk ke kamarnya untuk menghindari perseteruan lebih lanjut. Sesampai di dalam kamar, Juanda mengelus dadanya lega. Ia langsung berlari menuju cermin untuk memeriksa apakah ada luka pada wajahnya atau tidak.

"Syukur selamat gue kagak ada luka di muka. Bukan gue takut sama tuh orang. Masalahnya ntar malam gue ketemuan sama Faye. Faye nggak boleh liat gue luka pokoknya. Ntar dia mikir gue doyan gelud lagi," celoteh Juanda.

Sejenak pemuda itu terdiam begitu terpikir sesuatu. "Kira-kira Fayena bakal ngomong apa aja, ya? Apa langsung aja gue bilang ke dia kalau sebenarnya gue ini ngelakuin hal yang sama kayak dia? Menentukan takdir sendiri?"

Juanda menggeleng. "Enggak deh. Masalahnya kalau dia nggak kenal gue gimana? Masa gue ngaku-ngaku berasal dari kehidupan dia sebelumnya sih. Ya kali Faye bakal percaya. Lagian dilihat dari gejalanya, kayaknya Fayena memilih melupakan secara sempurna kehidupan yang lalu deh. Ck, ini yang susah. Gue harus menyadarkan Fayena terlebih dahulu sebelum ngajak dia kembali ke kehidupan sebelumnya. Takdir terbaik kami dari Tuhan."


 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Future Me: To The Me I'm Yet To Be
351      257     2     
Inspirational
Bagaimana rasanya jika satu-satunya tempat pulang adalah dirimu sendiri—yang belum lahir? Inara, mahasiswi Psikologi berusia 19 tahun, hidup di antara luka yang diwariskan dan harapan yang nyaris padam. Ayahnya meninggal, ibunya diam terhadap kekerasan, dan dunia serasa sunyi meski riuh. Dalam keputusasaan, ia menemukan satu cara untuk tetap bernapas—menulis email ke dirinya di masa dep...
HAMPA
410      283     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Wilted Flower
286      214     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Hideaway Space
66      52     0     
Fantasy
Seumur hidup, Evelyn selalu mengikuti kemauan ayah ibunya. Entah soal sekolah, atau kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal ini, kedua orang tuanya sangat bertentangan hingga bercerai. evelyn yang ingin kabur, sengaja memesan penginapan lebih lama dari yang dia laporkan. Tanpa mengetahui jika penginapan bernama Hideaway Space benar-benar diluar harapannya. Tempat dimana dia tidak bisa bersan...
Finding Home
1990      940     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Before The Last Goodbye
224      203     3     
Fantasy
Jika di dunia ini ada orang yang berhasil membuat sebuah mesin waktu, mungkin Theresia Mava akan menjadi orang pertama yang sukarela mencoba mesin tersebut. Sudah duabelas tahun lamanya ia mencari keberadaan dari Arion Sebastian, sahabatnya yang tiba-tiba menghilang. Ia sudah bertanya pada semua yang mengenal laki-laki itu, tetapi tidak ada satu orang yang mengetahui keberadaannya. Lalu sua...
GEMINI
6370      1574     4     
Fantasy
Sang Raja tak terhentikan. Dia bermaksud menggunakan Blood Moon untuk menghidupkan istrinya dari kematian. Kehancuran total dipertaruhkan. Hanya keturunan asli kerajaan yang dapat menghentikannya. Namun, putra mahkota menghilang. Seorang gadis misterius muncul dan menyelamatkan nyawa putra mahkota tanpa tahu takdir mereka terkait. Siapa dia? Akankah gadis ini berperan penting untuk menghentik...
DocDetec
238      177     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Dalam Waktu Yang Lebih Panjang
350      261     22     
True Story
Bagi Maya hidup sebagai wanita normal sudah bukan lagi bagian dari dirinya Didiagnosa PostTraumatic Stress Disorder akibat pelecehan seksual yang ia alami membuatnya kehilangan jati diri sebagai wanita pada umumnya Namun pertemuannya dengan pasangan suami istri pemilik majalah kesenian membuatnya ingin kembali beraktivitas seperti sedia kala Kehidupannya sebagai penulis pun menjadi taruhan hidupn...
Memoreset (Sudah Terbit)
3821      1438     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...