Loading...
Logo TinLit
Read Story - Only One
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Tidak perlu ada keraguan dalam menjalani hubungan yang selalu menunjukkan rasa sayang serta cinta. Meskipun demikian, pasti ada kendala yang menghadang. Namun, bila memang saling memiliki rasa sayang maupun cinta. Maka, semua itu bisa dilalui dengan baik. Oleh karena itu, kita harus mempercayai perasaan dalam hati.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

"Mah..." Air mata Semesta keluar membasahi pipinya. Terharu, melihat ada sedikit pergerakan dari jari Mamanya. Padahal, hanya beberapa detik saja. Namun, itu sudah sangat membahagiakan bagi Semesta.

 

Rasanya, Semesta ingin langsung memberitahu suster yang sekaligus menjaga merawat Mamanya. Akan tetapi, perawat Mamanya sedang berada di dapur. Ia akan mengatakan pergerakan tangan Mamanya nanti setelah wanita itu kembali. “Aku senang banget Mama mau merespon apa yang baru diceritain aja.”

 

Tak sampai disitu perkembangan Mama Semesta. Kini, wanita paruh baya itu tiba-tiba menyinggingkan senyuman. Semakin membuat Semesta terharu serta bahagia. Karena, selama kondisi ini Mamanya cukup buruk. Hanya diam, tanpa mau berbicara hanya duduk di kasur. Meskipun demikian, kadang-kadang berada di kursi roda. Semesta selalu berusaha mengajak Mamanya tiba-tiba tapi tidak ada respon apapun. Tatapan Mamanya terlihat kosong. Sudah cukup lama, Alena mengalami depresi. Namun Semesta tidak menyerah untuk bisa menyembuhkan apa yang dialami Alena. Mamanya.

 

Seta janji bakalan bisa bikin Mama ditangani dengan baik. Biar, nanti Mama cepat sembuh. Semesta akan melakukan cara apapun untuk bisa membuat Mamanya bisa seperti sedia kala.

 

Pun, Semesta selalu ingin menjauhkan Mamanya dari Papanya. Oleh karena itu, salah satu penyebab Alena depresi yaitu sering terjadi konflik di antara mereka. Sejujurnya, ia pun merasa terus terbayang betapa hebatnya kejadian yang terjadi sewaktu masih kecil.

 

Andai saja, Semesta bisa memutar waktu pasti ia tak ingin melihat segala hal buruk di depan mata. Hingga membuat trauma bagi Semesta. Meskipun demikian, saat ini sudah mulai membaik. Akan tetapi, itu akan terus membekas.

 

Untung saja, Semesta bisa menahan segala rasa sakit sekaligus trauma masa lalu yang terjadi. Selain itu, ia cukup bisa menjaga pikirannya agar tidak terlalu larut dalam masa lalu yang buruk. Sehingga, ia bisa terus maju menatap masa depan. Menjalani segala hal dengan baik.

 

Beberapa menit kemudian. Perawat yang ditugaskan untuk menjaga Alena datang memasuki kamar Alena. Semesta mulai menceritakan semua yang sudah dilihat sedari tadi pada Alena. Mamanya.

 

"Itu perkembangannya bagus, Mas Seta. Semoga kedepannya terus bisa ada banyak perubahan baik pada Mama kamu. Saya akan terus pantau kondisinya. Kalau ada perkembangan lagi, pasti saya akan terima kasih tahu kamu." Lita tersenyum senang merasakan ada perubahan baik pada kondisi Alena. Itu sangat bagus bagi pasien depresi yang sudah bertahun-tahun mengalami kondisi cukup berat.

 

Semesta mengangguk, benar-benar merasa bahagia dengan kondisi Mamanya sudah mulai ada perkembangan.

 

"Terima kasih, sus. Kalo ada apa-apa, atau perkembangan selalu kasih tau saya. Kalo pun, saya lagi di sekolah nggak apa-apa kirim pesan aja." Semesta tidak masalah kapanpun mendapatkan perkembangan kondisi Mamanya. Karena, itu memang sangat penting bagi dirinya. Sehingga, akan melakukan apapun untuk kesembuhan Mamanya. "Oh ya... Sus. Gaji buat suster selama bulan ini sudah saya transfer. Maaf... Kalo mungkin ada keterlambatan. Soalnya--"

 

"Nggak apa-apa, Mas Seta. Lagipula, saya benar-benar ingin membantu Bu Alena sampai sembuh. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir memikirkan gaji saya. Lagipula, saya tahu Mas Seta kerja buat pengobatan Bu Alena sekaligus gaji saya. Padahal, masih sekolah harusnya tidak perlu kerja keras. Mending kamu lebih fokus untuk belajar." Lita sebenarnya tak tega melihat Semesta harus bekerja keras membiayai pengobatan Alena. Mamanya. Padahal, anak lelaki itu harus fokus dengan pendidikan.


"Santai aja, sus. Soal uang, bakalan selalu saya usahakan ada. Asal, Mama bisa ditangani sekaligus awasi dengan baik. Walaupun, memang udah cukup parah kondisinya. Tapi, saya yakin beliau bisa sembuh dalam waktu dekat." Semesta mempunyai kepercayaan bila Mamanya akan bisa sembuh. Meskipun, masih butuh waktu dan biayanya. Cowok itu, akan terlalu mengusahakan apapun demi  kesembuhan Alena. Mamanya.

Lita tersenyum, benar-benar kagum dengan segala hal yang dilakukan Semesta. Terlebih, cowok itu melakukannya demi orang terdekat sekaligus tersayangnya. "Saya akan selalu berdoa sekaligus dukung apapun yang kamu lakukan. Asal, itu masih dalam konteks positif."

"Terima kasih, sus." Semesta merasa punya orang yang bisa memberi dukungan. Meskipun, bukan dari keluarganya. Melainkan, orang luar yang bisa dipercaya.

Kini, suster Lita mulai memeriksa kondisi Alena dengan seksama. Memang tidak terlihat ada perbedaan. Namun, ia yakin untuk ke depannya bisa lebih baik. Terbukti, wanita paruh baya itu mulai mau merespon apa yang diceritakan Semesta.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Javian sudah berada di rumah Javian. Tepatnya, pada ruang tamu kakak sepupu Auretta. Cowok itu, berniat ingin menjemput Auretta. Kekasihnya. Untuk pergi menonton film di bioskop mall terdekat. Karena, memang sudah membuat janji dengan Auretta.

 

"Lo harus jagain adik gue dengan baik. Awas saja, kalo terjadi sesuatu sama dia. Lo bakalan tau akibatnya, Jav. Jangan sampai penyakit dia kambuh di tempat umum. Pokoknya, hindari keramaian yang bisa bikin Auretta ketrigger. Gue nggak mau sampai hal buruk terjadi sama dia." Januar mulai memberi wejangan pada Javian. Agar, tidak ada hal buruk terjadi saat sedang berada di luar rumah. Terlebih, tidak ada penjagaan darinya.

 

Javian mengangguk, seraya menyunggingkan senyum. Ia akan berusaha menjaga Auretta dengan baik semampunya. Ia harap, tidak ada hal buruk terjadi pada mereka berdua. "Gue bakalan usahain yang terbaik buat Auretta. Jadi, nggak perlu terlalu khawatir. Gue bakalan bikin dia senang malam ini."

 

"Gue pegang janji lo, Jav. Pokoknya, hape lo harus standby. Soalnya, gue bakalan terus pantau lo tiap saat." Januar memang cukup over protektif pada Auretta. Karena, kondisi Auretta terkadang bisa tiba-tiba berubah tidak terduga. Akan lebih baik, menghindari beberapa hal, tempat, dan situasi. Agar, yang ditakutkan tidak terjadi.

 

"Oke siap, Kak." Javian tidak masalah harus selalu dipantau oleh Januar. Lantaran, ia memang tidak punya niat buruk pada Auretta. Kekasihnya. Ia hanya ingin pergi berdua menikmati waktu luang mereka.


Januar merasa lega, karena sepertinya Javian memang bisa dipercaya. Meskipun, ia tetap khawatir bila Auretta pergi tanpa dirinya. Namun, ia tak mungkin menganggu waktu kebersamaan sepasang kekasih itu. "Pulangnya jangan kemalaman. Maksimal jam sepuluh. Lagipula, jarak mall dari sini tuh deket. Jangan mampir kemana-mana."

Javian masih sibuk mengobrol dengan Januar. Kini, Auretta muncul sembari menuruni anak tangga. Penampilan gadis itu sangat cantik, meskipun dengan outfit sederhana. Memakai atasan kaos lengan panjang, ditambah bawahan rok berwarna putih.

Tanpa sadar, Javian terdiam karena terpesona melihat penampilan manis sekaligus cantik kekasihnya. Padahal, gadisnya itu tidak memakai baju mewah. Namun, terlihat cukup simple dan elegan. Membuat Javian benar-benar terpanah akan kecantikan yang terpancar dari Auretta.

"Udah siap pergi ya, Dek? Hati-hati di jalan. Jangan lupa kabarin kalo udah sampai tempat tujuan. Biar, gue nggak ngerasa khawatir." Januar menatap Auretta seraya memberikan beberapa nasihat pada adiknya.

Auretta tersenyum ke arah Januar, sedikit melirik kepada Javian yang masih terdiam. "Siap, kak. Nanti pasti gue kabarin nggak usah khawatir."

"Kak Javian... Ayo berangkat, takut nanti malah kemalaman." Auretta menarik seraya menggandeng lengan Javian. Kekasihnya. Membuat Javian kaget, tapi tetap menurut pasrah dengan apa yang dilakukan kekasihnya.

Javian mengangguk, lalu ikut melangkah pergi bersama Auretta. Karena, sudah mendapat izin dari keluarga kekasihnya.

Dalam perjalanan menuju mall, tidak terlalu banyak percakapan. Akan tetapi, baik Javian maupun Auretta senang akhirnya bisa memiliki waktu pergi bersama.

Tidak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan. Javian langsung memesan tiket film yang sudah dipilih.

Pun, Javian meminta Auretta untuk memilih cemilan serta minuman yang akan dibawa masuk ke dalam ruang bioskop. Setelah itu, duduk menunggu sampai film pilihan mereka berdua.

Lima menit kemudian. Mereka sudah memasuki bioskop menempati tempat duduk sesuai tiket. Kemudian, menikmati film yang sudah mulai diputar pada layar.

Saat sedang menonton film di layar. Javian tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Auretta. Ia benar-benar menikmati bersama kekasihnya itu. Sesekali mengelus kepala gadisnya dengan lembut. Berharap, hubungan mereka selalu baik-baik saja.

Auretta mungkin memang bukan cinta pertama bagi Javian. Akan tetapi, saat Javian bertemu Auretta langsung merasa nyaman. Hingga akhirnya, mereka memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih sampai saat ini.

Sejujurnya, Javian cukup takut bila suatu hari nanti akan diselesaikan dengan Auretta, ada masalah. Bahkan, bisa membuat kedekatan mereka retak atau lebih buruk lagi putusnya. Apalagi, Auretta memang mempunyai pesona yang mudah membuat lawan jenisnya terpikat.

“Kok sih, kak? Kok, kayaknya nyaman gitu?” Auretta menoleh ke arah Javian yang seperti tidak fokus dalam menonton film. Padahal, alur ceritanya bagus. Meskipun demikian, bercerita tentang kisah cinta segitiga.

Javian sedikit kaget dengan pertanyaan dari Auretta. Kemudian, ia menoleh sambil tersenyum pada kekasihnya. "Nggak apa-apa, cuma lagi mikir kalo pasti dalam sebuah hubungan bakalan ada pasang surutnya. Atau, mungkin saja bisa membuat ulang."

"Bukannya memang seperti itu. Dalam hubungan nggak akan selalu mulus. Adakalanya, ada masalah tapi itu bisa diselesaikan bila kita saling percaya satu sama lain. Nggak cuma itu, tapi juga ada rasa sayang sekaligus cinta di dalamnya." Auretta memang cukup paham mengenai hal itu. Ia rasa, secara keseluruhan dengan Javian akan tetap harmonis. Meskipun demikian, mungkin ada masalah pasti mereka berdua menyelesaikannya dengan baik.

"Gimana kalo bakalan banyak badai diantara kita. Apa kamu mau berjuang untuk mempertahankan hubungan kita, Ta?" Pertanyaan Javian, membuat Auretta terdiam sejenak. Kemudian, gadis itu menyempatkan diri untuk tersenyum setelahnya.

"Aku berencana berusaha mempertahankan apa yang sudah ada. Asal di dalamnya ada rasa sayang dan cinta. Soalnya, itu bisa memperkuat hubungan yang ada." Auretta memang selalu mempunyai pemikiran positif. "Kecuali, kalau hanya ada rasa belas kasihan itu mungkin akan menyakiti perasaan kita satu sama lain. Jadi, kalau begitu kayaknya mending berhenti. Daripada, membohongi satu sama lain. Serta, bisa aja itu menyakiti keduanya."

Jawaban dari Auretta sontak membuat Javian merenung. Entah kenapa, itu semakin membuat dirinya takut kehilangan sosok Auretta. Tahu, bila Auretta memiliki ketulusan hati. “Kamu sayang sama aku, kan, Ta?”

tatapan Auretta kini terfokus pada Javian. Entah kenapa, merasa aneh karena tiba-tiba kekasihnya menanyakan hal seperti itu. Padahal, seharusnya dia sudah tahu penjelasannya. Karena, selama ini ia selalu menunjukkan rasa sayang sekaligus cinta pada Javian. Kekasihnya.

Auretta pikir, mungkinkah sekarang Javian merasa ragu dengan perasaannya. Sedangkan, dirinya merasa selalu memberikan semua perasaannya pada kekasihnya itu.
 

- Akan Dilanjutkan -

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Behind The Scene
1340      595     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
Antropolovegi
130      115     0     
Romance
"Ada satu hubungan yang lebih indah dari hubungan sepasang Kekasih Kak, Hubungan itu bernama Kerabat. Tapi kak, boleh aku tetap menaruh hati walau tau akhirnya akan sakit hati?" -Dahayu Jagat Raya. __________________________ Sebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang...
Love Letter: Mission To Get You
486      366     1     
Romance
Sabrina Ayla tahu satu hal pasti dalam hidup: menjadi anak tengah itu tidak mudah. Kakaknya sudah menikah dengan juragan tomat paling tajir di kampung. Adiknya jadi penyanyi lokal yang sering wara-wiri manggung dari hajatan ke hajatan. Dan Sabrina? Dicap pengangguran, calon perawan tua, dan... β€œbeda sendiri.” Padahal diam-diam, Sabrina punya penghasilan dari menulis. Tapi namanya juga tet...
TANPA KATA
18      17     0     
True Story
"Tidak mudah bukan berarti tidak bisa bukan?" ucapnya saat itu, yang hingga kini masih terngiang di telingaku. Sulit sekali rasanya melupakan senyum terakhir yang kulihat di ujung peron stasiun kala itu ditahun 2018. Perpisahan yang sudah kita sepakati bersama tanpa tapi. Perpisahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Yang memaksaku kembali menjadi "aku" sebelum mengenalmu.
The Killing Pendant
2925      1190     2     
Mystery
Di Grove Ridge University yang bereputasi tinggi dan terkenal ke seluruh penjuru kota Cresthill, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa kriminalitas sesepele penyebaran kunci jawaban ujian akan terjadi di kelas angkatan seorang gadis dengan tingkat keingintahuan luar biasa terhadap segala sesuatu di sekitarnya, Ophelia Wood. Ia pun ditugaskan untuk mencari tahu siapa pelaku di balik semua itu, ke...
A Story
306      245     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
IMAGINE
382      272     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
Je te Vois
655      412     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Chrisola
1051      621     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Bifurkasi Rasa
139      119     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...