Loading...
Logo TinLit
Read Story - Penantian Panjang Gadis Gila
MENU
About Us  

Aku terkejut saat sampai di rumah Papa, rumah ini sangat besar dan mewah. Aku terdiam, bagaimana mungkin hidup bersama Papa semudah ini. Apa yang akan aku hadapi kedepannya? Ibu tiri yang tidak menyayangiku, saudara tiri yang membenciku atau apa? Aku memandangi rumah itu dengan perasaan was-was. 

“Kenapa sayang?” tanya Papa saat melihatku hanya diam. 

“Papa tinggal sama siapa?” tanyaku membuat Papa tersenyum. 

“Nanti kamu akan tahu, ayo masuk,” ucap Papa mengajakku masuk. 

Aku berjalan pelan sambil sesekali melihat Papa, aku merasa tidak nyaman. Bukan karena Papa tapi karena apa yang akan aku temui di rumah itu. 

Aku takut kejadian di rumah Mama kembali terulang di sini, aku tidak mau. 

Sesampainya di dalam, aku hanya melihat seorang perempuan tua yang tersenyum manis padaku. 

“Itu Mbok Lasmi, yang mengurus rumah ini selama Papa pergi,” ucap Papa yang aku angguki. 

“Mbok, nanti urus semua keperluan Alia ya. Saya tidak mau dia kekurangan apapun,” ucap Papa pada perempuan itu. 

Setelahnya, Papa mengajakku naik ke lantai atas. Tunggu, apakah aku akan memiliki kamar yang besar? 

“Pa, kita mau kemana?” tanyaku membuat Papa menoleh. 

“Kamar kamu dong, udah Papa siapin dari lama,” ucap Papa membuatku terharu. 

Apakah Papa sesayang itu sama aku, tapi kenapa Papa tidak pernah menemuiku. 

“Pa, aku boleh tanya?” ucapku membuat Papa menoleh. 

“Apa sayang?” tanya Papa membuatku terdiam memikirkan kalimat yang pas. 

“Hm, apa Papa sayang sama aku?” tanyaku membuat Papa terdiam lama. 

“Papa sayang sama kamu, maaf untuk waktu yang terlewatkan selama ini,” ucap Papa lalu memelukku erat. 

“Tapi, kenapa Papa tidak pernah menemuiku? Aku pikir Papa sudah punya keluarga baru dan melupakanku,” ucapku akhirnya jujur. 

“Papa tidak menikah setelah kejadian itu, Papa sibuk kerja supaya kamu nyaman jika tinggal bersama Papa,” ucap Papa membuatku menangis. 

“Maafkan Papa sayang, Papa udah lalai sama kebahagiaan kamu. Papa tahu gimana keadaan kamu selama ini, Papa akan memperbaiki semuanya,” ucap Papa membuatku mengangguk lemah. 

“Jangan tinggalin aku lagi ya Pa,” ucapku setelah sedikit lebih tenang. 

“Mungkin Papa bakal sering pergi, kamu dirumah baik-baik ya sama Mbok Lasmi. Kalau ada apa-apa langsung kabarin Papa,” ucap Papa membuatku melepaskan pelukan. 

“Papa mau kemana lagi?” tanyaku takut. 

“Papa disini sayang, Papa gak akan ninggalin kamu,” ucap Papa membuatku mengangguk. 

“Ini kamar kamu, kalau ada apa-apa kamar Papa ada di samping,” ucap Papa yang aku angguki. 

Aku tersenyum begitu masuk ke kamar, semuanya sangat indah. Ini seperti kamar impianku dulu, kamar yang didominasi warna biru dan putih kesukaanku. 

“Makasih Pa, aku suka kamarnya,” ucapku lalu memeluk Papa. 

“Semua yang kamu mau akan Papa berikan sayang, Papa kerja untuk kamu. Papa ingin kamu hidup layak dan bahagia, gak usah takut sama apapun. Papa ada di sini,” ucap Papa membuatku menangis bahagia. 

“Pa, boleh gak kalau Papa pergi aku ikut? Aku gak mau sendirian di rumah ini,” tanyaku membuat Papa mengangguk. 

"Boleh sayang, tapi kamu tidak boleh sampai bolos sekolah," ucap Papa yang aku angguki. 

“Oh iya, nanti Papa carikan guru les terbaik. Papa tahu belakangan ini nilai kamu menurun, kamu juga harus mulai belajar buat ujian masuk perguruan tinggi kan?” tanya Papa yang aku angguki. 

"Tentu Papa," jawabku sambil tersenyum. Siapa yang tidak mau mendapatkan privilege seperti ini, bodoh jika aku menolaknya. 

“Papa ada rapat hari ini, maaf ya sayang Papa harus ninggalin kamu,” ucap Papa membuatku menghela napas. 

“Lama gak Pa, aku kan belum terbiasa di sini. Jadi aku masih takut,” ucapku membuat Papa menggeleng. 

“Malam Papa pulang, tunggu ya sayang. Kamu tanya sama Mbok Lasmi aja ya kalau bingung,” ucap Papa yang aku angguki. 

Aku ikut turun, melepas kepergian Papa. Setelah Papa pergi, aku berniat kembali ke kamar. Namun aku penasaran dengan rumah ini, aku ingin berkeliling. 

“Mbok, masih ngapain?” tanyaku sambil berjalan ke dapur. 

“Kenapa Non?” tanya mbok Lasmi membuatku menggeleng. 

“Aku mau berkeliling rumah ini, apa Mbok mau temenin aku?” tanyaku yang di angguki oleh mbok Lasmi. 

“Ayo Non, Mbok juga lagi gak ada kerjaan,” ucap mbok Lasmi membuatku tersenyum senang. 

Satu jam sudah aku berkeliling rumah ini dan aku selalu takjub akan setiap sudutnya. Sangat indah, seperti rumah impianku dulu. Papa benar-benar mewujudkan impianku, makasih Papaku sayang. 

Karena sudah sore, aku segera naik ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Mbok Lasmi juga sudah waktunya masak, jadi kami berpisah di dapur. 

Sesampainya di kamar aku membuka koper ku, berniat memindahkan pakaian-pakaian ku kedalam lemari dan beberapa buku ke tempat yang sudah disediakan. 

Betapa terkejutnya aku saat membuka lemari sudah ada beberapa pakaian yang sangat cantik dan ada kotak perhiasan di dalamnya. 

Saat kubuka, ternyata isinya kalung mutiara yang sangat indah. Ada kertas kecil di sana, aku segera membukanya. 

“Welcome home sayang, maaf ya kalau hadiah-hadiah ini telat,” aku meneteskan air mata saat membaca kertas itu, ternyata Papa sangat menyayangiku. 

Tidak mau berlama-lama, aku ingin segera mandi. 

Selesai mandi, aku segera memakai kalung yang Papa hadiahkan untukku. Sangat cantik, aku suka. Aku juga memakai dress yang sudah tersedia di lemari, aku tidak jadi menggunakan pakaian yang ku bawa di koper. 

Aku duduk melamun di balkon kamar, sebenarnya aku lapar tapi aku akan menunggu Papa pulang. Aku belum terbiasa dengan Mbok Lasmi, jadi canggung. 

Aku tersenyum saat mobil Papa memasuki halaman, aku segera turun untuk menyambutnya. Aku berlari ke depan namun sebuah suara membuatku berhenti 

“Lo siapa? Kenapa tiba-tiba ada di rumah gue?” tanya seorang perempuan tiba-tiba menghampiriku. 

Deg, perasaan apa ini. Siapa yang barusan memanggilku, aku berusaha tenang lalu berbalik. 

“Maaf, bukannya ini rumah Papa? Kamu yang siapa,” ucapku merasa tidak terima. 

“Hahaha, mimpi lo. Gak usah ngaku-ngaku deh, mending lo bantuin gue di dapur,” ucap perempuan itu menarik tanganku. 

“Aww, sakit. Lepasin, ” ucapku sedikit membentak, sambil berusaha menolak ajakan perempuan itu. 

“Lo siapa berani sama gue?” tanya perempuan itu melepaskan tanganku. 

“Lo yang siapa? Gue bilang Papa juga suruh ngusir lo dari sini,” ucapku mengumpulkan keberanian. 

Aku harus bisa melawan, supaya tidak ada lagi yang berani menggangguku seperti sebelumnya. Lagian Papa udah bilang kan cuman tinggal sama Mbok Lasmi disini 

“Lo ngancem gue?” tantang perempuan itu semakin mendekat. 

Aku hanya diam, sambil membalas dengan tatapan tajam. Saat tangan perempuan itu hampir melayang ke wajahku, aku berusaha menghindar namun sepersekian detik kemudia aku kaget karena ada tangan yang melindungiku. 

“Papa,” ucapku lalu memeluk Papa erat. 

“Mbok Lasmi,” teriak Papa dengan napas yang tidak beraturan. 

Sepertinya Papa tahu apa yang terjadi padaku. 

“Maaf Tuan,” ucap Mbok Lasmi begitu sampai di depan Papa. 

“Ajari perempuan itu untuk sadar diri, beraninya melukai anak saya. Sampai hal ini terjadi lagi, saya gak akan biarkan dia menginjakkan kaki di rumah ini lagi,” ucap Papa lalu meninggalkan dapur dan menuntunku ke depan. 

“Aku mengikuti Papa, sambil melirik ke arah perempuan tadi yang wajahnya memerah. Mampus lo, anak pembantu aja belagu. 

“Ada yang sakit?” tanya Papa membuatku menggeleng. 

“Gak Pa, cuman aku gak mau ada yang tinggal di sini selain kita. Termasuk perempuan itu,” ucapku memelas, semoga saja Papa mengabulkan keinginanku. 

“Tentu sayang,” ucap Papa membuatku tersenyum. 

“Pa, besok anterin aku ke sekolah ya. Mau kan?” permintaanku kali ini mungkin terlalu berlebihan, namun siapa yang bisa melarangku. Aku anak perempuan satu-satunya, jadi semua perhatian Papa milikku. 

“Tentu, Papa juga akan membereskan beberapa masalah di sekolahmu,” ucap Papa yang aku angguki. 

Sekarang, aku bisa melakukan apapun kan? Aku bisa membalaskan kesalku pada orang yang dulu selalu membully ku. Siap-siap kalian, gak ada yang bisa lepas. Aku akan ingat semua perbuatan kalian. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Help Me Help You
1716      1013     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
RUANGKASA
42      38     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Matahari untuk Kita
696      404     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Spektrum Amalia
736      494     1     
Fantasy
Amalia hidup dalam dunia yang sunyi bukan karena ia tak ingin bicara, tapi karena setiap emosi orang lain muncul begitu nyata di matanya : sebagai warna, bentuk, dan kadang suara yang menghantui. Sebagai mahasiswi seni yang hidup dari beasiswa dan kenangan kelabu, Amalia mencoba bertahan. Sampai suatu hari, ia terlibat dalam proyek rahasia kampus yang mengubah cara pandangnya terhadap diri sendi...
Menanti Kepulangan
40      36     1     
Fantasy
Mori selalu bertanya-tanya, kapan tiba giliran ia pulang ke bulan. Ibu dan ayahnya sudah lebih dulu pulang. Sang Nenek bilang, suatu hari ia dan Nenek pasti akan kembali ke bulan. Mereka semua akan berkumpul dan berbahagia bersama di sana. Namun, suatu hari, Mori tanpa sengaja bertemu peri kunang-kunang di sebuah taman kota. Sang peri pun memberitahu Mori cara menuju bulan dengan mudah. Tentu ada...
Halo Benalu
828      404     0     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
Fragmen Tanpa Titik
42      38     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...
Surat yang Tak Kunjung Usai
659      444     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Trust Me
58      51     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Let Me be a Star for You During the Day
968      501     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...