Loading...
Logo TinLit
Read Story - MANITO
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Secara langsung, melihat pertengkaran terjadi akibat adanya pengkhianatan membuat kita sadar. Hal itu bisa saja terjadi kepada siapapun. Karena, sebuah perasaan dalam hati tidak ada yang tahu kecuali diri kita sendiri. Akan lebih baik, selalu mencegah pengkhianatan dari mengobatinya. Sulit untuk bisa memulihkan rasa sakit dalam hati. Bahkan, pasti kekecewaan akan menjadi luka dalam hati. Mungkin, tidak bisa disembuhkan.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Razel melangkah menuju kamar mandi. Karena, hari sudah mulai siang. Kemudian, ia mencuci wajahnya sebelum pergi untuk melakukan aktivitas olahraga paginya. Meskipun, ia hanya akan melakukan pemanasan di halaman rumah.

 

Saat keluar dari kamar, seraya menuruni anak tangga ia melihat Papa serta Mamanya sudah berada di ruang tamu. Ada sosok Sera juga, seperti sudah siap ingin melakukan lari pagi.

 

"Kak, mau lari pagi, kan? Ikut ya, soalnya kalo sendirian males banget." Sera tersenyum, sembari berharap Razel mau mengajaknya pergi bersama.

 

Razel mengangguk, lalu menyunggingkan senyum ke arah Sera. Adiknya. Lalu, berpamitan pada Mama dan Papanya.

 

Sebenarnya, Razel tidak berniat pergi ke luar rumah. Akan tetapi, ia tak ingin membuat adiknya kecewa. Sehingga, memilih menuruti permintaan Sera untuk pergi ke lapangan yang ada di kompleks rumah mereka. Tidak terlalu jauh dari rumah.

 

"Kayaknya, di sana bakalan rame banget banget deh, Dek. Apalagi, kalo hari libur gini." Razel berbicara sembari berlari kecil menuju lapangan kompleksnya.

 

Sera mengerucutkan bibirnya, Razel memang tidak terlalu menyukai keramaian tapi tak ada salahnya sesekali berada pada situasi ramai. "Nggak apa-apalah, Kak. Kan, paling nggak seminggu sekali juga kita ke sana. Dan, lumayan biar kita cuci mata. Daripada, cuma pemanasan di depan rumah."

 

Razel mengangguk pasrah, sifatnya cukup berbeda dengan Sera. Adiknya. Namun, ia tak masalah bila harus menuruti permintaan gadis itu. "Tapi, jangan lama-lama, ya. Soalnya, kakak cepet lelah kalo habis dari keramaian."

 

"Itu sih karena habis lari juga makanya kecapean. Nikmati aja kali kak suasana tempatnya. Sesekali keluar dari zona nyaman. Padahal, kalo pertandingan basket juga dulu kan jadi pusat perhatian. Giliran, lari pagi ketemu banyak orang nggak suka."

 

"Bukan gitu, Dek. Soalnya, kalo basket kan kita nggak berinteraksi langsung sama banyak orang. Beda cerita, kalo kita olahraga pagi di lapangan pasti orang bisa langsung nyapa secara dekat." Razel sadar, perbedaannya cukup banyak. Sehingga, itu membuatnya sedikit tak nyaman.

 

Beberapa menit kemudian, Razel maupun Sera sampai di area lapangan kompleks rumah mereka. Benar saja, sudah ramai orang olahraga pagi.

 

Razel diam-diam menghela napas, cukup malas melihat kerumunan orang-orang di sana. Ia rasa, seperti tidak ada akan hari esok melihat padatnya situasi di sana.

 

Sera mengajak Razel untuk lari sembari berkeliling di lapangan itu. Meskipun, cukup padat merayap suasananya. Tidak hanya orang berolahraga. Ada juga, pedagang berada di tempat itu.

 

Beberapa menit mengelilingi lapangan itu. Razel memutuskan untuk duduk beristirahat bersama Sera.

 

"Dek, kakak beli minum air mineral dulu, ya. Lo jangan kemana-mana, ya? Soalnya, bakalan susah nyari kalo situasi rame kayak gini." Razel sembari mengelus kepala Sera. Adiknya. Tak mau adiknya pergi jauh dari tempat itu.

 

Sera mengangguk, akan menuruti perkataan Razel. Kakaknya. "Hati-hati, Kak. Pokoknya, jangan lama-lama, ya."

 

"Iya. Tenang aja, cuma beli minum di penjual sebelah sana. Nggak usah khawatir, kalo ada orang asing ajak ngobrol jangan diladenin." Razel memperingatkan adiknya agar tidak berinteraksi dengan orang sembarangan.

 

"Oke siap, Kak." Sera tersenyum, lalu melambaikan tangan pada Razel.

 

Razel melangkah pergi meninggalkan Sera untuk membeli air mineral. Karena, mereka lupa membawa air minum dari rumah. Tak berniat pergi ke lapangan itu. Sehingga, tidak bersiap-siap lebih dulu.

 

Tidak butuh waktu lama, Razel sudah kembali membawa dua botol air mineral untuk dirinya serta Sera. Ia merasa lega, adiknya baik-baik saja. Tidak ada orang asing mendekatinya.

 

Kemudian, ponsel Razel bergetar pertanda ada pesan masuk pada aplikasi biru muda berlogo pesawat kertas. Senyumannya terukir, tahu dari siapa pesan itu. Kemudian, cowok itu mulai membuka sekaligus membawa pesannya.

 

Jangan takut bila ingin keluar dari zona nyamanmu. Karena, itu bisa membuatmu belajar tidak terpaku pada satu titik. Tak ada salahnya mencoba hal baru. Asal itu bisa meningkatkan segala hal yang kamu miliki. Teruslah tersenyum, tunjukan ke semua orang bila kamu bisa melakukan segala hal! Semangat!

 

- Manito (C) -

 

Sera mengerutkan keningnya, melihat ekspresi bahagia terlihat dari raut wajah Razel. Terlebih, ia jarang melihat senyuman dari bibir kakaknya.

 

"Kak, dapat chat dari siapa, sih? Kok keliatan bahagia banget. Cerita-cerita kali sama gue. Kan, gue penasaran siapa orang yang bisa bikin kakak sebahagia itu." Sera sedikit menggoda Razel. Meskipun, ia yakin Razel tidak akan semudah itu mau memberitahunya. Karena, kakaknya emang cukup tertutup dengan masalah pribadinya.

 

Razel terdiam, sepertinya memiliki niat untuk sedikit menceritakan sosok teman rahasianya pada Sera. Karena, tidak ada salahnya memberitahu adiknya. Meskipun, mungkin tidak semua diceritakan. Hanya sebagian, yang ingin diberitahu pada Sera. Ia pikir, mungkin adiknya bisa membantu mencari identitas asli teman rahasianya.


"Nanti gue cerita kalo udah di rumah. Tapi, lo harus janji bisa jaga rahasia gue itu, ya?" Razel memperingatkan Sera, agar bisa menjaga rahasianya. Namun, ia percaya adiknya bukan orang yang mudah menceritakan orang lain.

Sera mengangguk sembari tersenyum antusias. Senang, menyadari kakaknya akan mulai terbuka padanya. Padahal, ia sempat pesimis dengan apa yang akan dikatakan Razel.

Kini, mereka berdua menikmati waktu di lapangan melihat orang berlalu lalang olahraga pada lapangan itu. Sampai akhirnya, ada sebuah keributan tak terduga terjadi di sana.

Ada seorang wanita yang terlihat sedang mengandung. Karena, perutnya terlihat buncit cukup besar menghampiri lelaki serta wanita yang asik duduk berdua di sana menikmati waktu olahraga bersama.

"Aku beneran nggak nyangka, ternyata Mas setega ini selingkuh sama wanita lain. Padahal, aku lagi hamil kayak gini." Wanita hamil itu, mulai memukul-mukul tubuh lelaki yang sepertinya suaminya.

Lelaki itu cukup kaget mendapati kedatangan si wanita. Kemudian, menatap ke arah sekitarnya. Seperti, tidak mau menjadi pusat perhatian. Namun, orang-orang sudah menatapnya sinis. "Kenapa kamu bisa ke sini? Harusnya tetap di rumah, nggak baik buat--"

"Tega sekali kamu selingkuh, Mas. Aku kurang apa lagi?" Wanita hamil itu, menangis tersedu-sedu terlihat sangat kecewa mendapati suaminya sedang bersama wanita lain.

"Jangan bikin malu, ini tempat umum!" Lelaki itu mulai meninggikan suaranya. Seperti, malu mendapati istrinya mengetahui apa yang dilakukan dengan wanita lain. "Nanti bisa kita bicarakan di rumah."

"Nggak perlu pulang ke rumah! Biarin aja, semua orang tahu apa yang kamu lakukan di belakangku, Mas. Berani-beraninya berselingkuh di tempat umum. Berduaan mesra dengan wanita lain.

"Kamu! Kamu benar-benar kurang ajar! Bikin malu aja! Harusnya, kamu sadar diri dari awal pernikahan kita bukan karena cinta. Dan, saya tidak pernah mencintaimu. Jadi, jangan berharap apapun dari saya. Sana pergi dari sini!" Suami mulai berani mendorong tubuh istrinya yang sedang hamil. Untung saja, ada beberapa orang sigap menangkap tubuh si wanita. Sehingga, istrinya tidak terjatuh ke tanah serta terluka.

Kemudian, lelaki itu justru pergi bersama selingkuhannya tanpa peduli dengan kondisi istri sahnya. Membuat orang yang melihat tidak habis pikir dengan sikap lelaki seperti itu.

"Dasar lelaki tidak tahu malu! Pasti nanti juga bakalan kena karma." Beberapa wanita di sekitar si istri seperti menyumpahi lelaki yang berselingkuh itu.

Banyak yang menenangkan wanita hamil yang sempat ingin dilukai suaminya. Karena, merasa kasihan serta peduli dengan rasa sakit yang dirasakan istri terkhianati.

Razel maupun Sera tak menyangka akan melihat kejadian seperti itu di depan mata mereka. Biasanya, hanya melihat di layar televisi. Ia harap, hal itu tidak terjadi pada kehidupan mereka. Karena, pasti akan menyakitkan dikhianati orang tercinta.

Dirasa sudah cukup lama berada di sana. Baik Razel maupun Sera memutuskan untuk pulang ke rumah. Sera sudah tidak sabar ingin mendengarkan curahan hati Razel. Kakaknya. Karena, kakaknya jarang bercerita padanya.

Sepuluh menit kemudian, Razel serta Sera sampai di rumahnya. Keduanya, membersihkan diri lebih dulu sebelum untuk mengobrol.

"Kakak udah janji lho mau ceritain soal chat yang didapat tadi. Soalnya, gue udah penasaran banget." Sera sembari memperingatkan kakaknya. Agar, tidak mengingkari janji padanya.

Razel menganggukkan kepalanya, sama sekali tidak berniat mengingkari janji pada adiknya. Karena, ia sudah bertekad akan menceritakan teman rahasianya pada Sera. Adiknya. "Iya. Gue nggak bakalan ingkar janji kok, Dek. Tenang aja, kan lo udah kenal gue dari kecil."

"Iya juga, sih. Kalo gitu, gue masuk ke kamar dulu, kak." Sera melambaikan tangan pada Razel.

Razel tersenyum, lalu pergi melangkah menuju kamarnya. Mempersiapkan diri untuk menceritakan sosok teman rahasianya pada Sera. Adiknya. Tahu, Sera pasti bisa menjaga rahasia. Mungkin saja, bisa memberikan sebuah solusi untuk menemukan identitas teman rahasianya.



 

- To Be Continue -
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Seharusnya Aku Yang Menyerah
114      98     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Unbelievable Sandra Moment
592      428     2     
Short Story
Sandra adalah remaja kalangan atas yang sedang mengalami sesuatu yang tidak terduga apakah Sandra akan baik-baik saja?
Arloji Antik
398      258     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.
Syahadat & Seoul
327      223     2     
Romance
Lee Jeno, mencintaimu adalah larangan bagiku, dan aku sudah melanggar larangan itu, patut semesta menghukumku ... Diantara banyak hati yang ia ciptakan kenapa ada namamu diantara butiran tasbihku, dirimu yang tak seiman denganku ...
Hati dan Perasaan
1496      930     8     
Short Story
Apakah hati itu?, tempat segenap perasaan mengendap didalamnya? Lantas mengapa kita begitu peduli, walau setiap hari kita mengaku menyakiti hati dan perasaan yang lain?
Kisah Alya
321      232     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Ameteur
82      75     1     
Inspirational
Untuk yang pernah merasa kalah. Untuk yang sering salah langkah. Untuk yang belum tahu arah, tapi tetap memilih berjalan. Amateur adalah kumpulan cerita pendek tentang fase hidup yang ganjil. Saat kita belum sepenuhnya tahu siapa diri kita, tapi tetap harus menjalani hari demi hari. Tentang jatuh cinta yang canggung, persahabatan yang retak perlahan, impian yang berubah bentuk, dan kegagalan...
Imajinasi si Anak Tengah
1930      1133     16     
Inspirational
Sebagai anak tengah, Tara terbiasa berada di posisi "di antara" Di antara sorotan dan pujian untuk kakaknya. Dan, di antara perhatian untuk adiknya yang selalu dimanjakan. Ia disayang. Dipedulikan. Tapi ada ruang sunyi dalam dirinya yang tak terjamah. Ruang yang sering bertanya, "Kenapa aku merasa sedikit berbeda?" Di usia dua puluh, Tara berhadapan dengan kecemasan yang tak bisa ia jel...
Lost Daddy
5212      1179     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
Perahu Waktu
423      287     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu