Loading...
Logo TinLit
Read Story - Liontin Semanggi
MENU
About Us  

Nenek Sihir yang dimaksud oleh Binar, adalah pemilik warung soto daging tempat remaja itu bekerja. Warung Soto bernama 'Soto Daging Mbah Siti' itu, buka dari jam 4 sore, sampai jam 9 malam.

 

Tapi lebih sering tutup sebelum itu, karena selalu langsung diserbu oleh pembeli begitu buka.

 

Lokasinya strategis, mudah ditemukan. Salah satu sebab warung itu selalu ramai, selain karena memang sudah terkenal dengan rasanya yang autentik.

 

Kalau istilah zaman sekarang, sotonya sudah menjadi legenda.

 

"Telat lagi kamu, Binar! Saya kebingungan dari tadi melayani pembeli sendirian. Kalau emang udah nggak niat kerja, mulai besok kamu nggak usah balik lagi. Sejak awal saya udah kasih tahu kamu, boleh kerja walau masih sekolah. Tapi kamu nggak boleh menggunakan alasan sekolah untuk bisa datang terlambat!"

 

Binar sudah tahu ini akan terjadi ... diomeli lagi. "Maaf ya, Mbah. Saya pulang sekolah langsung ke sini, ganti baju doang di rumah, langsung nggenjot sepeda lagi!"

 

"Alasan aja kamu! Udah sana cepat bikin es teh sama es jeruk! Kayak biasanya, buat yang banyak sekalian, biar nanti orang-orang ambil sendiri di meja. Habis itu cepat ke sini buat antar-antar pesanan!"

 

"Iya, Mbah."

 

Binar buru-buru terjun ke dapur -- dari pada diomeli lebih parah. Saking ramainya, malam ini warung sudah tutup pukul 8. Binar dan Mbah Siti baru saja selesai beres-beres.

 

Mbah Siti sedang menghitung hasil penjualan hari ini. Hasil kerja Binar selama 4-5 jam di sini, dihargai 50 ribu. Tapi Mbah Siti selalu memberi bonus. Kadang 10 ribu. Kadang 20 ribu.

 

"Makasih ya, Mbah  Tapi Mbah Siti apa nggak rugi kasih aku bonus terus tiap hari?"

 

"Nggak. Udah Mbah hitung semuanya kok. Itu bukan bonus, itu uang jajan. Tiap lihat kamu, Mbah selalu ingat cucu. Kangen sama cucu-cucu tapi ketemu pas lebaran doang."

 

Binar tersenyum. Memang sebenarnya Mbah Siti itu orangnya baik. Hanya saja orangnya bersumbu pendek. Gampang tersulut emosi di saat genting.

 

Contohnya saat warung sedang ramai-ramainya, tapi Binar malah terlambat. Makanya Binar sampai punya panggilan sayang padanya -- Nenek Sihir.

 

Kalau sudah tutup begini -- saat kondisi sudah tenang -- Mbah Siti akan berubah menjelma dalam mode malaikat.

 

"Semoga rezekinya Mbah Siti tambah berkah. Maaf kalau aku suka terlambat. Sumpah, habis pulang sekolah aku langsung ke sini. Nggak ke mana-mana."

 

"Iya, Mbah percaya kok. Mbah cuma emosi sesaat aja, panik melayani pembeli sendirian."

 

"Aku ngerti kok, Mbah. Ya sudah, kalau gitu aku pamit dulu. Siap-siap mau ke minimarket."

 

"Iya, kamu jangan lupa istirahat dulu nanti, Bin. Kasihan badannya diforsir terus. Masa kamu lebih jompo dari pada Mbah. Deretan koyonya lebih banyak. Sampai wanginya semerbak."

 

Binar terkekeh. "Iya, Mbah. Lumayan nanti masih ada waktu sejam buat istirahat."

 

***

 

"Bin ... Binar! Bangun, woi! Udah waktunya ganti shift!"

 

Sayup-sayup Binar mendengar suara temannya. Binar tadi memang sengaja langsung ke minimarket saja pasca selesai bekerja di warung soto Mbah Siti.

 

Binar langsung masuk ke ruang istirahat yang memang disediakan untuk para karyawan. Ia berpesan pada temannya untuk membangunkan jika sudah pergantian shift. Dan itu adalah sekarang.

 

Binar mulai membuka matanya. Disambut oleh sensasi berputar yang membuat mual.

 

"Buruan sana cuci muka, ganti baju, Bin! Gue mau buru-buru pulang, udah cape kerja seharian."

 

Binar belum bicara sepatah kata pun, hanya sedang berusaha memaksakan dirinya untuk beranjak, berjalan sempoyongan ke kamar mandi.

 

Bukan sekadar cuci tangan, Binar sekalian mengguyur seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki. Lumayan sensasi dingin yang mengenai kepalanya, sedikit meringankan rasa sakit dan pusing yang berpusat di sana.

 

Binar memulai pekerjaannya dengan rona yang tidak segar, walau kenyataannya ia habis mandi. Kalau sedang terlalu lelah, Binar bisa langsung pucat pasi seperti tidak ada aliran darah sama sekali dalam tubuhnya. Selalu seperti itu dari dulu.

 

Binar bekerja sebagai kasir di minimarket ini. Mejalani shift malam, dari mulai jam 9 sampai jam 4 pagi.

 

"Bin ... lo udah makan?" tanya Jena, partner satu shift Binar.

 

"Tadi sore udah makan roti, Jen," jawab Binar.

 

"Roti doang mana kenyang, Bin! Lo makan roti berapa banyak emangnya?"

 

"Satu tangkap, isi cokelat!"

 

"Itu sih ngemil doang, Bin! Makan, yuk. Mumpung belum ada yang mau bayar. Gue bawa bekal dobel. Sengaja bawain lo juga. Soalnya gue tahu lo orangnya males makan."

 

Binar terkekeh. "Perhatian amat, Jen. Makasih, ya. Sebenarnya gue emang mulai laper. Niat mau beli pentol aja di depan nanti. Eh, ternyata dapat rezeki."

 

Jena senang karena Binar tidak menolak pemberiannya. Ia segera menyodorkan salah satu kotak bekalnya. "Gue sendiri yang masak, lho."

 

"Wuih ... keren!" puji Binar tulus.

 

Binar sebenarnya tidak enak pada orang-orang yang sering memberi ini itu padanya. Tapi mau menolak juga tak enak. Dulu Binar pernah menerima pemberian Meira temannya Pijar.

 

Eh ... Meira malah terus memberinya makanan dari rumah setiap hari. Sampai-sampai Binar terpaksa menolak pemberiannya. Rasanya benar-benar tidak enak diberi terus.

 

Binar dan Jena duduk bersama di meja kursi yang tersedia. Pelanggan belum terlalu ramai, jadi masih banyak kursi kosong.

 

"Lo makan kayak balita GTM, Bin," celetuk Jena tiiba-tiba.

 

"Hah? Balita GTM apaan?"

 

"Itu, gerakan tutup mulut. Yang kalau disuapin, bikin emaknya ngamuk. Perkara anaknya makan diemut terus, ngunyahnya lama, mau dimasukin makanannya malah mingkem!"

 

Binar langsung tertawa. "Ya gimana ya. Dari dulu gini. Selaper apa pun, gue nggak bisa makan cepat. Ya benar kata elo, ngemut. Gue males ngunyah."

 

"Jangan dibiasin gitu, Bin. Kasihan kalau elo rebutan duren di tongkrongan, bisa-bisa elo cuma kebagian sebiji!"

 

Binar tertawa lagi. Padahal makanan masakan Jena ini enak. Tapi Binar tetap lama sekali makannya.

 

"Kayak gue gini, Bin. Makannya lap-lep cepet! Dulu pas masih balita, gue disuapin pinter. Sampai secentong-centongnya ikut masuk."

 

Binar lagi-lagi dibuat tertawa karena celetukan Jena. Gadis ini sejak dulu memang jenaka. Salah satu teman terbaik yang dimiliki Binar.

 

***

 

Jam 4 pagi, Binar rasanya sudah mau tepar. Minimarket sedang persiapan tutup. Bintang mandi lagi, mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin.

 

Daftar pekerjaannya belum selesai. Masih ada satu lagi.

 

Bohong kalau Binar tidak lelah. Rasanya seluruh tubuhnya remuk. Alasan terbesar kenapa ia jadi pemuda yang bau koyo.

 

Binar mengayuh sepedanya dengan sedikit malas. Ia menuju ke salah satu warung penyedia sarapan khas orang Kediri. Yaitu warung nasi tumpang dan pecel.

 

Pecel mungkin sudah cukup familier untuk semua orang. Tapi Tumpang, belum banyak yang tahu. Karena itu memang khas. Semacam masakan yang diolah dari tempe busuk, berpadu dengan udang rebon, cabai dan santan.

 

Jika belum terbiasa, mungkin tak akan suka. Tapi untuk yang sudah terbiasa, nasi tumpang akan terasa sangat nikmat.

 

Binar membantu berjualan di salah satu warung. Jam kerjanya hanya sebentar. Paling lama 3 jam. Tapi lebih sering 2 jam sudah selesai. Karena sudah habis.

 

"Ayo, Bin. Agak cepat, sudah antre." Tidak seperti Mbah Siti yang bersumbu pendek, Bu Reta sang bos Pecel Tumpang senantiasa ramah. Paham dengan kondisi Binar.

 

Walaupun Binar cukup sering terlambat juga. Ya bagaimana, ya. Jam kerjanya tumpang tindih. Sudah mirip lomba lari estafet.

 

Tapi walau semua terasa sulit dan melelahkan, Binar tetap selalu berusaha menjalani semuanya dengan ikhlas. Karena kalau bukan dirinya yang berjuang seperti ini ... siapa lagi?

 

Setiap kali ia lelah dan ingin menyerah, ia selalu ingat dengan Pijar. Maka setelah itu, semangatnya akan kembali membara.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • muymuy

    Gak di next kak?

    Comment on chapter Hari Pembagian Rapor
Similar Tags
Love Never Ends
11917      2511     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Arsya (The lost Memory)
995      639     1     
Mystery
"Aku adalah buku dengan halaman yang hilang. Cerita yang tercerai. Dan ironisnya, aku lebih paham dunia ini daripada diriku sendiri." Arsya bangun di rumah sakit tanpa ingatanhanya mimpi tentang seorang wanita yang memanggilnya "Anakku" dan pesan samar untuk mencari kakeknya. Tapi anehnya, ia bisa mendengar isi kepala semua orang termasuk suara yang ingin menghabisinya. Dunia orang dewasa t...
Diary of Rana
214      182     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
XIII-A
861      630     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
SERUMAH BERSAMA MERTUA
428      338     0     
Romance
Pernikahan impian Maya dengan Ardi baru memasuki usia tiga bulan saat sang mertua ikut tinggal bersamanya dengan alasan paling tak masuk akal Keindahan keluarganya hancur seketika drama konflik penuh duka sering ia rasakan sejak itu Mampukah Maya mempertahankan rumah tangganya atau malah melepaskannya?
WALK AMONG THE DARK
815      453     8     
Short Story
Lidya mungkin terlihat seperti gadis remaja biasa. Berangkat ke sekolah dan pulang ketika senja adalah kegiatannya sehari-hari. Namun ternyata, sebuah pekerjaan kelam menantinya ketika malam tiba. Ialah salah satu pelaku dari kasus menghilangnya para anak yatim di kota X. Sembari menahan rasa sakit dan perasaan berdosa, ia mulai tenggelam ke dalam kegelapan, menunggu sebuah cahaya datang untuk me...
HURT ANGEL
175      136     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
Bullying
575      354     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Main Character
1484      882     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
Cinderella And The Bad Prince
1473      1001     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...