Loading...
Logo TinLit
Read Story - Let me be cruel
MENU
About Us  

Serana tak suka bernyanyi. Namun, hari itu entah mengapa minatnya tiba-tiba saja berubah. Di tengah hutan kecil dekat rumahnya, ia menemukan sesuatu yang kelak akan mengubah jalan hidupnya menjadi lebih rumit dan juga berwarna.

“Apa itu?” gumam Serana, terkejut sekaligus takjub.

Sinar ungu menyala dari balik semak. Sebuah microphone ungu bersinar yang tergeletak di antara semak belukar seperti benda dari masa depan. Terdapat ukiran bintang di gagangnya. Awalnya ia pikir itu hanya mainan.

“Lucu banget warnanya ..., kayak anggur kesetrum." Serana memungut benda itu dari semak-semak, lalu meniup debu yang menempel di mic tersebut. Ia mendekatkan mic-nya ke bawah pantulan sinar mentari, mencoba mengamati dengan saksama dan lebih jelas. Namun, saat Serana menyentuh tombolnya, seketika saja terdengar suara ZAP!

“Ouh, kamjagiya (1)!" pekiknya kaget, refleks mengucapkan sebuah kosakata yang dipelajarinya ketika menonton marathon 16 episode drakor romcom tadi malam.

Kilatan cahaya kecil muncul, membuat suara-suara di sekitarnya mendadak hening. Serana sekali lagi mengangkat mic itu. Bentuknya keren. Klasik, tapi juga futuristik. “Kok, cukup berat dan terlihat nyata, ya, untuk ukuran sebuah mainan?”

Entah mendapat semangat dari arah mana, seketika saja, hasrat ingin bernyanyi pun muncul. Semakin Serana menolak, keinginan itu malah semakin kuat. Serana memijit-mijit pelipisnya yang mulai terasa berdenyut, bingung memikirkan lagu apa yang akan dinyanyikan dan bisa membuatnya percaya diri, bukan merasa rendah diri. Tak lama kemudian, ia menjentikkan jari, ketika teringat sebuah lagu pengantar tidur yang disenandungkan ibunya setiap malam saat ia kecil.

“Coba nyanyi lagu 'Bintang Kecil' aja kali, ya. Lumayan gampang nadanya," ujarnya antusias seraya mendekatkan mic ke dekat mulut.

"Do ..., dol ..., do ..., dol, aish! Kayak lagi jualan oleh-oleh khas Garut aja." Serana berulang kali menepuk bibirnya, kemudian kembali mulai mengetes suara. "Sol ..., sol ..., mi ..., mi .... Ah, sudahlah! Mulai nyanyi aja," gerutunya. Tes nada yang kedua kalinya membuat Serana seperti cosplay menjadi tukang jasa memperbaiki sol sepatu dan penjaja mie ayam. 

Begitu ia bernyanyi, suara yang keluar bukan suara Serana ketika berperan menjadi penyanyi kamar mandi seperti biasanya. Tak terdengar suara cempreng, tidak juga terasa sumbang. Namun, sebuah suara emas yang membuat burung-burung yang bertengger di dahan pohon pun merinding.

Penasaran, ia pun berdiri di tengah hutan dan lanjut menyanyikan lagu favoritnya yang bernada lebih sulit dari pada lagu pertama. Lagu Mangu milik Charita Utami dan Fourtwnty versi karaoke pun mulai mengalun dari bibir mungil Serana.

“WOAH…” Serana sendiri pun tertegun. Saat suaranya keluar, lagi-lagi membuat gadis itu tercengang, merasa tak percaya dengan indera pendengarannya sendiri. Suara yang keluar dari bibirnya terdengar bergetar lembut, seperti campuran penyanyi pop dan diva opera.

Burung-burung pun ikut bernyanyi. Daun-daun bergetar seolah bertepuk tangan. Seekor kucing bahkan menggerakan tubuhnya di atas ranting sembari mengeong-ngeong, seolah-olah menikmati lagu yang dibawakan Serana.

Sejak hari itu, Serana jadi seleb dadakan di desanya. Dia mulai berani dan penuh percaya diri melakukan live TikTok sambil karaokean, hingga mendapatkan banyak uang hasil saweran gift dari para penonton yang menggemari live-nya. Bahkan, di Instagram, ia memiliki akun fanbase dengan nama Seranalovers. Selain itu, sejumah tawaran berdatangan tanpa henti. Mulai dari diminta tampil di acara pernikahan, pengajian, bahkan di depan warung bakso. Semua orang terlihat jatuh cinta pada suara Serana.

Namun, belakangan ini, hal-hal aneh mulai terjadi. Contohnya saja, akhir-akhir ini, tubuh Serana terasa cepat lelah. Lalu, mulai sering merasa pusing setiap kali menyanyi lebih dari tiga lagu. Ia pikir, ini hanya efek dari pekerjaan yang terus mengalir tanpa henti dan tiada jeda. Usai beristirahat, Serana yakin, tubuhnya akan kembali segar dan fit.

Suatu malam, saat Serana baru saja selesai manggung, ia menatap dirinya lewat cermin rias sembari membersihkan sisa-sisa make up. Betapa terkejutnya, ketika Serana mendapati sesuatu melingkar di area matanya.

“Kenapa .., kantung mataku kayak habis begadang nonton drakor semalaman?”

Bersamaan dengan itu, Dera, sahabat semasa kecil sekaligus manajer Serana muncul dari balik pintu kamar. Ia sama kagetnya dengan Serana saat menyaksikan kedua tangan sahabatnya itu gemetaran.

“Sera, kamu nggak capek nyanyi terus-menerus tanpa henti? Mau aku jadwal ulang semua job kamu biar nggak terlalu padat? Mumpung ada beberapa yang masih bisa dibatalkan,” ujar Dera dengan nada khawatir. Kedua matanya dengan saksama menelusuri setiap event yang tertera dalam jadwal, dan mulai mencoret beberapa di antaranya.

Serana mulai merasa cemas. Dengan gelisah, ia menatap sendu ke arah mic ungu yang tergeletak di meja riasnya. “Enggak tahu kenapa ..., mic itu seperti terus-terusan memanggilku untuk tak berhenti bernyanyi. Sepertinya, diri ini sudah menyatu dengannya, seakan-akan tak terpisahkan," jelasnya dramatis.

"Aku tahu, ketenaran dadakan kamu itu menghasilkan uang, tapi kamu juga harus jaga kesehatan, biar uang yang terkumpul nantinya nggak habis dipake buat berobat."

Serana termenung lama di depan meja rias. Dalam benaknya masih berpikiran sama, dengan tidur beberapa jam ke depan, ia yakin tubuhnya akan kembali baik-baik saja.

Namun, keesokan harinya, saat Serana tampil di acara lomba tingkat kabupaten dan menang mutlak, ia pingsan begitu turun dari panggung. Panik, Dera berteriak meminta bantuan panitia lomba untuk membawa Serana ke rumahnya. Beberapa saat kemudian, Serana pun siuman dan mendapati dirinya lemas terbaring di kamar. Gadis itu mulai menyadari, ada hal yang tak biasa di balik keanggunan mic ungu ini.

“Milik siapa kamu sebenarnya?” bisiknya saat memandangi benda ungu misterius itu. 

Mendadak, kepala Serana terasa berat, kemudian ia kembali terlelap. Mic ungu itu tiba-tiba saja menyala. Lantas, muncullah sebuah bayangan pantulan wajah. Bukan wajah Serana, melainkan wajah lelaki muda berambut ungu yang sedang tersedu dan berbisik lirih, “Kembalikan padaku ....”

(1). Astaga

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (20)
  • yourassiee

    @pacarmingyuu, ahaha, maaf aku sensi, abisnya komennya menjerumus banget, aku kepikiran punya salah apa, dikomen juga aku jelasin, aku harap aku salah, kalau beneran aku salah, aku minta maaf ya😔😔🙏🩷

    thank you udah berkenan komen juga, have a great day🩷🙏

    Comment on chapter 3 - Aku ingin berubah
  • pacarmingyuu

    Ka aku komen tokoh cerita kmu 😂
    kmu ada mslah personalkah?

    Comment on chapter 3 - Aku ingin berubah
  • desitananand

    yg aku suka dari cerita ini tuh karena banyak puisinya😭🫶🫶

    Comment on chapter 14 - Semakin tak tahu arah
  • auraangela

    jujur di chapter ini aku kecewa sama sera, udah tau sahabatnya lagi dituduh gak bener, dia gak tegas:( ya i know sera tuh emng pemalu kalau gak sama lara, tapi plis lah Ser, u kan udh di bantu di kehidupan sekolah u sama si Lara

    Comment on chapter 13 - Aku yang kembali salah
  • alunannada

    chap ini campur aduk, ada kasian ama lara, ada gemesnya juga mereka tiba2 bareng gitu😭🙏

    Comment on chapter 12 - Tak sengaja dekat
  • jelitamyname

    kadang aku ngerasa ayahnya lara tuh mencurigakan banget, tiba2 perhatian, tiba2 engga, kaya ada yg disembunyiin, apa perasaan ak aja?

    Comment on chapter 7 - Mencoba bertahan
  • naylaagrtina

    ternyata ada ya orang yang hidupnya tuh bergantung ke puisi, tepatnya puisi yg selamatin dia dari kejamnya dunia, ya walau hanya lewat kata, good job for u ya lar😣😣

    Comment on chapter 4 - Puisi penyelamat
  • claudiannsstty

    "Aku ingin jadi luka, yang terluka tanpa harus ditertawakan" IHHH KENA ULU HATI BANGETT!!😭😭😭

    Comment on chapter 9 - Luka yang tak diakui
  • yuyuyun

    sabar ya laraa... walau keluarga kamu gak peduli sama kamu, kita peduli kok^^ sumpahh dari namanya aja udah penuh lara banget ya thor T-T

    Comment on chapter 1 - Anak baik
  • lovitattaaa

    ihh chapter terngeselinnnnnn!!!

    Comment on chapter 13 - Aku yang kembali salah
Similar Tags
Me vs Skripsi
4035      1650     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...
Amor Vincit Omnia
621      464     1     
Short Story
\'Cinta menaklukkan segalanya\'. Umpama darah yang mengalir ke seluruh tubuh, cinta telah menaklukkan rasa benci yang bagai melekat dengan tulang dan daging. Jika hujan mampu sampaikan pesan pada ibu, maka ia akan berkata, “Aku sungguh mencintainya. Dan aku berjanji akan menjaganya hingga berakhir tugasku di dunia.”
NIKAH MUDA
2959      1114     3     
Romance
Oh tidak, kenapa harus dijodohin sih bun?,aku ini masih 18 tahun loh kakak aja yang udah 27 tapi belum nikah-nikah gak ibun jodohin sekalian, emang siapa sih yang mau jadi suami aku itu? apa dia om-om tua gendut dan botak, pokoknya aku gak mau!!,BIG NO!!. VALERRIE ANDARA ADIWIJAYA KUSUMA Segitu gak lakunya ya gue, sampe-sampe mama mau jodohin sama anak SMA, what apa kata orang nanti, pasti g...
The Boy Between the Pages
4731      1847     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
Rver
7667      2268     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
DocDetec
1658      877     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Pasal 17: Tentang Kita
184      97     1     
Mystery
Kadang, yang membuat manusia kehilangan arah bukanlah lingkungan, melainkan pertanyaan yang tidak terjawab sebagai alasan bertindak. Dan fase itu dimulai saat memasuki usia remaja, fase penuh pembangkangan menuju kedewasaan. Sama seperti Lian, dalam perjalanannya ia menyadari bahwa jawaban tak selalu datang dari orang lain. Lalu apa yang membuatnya bertahan? Lian, remaja mantan narapidana....
Wilted Flower
634      487     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Sendiri diantara kita
3849      1454     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
Aku yang Setenang ini Riuhnya dikepala
87      78     1     
True Story