Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love: Met That Star (석진에게 별이 찾았다)
MENU
About Us  

Kim Seok Jin

Ja.... foto apa yang harus aku post kali ini? Sepertinya terlalu banyak foto yang bagus, lebih tepatnya, semua foto yang ada aku pasti bagus. Mwo, wajah ganteng seperti ini, tidak mungkin akan menghasilkan foto jelek, bukan?

Hm, urus itu nanti. Foto-foto yang diposting oleh fansite ku di twitter terlihat ganteng dan bagus semua. Bagaimana bisa seseorang sesempurna ini?

 Bagaimana bisa seseorang sesempurna ini?

Jariku terus menggulir layar sampai sebuah foto menarik perhatianku

Jariku terus menggulir layar sampai sebuah foto menarik perhatianku.

Jariku terus menggulir layar sampai sebuah foto menarik perhatianku

(Anggap saja itu diambil fansite)

Foto itu diambil saat aku sedang istirahat syuting di perpustakaan tempat Na Byul bekerja. Apa yang sedang perempuan itu lakukan sekarang ya?

Ah. Ngomong-ngomong, aku masih ada jadwal untuk syuting di perpustakaan selama sekitar sebulan lagi. Memikirkan itu, membuat kedua sudut bibirku tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman kecil. Apakah aku pergi diam-diam saja lusa nanti? Kebetulan kan hari itu ada syuting. Hm oke. Lusa aku pergi lebih pagi secara diam-diam, siapa tau bisa ngobrol sama Na Byul si perempuan ketus itu.

***

Langit masih gelap ketika aku meninggalkan rumah untuk menuju Gapyeong. Aku tidak tanpa alasan pergi jauh pagi-pagi buta ini. Ini karna aku ada jadwal syuting disana. Yoo Bin yang menjemput dan mengantarku kesana. Kasian juga dia harus datang pagi buta menjemputku dan menyetir kesana, padahal aku tidur sepanjang jalan.

Dan sekarang langit sudah sangat terik sekali. Waktunya untuk istirahat setelah kami syuting selama berapa jam ini.

"Sunbaenim, selamat makan," ujarku sesekali saat melewati mereka sambil tersenyum.

"Eo, Seok Jin datang. Makan disini aja." Seorang sunbae memanggilku untuk duduk di satu meja dengannya, aku mengangguk dan mengajak Yoo Bin sekalian. Untukku, Yoo Bin sudah seperti saudara sendiri, jadi kami juga sudah biasa makan bareng. "Ou... Seok Jin, kau sudah ada pacar, kah?" tanya senior itu.

Aku tersenyum dan menggeleng sopan, "belum." Lalu memasukkan sesuap nasi dan lauk ke dalam mulutku.

"Masa sih?" tanya senior lain yang tak percaya.

Aku mengangguk pasti, memastikan bahwa aku memang belum memiliki pacar.

"Oh.. Bagaimana jika aku mengenalkanmu pada seseorang?"

Waw. Kaget saya hahaha. Aku benaran kaget dan Yoo Bin juga terlihat kaget karna ia berhenti dari acara makannya.

"Tak apa, Sunbaenim. Aku sudah ada seseorang yang membuatku tertarik," tolakku dengan sopan. Aku serius dengan itu. Kim Na byul benar-benar membuatku tertarik sekali.

Aku dapat merasakan tatapan bingung dari Yoo Bin dan hanya ku jawab dengan endikkan bahu.

"Oh iya kah? Sayang sekali."

Dan acara makan tersebut kembali berlangsung dengan obrolan-obrolan kecil sampai akhirnya waktu istirahat berakhir.

***

Akhirnya, syuting hari ini selesai juga.

Setelah mengucapkan terimakasih dan salam pamit pulang, aku dan Yoo Bin berjalan kembali ke mobil. Ku regangkan tanganku yang terasa lelah sekali.

"Sugohaettda." Yoo Bin memberikanku botol air saat sudah duduk di mobil sebelum menyalakan mesinnya. "Kau tidur dulu saja. Kalo uda sampe akan ku bangunkan nanti."

Aku mengangguk saja walaupun aku tau Yoo Bin tidak bisa melihatku.

"Hyung."

"Eo?" Suara mesin mobil sudah terdengar dan mulai melaju di jalan raya.

"Besok aku tidak ada jadwal pagi, kan?"

Yoo Bin melirikku dari kaca tengah mobil dengan alis yang terangkat satu. "Ada apa? Kau ingin berbuat apa lagi besok?"

"Eiiii, hyung! Aku tidak berbuat apa-apa."

"Belum lebih tepatnya, kan?"

"Benaran. Aku hanya memastikan saja. Jadi aku bisa bangun siang, kan?"

Tatapan menyelidik dari Yoo Bin sempat membuatku jadi takut dan menelan ludah saking gugupnya.

"Tak ada. Tapi jangan terlalu siang juga. Besok ku jemput jam 10. Karna ada syuting jam 12, kan."

Aku mengangguk paham dan tersenyum, "oke aku paham." Lalu aku memejamkan mataku, sebenarnya supaya tidak memperhatikan tatapan menyelidik Yoo Bin saja sih. Takut.

***

Kakiku menghentak-hentakkan pelan bersaing dengan jalan raya, seiring dengan dentunan lagu yang terputar di earphoneku sambil menunggu pintu perputakaan ini terbuka. Kapan bukanya yaampun. Aku sudah dingin sekali disini.

Sekarang sudah pukul 8.55 pagi, dan perpustakaan baru buka pukul 9. Aku berdiri di depan pintu dengan jaket tebal, merasa dingin. Jadi dari jam setengah 9 tadi aku hanya berdiri di depan perpustakaan dan bersandar di dinding ini dengan jaket tebal, kacamata dan topi untuk menutupi penampilan artisku. Perkiraan suhu hari ini akan mencapai 10 derajat. Wah, akan dingin sekali sepertinya.

"Hau.. Berapa lama lagi ini aku harus menunggu."

Kenapa juga aku datang sepagi ini, dasar Kim Seok Jin.

Lalu aku mendengar pelan ada langkah kaki yang mendekat ke arah pintu, membuatku menoleh dan mendapati seorang perempuan yang sedikit terkejut melihatku dengan kapala miring dan alis yang terangkat satu. Itu Kim Na Byul.

Aku mengangkat tanganku sebelah dan tersenyum padanya walaupun sepertinya dia tidak menerima itu dengan baik. Tak apa.

Na Byul membalik tanda closed tadi menjadi open. Assa! Berarti aku sudah boleh masuk sekarang. Tak perlu menunggu waktu lama, aku langsung masuk ke dalam perpustakaan, mengabaikan tatapan bertanya dari Na Byul.

"Joheun achim, Kim Na Byul." Aku kembali mengangkat tanganku untuk menyapanya, kali ini dengan sedikit menurunkan maskerku. "Jam berapa kau sudah ada disini?"

Na Byul memutar matanya dan meninggalkanku pergi masuk ke dalam.

"Ei, Kim Na Byul. Kau tidak mendengarku?"

Mwoya? Dia benar-benar tidak mendengarku?

Aku mengikutinya dari belakang hingga ke rak-rak buku, "kau datang dari pagi buta kah? Apakah kau sudah makan kalo datang sepagi itu?"

Aku sedang fokus bertanya dan langsung kaget saat Na Byul membalik tubuhnya menghadapku dan terasa sangat dekat karna memang aku benar-benar tepat di belakangnya. Wajahnya sangat... mulus, dia pasti merawatnya dengan baik. Ini seperti kulit seorang artis. Kedua mata cantiknya, hidung yang terlihat pas, tidak terlalu mancung, tapi tidak terlalu pesek juga. Terakhir.. bibirnya..

Oh astaga, Kim Seok Jin. Apa yang sedang kau pikirkan sekarang.

Aku berusaha mengusir pikiran itu dengan menggelengkan kepala, kembali fokus pada Na Byul.

"Bisakah anda pergi dari sini, sonnim?"

Ye?

"Bukankah kau tidak boleh mengusir pelanggan?"

"Apakah anda sudah memesan sesuatu?"

"Kalau begitu aku pesan hot tea."

"Tidak bisa, maaf, sonnim."

Hoh??? Aku hampir tertawa saking terkejutnya. Bagaimana bisa dia menolakku seperti itu?

"Kau tidak boleh mengusir pelanggan, bukan?"

"Bisa jika pelanggannya menyebalkan. Terlebih yang bernama Kim Seok Jin." Aku dapat menangkap penekanan dalam namanu yang diucapkan oleh Na Byul. Wah. Benar-benar dia. Apakah aku semenyebalkan itu kah?

Lalu dia berbalik ke arah meja cafe dan memakai celemeknya. Tentu saja aku mengikutinya dari belakang.

"Ya, Kim--"

"Noona." Eh? Siapa lagi laki-laki ini, dan kenapa dia memanggilnya noona? Sepertinya aku juga sering melihatnya disini. "Hari ini jadi, kan?"

Na Byul tersenyum tipis padanya, "jadi dong. Nanti setelah kerja usai kan?"

EH???? Mau kemana mereka?

"Kau mau kemana?" tanyaku tanpa sadar. Aku serius, aku tidak sadar. Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku.

Na Byul yang awalnya tersenyum, tiba-tiba berubah menjadi ekspresi datar ketika menatapku. "Bukan urusanmu."

"Hei.."

"Jadi kau mau pesan atau pergi?" Galak sekali perempuan ini.

"Baiklah. Aku pesan hot tea."

"Tidak ada."

"Ice tea."

"Tidak ada juga."

Manusia ini berniat membuatku kesal ya? "Lalu adanya apa?"

"Tidak ada apapun untuk anda, sonnim."

"Neo jakku sonnim sonnim hallae?" Benar-benar perempuan ini, membuatku kesal saja dari pagi. (Kau mau terus terusan pelanggan pelanggan?)

Laki-laki yang tadi memanggil Na Byul 'Noona' maju ke depan, meminggirkan Na Byul, dan mengambil alih pekerjaannya dengan sikap profesional. "Ada yang bisa dibantu?"

"Aku ingin memesan hot tea, ada kah?"

"Boleh ditunggu sebentar di tempat duduk. Nanti akan saya antarkan. Terimakasih."

Seusai membayar aku menilik ke arah Na Byul yang menatapku sinis dari tempatnya sebelum aku berbalik dan duduk di depan kaca besar perpustakaan.

Perempuan itu benar-benar menguji kesabaranku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
785      531     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Crystal Dimension
328      228     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Hunch
39600      5559     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
Premium
Dunia Leonor
116      101     3     
Short Story
P.S: Edisi buku cetak bisa Pre-Order via Instagram penulis @keefe_rd. Tersedia juga di Google Play Books. Kunjungi blog penulis untuk informasi selengkapnya https://keeferd.wordpress.com/ Sinopsis: Kisah cinta yang tragis. Dua jiwa yang saling terhubung sepanjang masa. Memori aneh kerap menghantui Leonor. Seakan ia bukan dirinya. Seakan ia memiliki kekasih bayangan. Ataukah itu semua seke...
Game of Dream
1457      812     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
Mr. Invisible
1136      546     0     
Romance
Adrian Sulaiman tahu bagaimana rasanya menjadi bayangan dalam keramaiandi kantor, di rumah, ia hanya diam, tersembunyi di balik sunyi yang panjang. Tapi di dalam dirinya, ada pertanyaan yang terus bergema: Apakah suaraku layak didengar? Saat ia terlibat dalam kampanye Your Voice Matters, ironi hidupnya mulai terbuka. Bersama Mira, cahaya yang berani dan jujur, Rian perlahan belajar bahwa suara...
NIAGARA
472      351     1     
Short Story
 \"Apa sih yang nggak gue tau tentang Gara? Gue tau semua tentang dia, bahkan gue hafal semua jadwal kegiatan dia. Tapi tetap aja tuh cowok gak pernah peka.\" ~Nia Angelica~
Rain, Coffee, and You
543      382     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...
Shine a Light
813      531     1     
Short Story
Disinilah aku, ikut tertawa saat dia tertawa, sekalipun tak ada yang perlu ditertawakan. Ikut tersenyum saat dia tersenyum, sekalipun tak ada yang lucu. Disinilah aku mencoba untuk berharap diantara keremangan
Suami Untuk Kayla
8278      2580     7     
Romance
Namanya Kayla, seorang gadis cantik nan mungil yang memiliki hobi futsal, berdandan seperti laki-laki dan sangat membenci dunia anak-anak. Dijodohkan dengan seorang hafidz tampan dan dewasa. Lantas bagaimana kehidupan kayla pasca menikah ? check this out !