Aku Kai, datang ke Kampung Inggris untuk memperdalam kemampuan bahasa Inggrisku. Aku dan Leo sekelas, mengambil fokus pada percakapan dan idiom. Kami bertemu Elara, Liera, dan teman-teman mereka saat mengerjakan tugas video dengan orang asing. Sejak saat itu, kami sering menghabiskan waktu bersama.
Awalnya, aku tidak punya perasaan khusus pada siapa pun. Aku hanya menikmati kebersamaan dengan teman-teman baru. Tapi, lama-kelamaan, aku mulai memperhatikan Liera. Dia punya aura yang menarik, percaya diri, dan selalu ceria. Aku merasa nyaman berada di dekatnya.
Aku mulai sering menggodanya, memberinya perhatian kecil, dan mencoba membuatnya tertawa. Aku tidak tahu apakah dia merasakan hal yang sama, tapi aku berharap dia menyukaiku. Aku juga menyukai cara dia berinteraksi dengan orang lain, dia terlihat tulus.
Suatu hari, saat aku sedang berkumpul dengan Leo, dia menyadari perasaanku pada Liera. Dia menyemangatiku untuk menyatakan perasaan, dan dia berjanji akan membantuku. Awalnya, aku ragu. Aku takut ditolak, dan aku tidak mau merusak persahabatan kami. Tapi, Leo terus meyakinkanku, dan akhirnya aku setuju.
Leo membantuku merencanakan semuanya. Dia memilih kafe yang romantis, memesan meja khusus, dan bahkan menuliskan kata-kata yang ingin kusampaikan. Aku sangat gugup saat itu, tapi aku juga bersemangat. Aku ingin Liera tahu perasaanku.
Saat aku menyatakan perasaan, Liera terlihat terkejut. Dia tidak langsung menjawab, dan aku merasa jantungku hampir berhenti berdetak. Tapi kemudian, dia tersenyum dan mengatakan bahwa dia menghargai perasaanku. Dia bilang dia tidak bisa membalas perasaanku, tapi dia ingin tetap berteman.
Aku kecewa, tentu saja. Tapi, aku juga lega. Aku sudah mengatakan apa yang ingin kukatakan, dan aku tidak perlu menyimpan perasaan ini lagi. Aku menghargai kejujuran Liera, dan aku senang kami masih bisa berteman.
Setelah kejadian itu, aku mencoba untuk melupakan perasaanku pada Liera. Aku fokus pada studiku, menghabiskan waktu dengan teman-teman, dan mencoba membuka hati untuk orang lain.
Suatu hari, aku menyadari bahwa Indah punya perasaan padaku. Awalnya, aku tidak yakin dengan perasaanku padanya. Tapi, setelah mengenalnya lebih dekat, aku menyadari bahwa dia adalah orang yang baik, cerdas, dan perhatian. Aku juga menyukai semangatnya.
Aku memutuskan untuk memberi Indah kesempatan. Aku mengajaknya bertemu, dan kami berbicara tentang perasaan kami. Aku bilang padanya bahwa aku menghargai perasaannya, dan aku ingin mencoba menjalin hubungan dengannya. Dia senang, dan kami pun mulai berpacaran.
Hubunganku dengan Indah berjalan lancar. Dia adalah pacar yang pengertian, mendukung, dan selalu ada untukku. Aku merasa beruntung bisa bersamanya.
Saat kami kembali ke Jakarta, aku tahu bahwa hubungan kami akan memasuki babak baru. Kami berdua sudah dewasa, dan kami ingin membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius. Aku tahu betapa Indah mencintai neneknya, jadi aku memutuskan untuk melamarnya di depan neneknya.
Aku mempersiapkan semuanya dengan hati-hati. Aku membeli cincin yang indah, memilih tempat yang nyaman, dan menuliskan kata-kata yang ingin kusampaikan. Aku gugup, tapi aku juga bersemangat. Aku ingin membuat momen ini tak terlupakan untuk Indah dan neneknya. Saat aku melamar, Indah terlihat sangat bahagia. Dia menangis haru, dan neneknya tersenyum lebar. Aku merasa lega dan bahagia saat itu.
Namun, kebahagiaan kami tidak berlangsung lama. Beberapa waktu kemudian, nenek Indah meninggal dunia. Indah sangat terpukul, dan aku merasa sedih melihatnya begitu berduka. Aku tahu betapa dekatnya dia dengan neneknya, dan aku ingin melakukan segala yang kubisa untuk menghiburnya.
Aku selalu ada di sisinya, mendengarkan keluh kesahnya, dan mencoba membuatnya merasa lebih baik. Aku menemaninya mengunjungi makam neneknya, membantunya membereskan barang-barang neneknya, dan mengingatkannya akan kenangan indah yang mereka miliki bersama. Aku tahu tidak ada yang bisa menggantikan neneknya, tapi aku ingin Indah tahu bahwa dia tidak sendirian. Aku akan selalu ada untuknya, mendukungnya, dan mencintainya.
Setelah beberapa waktu, Indah mulai pulih dari kesedihannya. Dia belajar untuk menerima kehilangan neneknya, dan dia mulai fokus pada masa depannya. Aku bangga padanya, dan aku tahu kami akan melewati semua ini bersama-sama.
Aku tidak menyesal menyatakan perasaanku pada Liera. Itu adalah pengalaman yang berharga, dan itu membantuku untuk tumbuh menjadi orang yang lebih baik. Aku juga bersyukur bisa bertemu dengan Indah, yang akhirnya menjadi cinta sejatiku.
Annyeong 👋
Comment on chapter POV William