"yaudah gue pergi dulu ya"
"Sanalah gak ada yang nyuruh"
Ziyad pergi meninggalkan Ruby, Ruby yaudah cuek aja ngapain urus gak ada.
Saat ziyad ke tempat masjid malah mengingat kembali tentang nabi Muhammad as.
Pada akhirnya ia berusaha melupakan tetapi malah ziyad terus mengingat semua itu
Pada ujung ujungnya alhasil ia malah bershalawat tentang nabi Muhamad
Nabi Muhamad tersenyum mendengar itu
Ziyad terus bershalawat, suaranya lirih tapi penuh penghayatan. Masjid begitu tenang, hanya terdengar gema bacaan zikir dan suara angin yang berhembus lembut. Namun, semakin ia bershalawat, semakin hatinya dipenuhi perasaan yang sulit dijelaskan.
Tiba-tiba, dunia di sekelilingnya berubah. Ia tak lagi berada di dalam masjid. Sekelilingnya kini adalah padang pasir yang luas, dan di hadapannya berdiri sosok yang begitu ia rindukan—Nabi Muhammad ﷺ.
Rasulullah ﷺ tersenyum lembut, penuh kasih sayang. "Umatku..."
Ziyad terdiam, hatinya bergetar hebat. Namun, sebelum ia sempat mendekat, terdengar suara gaduh dari kejauhan.
Ia menoleh, dan apa yang ia lihat membuat dadanya sesak.
Itu Perang Khaibar.
Benteng-benteng Yahudi berdiri kokoh, dan pasukan Muslim bersiap untuk merebutnya. Di antara mereka, Ziyad melihat Ali bin Abi Thalib yang memegang pedang Zulfikar dengan gagah berani. Mata Ali bersinar dengan semangat jihad.
Ziyad menyaksikan bagaimana Ali yang saat itu mengalami sakit mata, tetap maju ke medan perang setelah Rasulullah ﷺ meludah ke matanya dan mendoakannya. Seketika rasa sakitnya hilang, dan dengan penuh keberanian, Ali menyerang benteng musuh.
Namun, pertempuran itu tidak mudah. Para prajurit Yahudi bertahan dengan gigih. Panah melesat ke segala arah, pedang beradu, dan darah membasahi tanah.
Ziyad merasa hatinya berat. Ia melihat bagaimana pasukan Muslim menghadapi kesulitan, bagaimana mereka harus bertarung habis-habisan untuk mempertahankan agama ini.
Saat itu, Rasulullah ﷺ kembali berbicara, suaranya lembut tetapi penuh makna. "Umatku, perjuangan ini tidak akan pernah berhenti. Apa yang kau lihat sekarang adalah bagian dari perjalanan Islam, dan kau harus mengambil pelajaran darinya."
Ziyad menatap Nabi dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia ingin bertanya banyak hal, tapi tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
Ia terbangun di masjid, napasnya tersengal.
Suara shalawat masih terdengar di bibirnya. Katanya bergetar.
Apakah semua itu mimpi? Ataukah itu sebuah pesan?
Akhirnya ziyad memutuskan untuk melupakan semua itu dan saat itu tidak ada yang menghalangi ziyad untuk bershalawat
Ruby masuk ke Madinah dan duduk duduk saja
"Hei Ruby, bukannya kamu di panti asuhan ya?!" -Ucap ziyad
"eh enggak sekarang udah pulang" -Ucap Ruby
"Emang kamu kenapa di rumah?! Kenapa gak nyantai aja gak apa apa kok" -Kata ziyad
"enggak apa apa" -Jawab Ruby dengan ketakutan ketika ingin di rumah
Ruby malah melihat sosok jin yang ada di depannya dan akhirnya ia tahan saja gak usah teriak
Ruby sebenarnya ia tidak buruk atau baik tapi ia hanyalah gadis penakut, polos, dan juga baik.
Lalu Ruby memang tidak disebutkan sebagai tokoh utama tapi saat di akhir Bab, ia akan disebutkan sebagai tokoh utama.
"Kamu kenapa?! Udah kayak orang ketakutan, ngomong aja gak apa apa ga bakal gue gossip ke orang lain" -ucap ziyad
Ruby takut untuk ngomong ia pernah mengalami supranatural di rumah
"eeee- gak apa apa kok"