Pada keesokan harinya
Ziyad pergi umrah ke Madinah untuk itu dan akhirnya ia akan menjalankan bulan suci ramadan di Madinah.
Dan hari ini ziyad melaksanakan ibadah haji di bulan suci yang penuh berkah mungkin tak hanya kebetulan semata tapi juga merupakan bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Hal hal yang harus dilakukan ketika saat bulan ramadan adalah
Memperbanyak salat sunnah
Berdzikir dan bershalawat kepada Rasulullah Saw
Memperbanyak sedekah dan membantu sesama
Memperbanyak istigfar
Memperbanyak ibadah malam seperti tahajud, salat witir, dan membaca Al-Qur'an.
Hal yang sebagus mungkin aktifitas saat bulan puasa adalah berdzikir.
Pada saat di tempat madinah
"Wah!! Ternyata tempatnya indah ya!!"
"Iya sih baru lihat"
Ziyad hanya tersenyum dan melihat sekitar sekitar lain yang ada di Madinah. Namun, ziyad melihat mungkin ada di mimpi, sebab. Ia pernah melihatnya dan bertemu di suatu tempat yaitu di Madinah juga.
Ziyad melangkah perlahan di pelataran Masjid Nabawi, matanya menyapu setiap sudut bangunan suci itu. Hatinya bergetar. Ia pernah melihat tempat ini sebelumnya—dalam mimpinya. Namun, kini ia berdiri di sini, di dunia nyata.
Ia menarik napas dalam, mencoba memahami perasaan aneh yang menggelayuti pikirannya. Apakah ini sekadar dejavu, ataukah ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi padanya?
"Ziyad, ayo masuk," suara seorang lelaki paruh baya yang menemani perjalanannya membuyarkan lamunannya.
"Iya, sebentar," jawab Ziyad, lalu melangkah masuk ke dalam masjid dengan perasaan khusyuk.
Saat ia berdiri di dalam, ia merasakan kedamaian yang luar biasa. Ini bukan sekadar perjalanan biasa, ini lebih dari itu. Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan dirinya larut dalam suasana spiritual yang begitu mendalam.
Setelah beberapa saat berdiam diri, Ziyad melangkah menuju Raudhah, salah satu tempat yang paling mustajab untuk berdoa. Namun, saat ia hendak mendekat, tubuhnya terasa berat. Pandangannya sedikit berkunang-kunang, dan sekejap, ia merasa dunia di sekitarnya berubah.
Tiba-tiba, ia tidak lagi berada di dalam masjid yang penuh jemaah modern.
Ia melihat sekeliling. Masjid Nabawi masih ada, tetapi dalam bentuk yang jauh lebih sederhana. Tidak ada pendingin ruangan, tidak ada lampu-lampu terang, hanya tiang-tiang dari batang kurma dan atap dari pelepahnya.
Orang-orang mengenakan pakaian khas Arab kuno, sebagian besar dengan sorban dan jubah panjang. Suara mereka lirih, penuh kekhusyukan.
Ziyad merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu ini tidak nyata, tapi mengapa terasa begitu hidup?
Tiba-tiba, seorang lelaki tinggi dengan wajah bercahaya melintas di hadapannya. Pakaian putihnya sederhana, tetapi wibawanya begitu besar.
"Nabi Muhammad...?" gumam Ziyad tanpa sadar.
Sosok itu tidak berbicara, hanya menatapnya dengan pandangan yang penuh kasih sayang.
Ziyad ingin melangkah mendekat, tetapi tubuhnya terasa kaku. Hatinya bergetar hebat, seolah-olah ada sesuatu yang harus ia pahami.
Namun, sebelum ia bisa melakukan apa pun, semuanya mulai memudar. Suara azan berkumandang, menggema di seluruh masjid.
Ziyad tersentak dan kembali ke dunia nyata.
Ia masih berdiri di tempat yang sama, di dalam Masjid Nabawi, tetapi kini penuh dengan jemaah modern.
Tangannya mengepal.
Mimpi atau bukan, ia tahu ini adalah tanda.
Ada sesuatu yang harus ia temukan di Madinah. Sesuatu yang lebih dari sekadar perjalanan ibadah.
(Dah lah author kehilangan ide ini pakai AI pliss jangan menghujat ini sisa kok, kebanyakan nih novel Juga gw tulis pake tangan sendiri).