Bandara, Pagi Hari
Lita sudah siap dengan koper dan tas ranselnya. Dinda dan Rani, sahabat sahabatnya, setia menemaninya di bandara. Reno juga ada di sana, matanya terlihat sembab, pertanda ia menangis semalaman.
" Ta kita pasti bakal kangen banget sama kamu," kata Dinda sambil memeluk Lita erat
.
"Iya, ta. Jangan lupain kita ya," timpal Rani dengan suara bergetar.
Lita tersenyum, meskipun matanya berkaca-kaca. "Kalian sahabat terbaik. Gue janji nggak akan pernah lupain kalian," ujarnya.
"Jaga diri baik-baik ya di sana, ta. Kalau ada apa-apa, langsung kabarin kita," pesan Dinda.
"Jangan lupa cari pacar bule ya, ta!" canda Rani, mencoba mencairkan suasana.
Lita tertawa kecil. "Kalian ini ada-ada aja," balasnya.
Lita beralih menatap Reno. "Ren," panggilnya lirih.
Reno mengangguk, menatap Lita dengan tatapan sendu.
"Makasih udah jadi bagian penting dalam hidup aku," kata Lita dengan suara bergetar.
"Aku juga makasih, Ta. Kamu udah ngasih aku banyak kenangan indah," balas Reno.
"Maaf kalau aku udah bikin kamu sedih," ujar Lita.
"Nggak papa, Ta. Aku ngerti kok," kata Reno.
"Aku nggak akan pernah lupain kamu, Ren," janji Lita.
"Aku juga nggak akan pernah lupain kamu, Ta," balas Reno.
Reno menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Ta," panggilnya lembut. "Boleh aku peluk kamu?"
Lita mengangguk, air matanya mulai mengalir. Reno mendekat dan memeluk Lita erat. Mereka berdua terdiam, menikmati pelukan terakhir mereka.
"Ta," panggil Reno lagi, suaranya bergetar.
"Boleh aku minta satu hal terakhir?"
Lita menatap Reno dengan mata yang berkaca-kaca.
"Boleh aku cium kamu untuk terakhir kalinya?" tanya Reno dengan suara lirih.
Lita terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk perlahan. Reno mendekatkan wajahnya ke wajah Lita, dan dengan lembut mencium bibir Lita. Air mata mereka berdua terus mengalir, bercampur dengan ciuman terakhir mereka.
"Aku harus pergi sekarang," kata Lita akhirnya, melepaskan pelukannya dan ciuman mereka.
"Hati-hati di jalan ya, ta" pesan Reno.
Lita mengangguk dan tersenyum. "Aku pergi ya," ujarnya sambil melangkah menuju gerbang keberangkatan.
Reno dan teman-temannya melambaikan tangan, mengantar kepergian Lita dengan perasaan sedih dan haru. Mereka tahu, perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Suatu saat nanti, mereka pasti akan bertemu kembali.
Beberapa Tahun Kemudian.
Reno fokus dengan kuliahnya, impiannya menjadi arsitek semakin dekat. Sesekali, ia teringat pada Lita. Aroma lavender selalu mengingatkannya pada Lita, begitu juga susu rasa cokelat, minuman favorit Lita dulu. Reno mencoba mencari tahu kabar Lita, namun ia tidak menemukan jejak Lita di media sosial. Reno berpikir mungkin Lita sengaja menghindarinya.
Setelah Lulus S1
Reno mengunggah foto dirinya dengan seorang gadis di akun Instagramnya. Foto itu menandakan bahwa Reno telah menemukan pengganti Lita. Lita yang sesekali masih memantau akun Reno, merasa sedikit kecewa, namun ia berusaha menerima kenyataan.
Setelah lulus s1 Lita pun melanjutkan studinya ke jenjang S2. Setelah lulus S2, Lita mendapatkan kabar yang membuatnya terkejut. Reno akan menikah dengan seorang gadis yang dia posting di Instagram nya waktu dia lulus s1 dulu. Lita tidak menyangka Reno akan menikah secepat ini.
Satu Tahun Kemudian
Reno dikaruniai seorang putri kecil yang sangat cantik. Reno terlihat sangat bahagia dengan kehadiran putrinya. Reno sering membagikan foto-foto putrinya di media sosial. Lita yang masih mengikuti perkembangan Reno, merasa bahagia melihat Reno telah menemukan kebahagiaannya. Dan di tahun ini akhirnya Lita resmi diangkat jadi Presdir di perusahaan papanya.
Menatap foto Reno dan keluarga kecilnya "Semoga kamu selalu bahagia, Ren. Aku akan selalu menyayangimu, meskipun kita tidak bisa bersama." Lita tersenyum sendu.