Mentari pagi menyinari kamar Lita, namun ia sudah tidak ada di sana. Lita sudah berangkat sejak subuh. Jadwal pelajarannya hari ini sangat padat, mulai dari matematika, fisika, kimia, hingga bahasa Inggris. Semua ini ia tekun demi menggantikan papanya suatu hari nanti di perusahaan keluarga. Lita ingin membuktikan bahwa ia pantas mendapatkan tanggung jawab besar itu.
Di sekolah, Reno juga tidak kalah sibuknya. Sebagai ketua OSIS, ia harus memimpin rapat, mengatur acara sekolah, dan masih banyak lagi. Belum lagi, ia harus mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas. Buku-buku pelajaran dan soal-soal latihan sudah menjadi teman sehari-harinya. Reno ingin masuk universitas impiannya dan meraih cita-citanya.
Dulu, Lita dan Reno sering menghabiskan waktu bersama. Mereka bermain, belajar, dan berbagi cerita. Namun sekarang, waktu mereka tersita untuk kesibukan masing-masing. Lita harus fokus pada pelajaran dan belajar, sementara Reno harus aktif di OSIS dan belajar untuk ujian.
Sesekali, Lita dan Reno bertemu di sekolah. Mereka saling menyemangati dan berbagi cerita tentang kesibukan masing-masing.
Seperti disaat ini, Jam Istirahat Siang.
Lita dan Reno duduk berdua di kantin sekolah. Lita terlihat murung, sementara Reno berusaha mencairkan suasana.
"Sayang, kok diem aja sih? Ada apa?" tanya Reno sambil menggenggam tangan Lita.
“Aku capek, Ren,” jawab Lita dengan suara lirih
"Capek kenapa? Tugasnya kurang banyak banget ya?" tebak Reno.
“Bukan cuma itu, Ren. Aku capek sama hubungan kita,” ujar Lita membuat Reno terkejut.
“Maksud kamu?” tanya Reno bingung.
"Kita terlalu sibuk sama urusan masing-masing. Aku ngerasa kita udah nggak punya waktu buat berdua," jelas Lita.
Reno menjawab, mencerna kata-kata Lita. "Aku tahu, ta. Aku juga ngerasa bersalah. Tapi aku nggak mau kita putus," kata Reno dengan nada memohon.
"Aku juga nggak mau, Ren. Tapi aku nggak tahu harus gimana. Papa udah nuntut aku buat jadi penerus dia, dan aku nggak bisa nolak," kata Lita sambil menangis.
"Aku ngeerti, ta. Tapi apa nggak ada jalan lain? Kita bisa cari waktu buat berdua, meski cuma sebentar," ujar Reno.
"Gimana caranya, Ren? Aku udah gak punya waktu lagi. Papa udah ngatur semua jadwal aku," keluh Lita. Reno tidak menjawab, dia kehabisan kata-kata.
Lita tidak punya pilihan lain.