KANTIN
Lita, Rani, dan Dinda sudah duduk di meja kantin, menikmati makan siang mereka. Kantin terlihat ramai dengan siswa-siswi lainnya yang sedang menikmati makan siang mereka. Reno datang bersama Andika dan Dimas ke kantin. Mereka mencari meja kosong, tetapi semua meja sudah penuh.
"Duh, kok rame banget sih? Nggak ada meja kosong lagi." Andika mengeluh dengan wajah yang sedikit cemberut.
"Ya udah, mending kita cari meja lain aja." Dimas menjawab dengan wajah yang pasrah.
"Sabar, Dik. Kita cari aja lagi." Reno menjawab dengan nada yang tenang. Reno memandang ke sekitar kantin untuk mencari meja kosong.
"Eh, itu di meja Lita ada bangku yang kosong" Andika menunjuk meja Lita dengan wajah yang berbinar-binar.
"Ooh, iya, ya. Lo kan satu ekskul musik sama Lita, Dik. Mending kita minta izin duduk bareng aja, deh." Dimas menyarankan dengan nada yang ceria.
"Iya, gapapa. Daripada kita ga duduk." Reno menanggapi dengan senyum yang sedikit terpaksa.
Andika mendekati meja Lita dengan wajah yang ceria.
"Lita! Eh, kebetulan nih. Nggak ada meja kosong lagi. Boleh kita gabung duduk di meja lo?" Andika menanyakan dengan nada yang sopan.
"Eh, Andika! Iya, dong. Silakan duduk." Lita menjawab dengan wajah yang sedikit merah.
Reno, Andika, dan Dimas duduk bersama Lita, Rani, dan Dinda. Suasana di meja tersebut menjadi agak awkward karena mereka tidak sedekat itu.
"Eh, kenalin. Ini Rani dan Dinda, teman aku." Lita menmperkenalkan Rani dan Dinda dengan wajah yang ceria.
"Hai, Reno! Hai Andika! Hai Dimas!" Rani menyapa dengan wajah yang ceria.
"Hai, Hai." Dinda menyapa dengan wajah yang canggung.
"Hai, Rani! Hai, Dinda! Kenal nih kita semua. " Andika menjawab dengan wajah yang ceria.
"Hai, Rani! Hai, Dinda!" Reno menjawab dengan senyum yang sedikit terpaksa.
"Hai, Hai." Dimas menjawab dengan wajah yang canggung.
"Eh, Reno, kenapa senyumnya terpaksa sih? Gak suka duduk bareng kita?" Rani bertanya dengan nada yang bercanda.
Reno mencoba menjawab dengan senyum yang lebih ikhlas. "Nggak kok, Dik. Cuma lagi mikirin ujian matematika besok." Reno menjawab dengan wajah yang pura-pura serius.
"Tenang aja, Reno. Matematika itu gampang kok! Yang penting lo fokus dan jangan terlalu mikirin cewek yang lo sukai!" Lita menjawab dengan senyum yang sedikit terpaksa. Lita berusaha mengatasi kegugupannya dengan berusaha menikmati makan siangnya.
Rani menimpali perkataan Lita dengan menunjuk Reno dengan nada yang usil.
"Iya, Reno. Jangan sampai kamu kalah fokus sama ujian karena cewek. Nanti nilai kamu jelek, lho." Rani menjawab dengan senyum nakal.
"Eh, iya, Reno. Tapi, kalau ngomongin cewek, Lita kan cantik banget, ya?" Dimas menjawab dengan wajah yang pura-pura serius.
Reno terkejut dan tertawa mendengar perkataan Dimas. "Hah, eh, udah, udah. Jangan ngomongin cewek lagi! Nanti aku mikirnya nggak fokus deh! " Reno menjawab dengan senyum yang ikhlas.
Suasana di meja kantin semakin mencair dengan candaan-candaan mereka. Lita mencoba menikmati suasana baru di meja tersebut. Lita merasa sedikit lebih tenang dan berusaha menikmati makan siangnya.