Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mentari Diujung Senja
MENU
About Us  

 Seperti hari-hari biasanya, Sasha dan anak-anak yang mengikuti drama tengah berlatih.

" Sha " Panggil Fansya.

" Ya? "

" Lo suka ya sama Aigar "

" Hah? Nggak tuh "

" Jujur aja lah Sha. Keliatan banget loh. Setiap bagian Aigar lo itu selalu natap dia dengan lekat. Seakan pandangan lo itu terkunci cuma buat dia seorang "

Sasha tersenyum tipis " Perasaan kak Fansya aja "

" Udah lah Sha. Udahin gengsinya. Turunin egonya. Toh, kayaknya Aigar juga suka sama lo "

Sasha menggeleng " Forget it kak. Ship kakak nggak akan berlayar "

Sasha mulai melangkah ke tengah panggung hendak memainkan bagiannya.

" Awas aja beneran berlayar. Gua minta Aigar beliin civic turbo! "

πŸ’

Sasha berjalan menuju rumahnya. Dia terkejut saat melihat ibunya tengah mencoba beberapa perhiasan dan ada banyak uang di atas kasur.

Melisa menatap Sasha tajam. Sasha lantas membuang muka tak memperdulikan ibunya. Lagipula hal semacam ini bukan hal baru untuk Sasha.

" Jangan cepu sama Astrid " Ucap Melisa sebelum Sasha keluar untuk melaksanakan pekerjaannya.

Sasha mengangguk kecil " Anak pinter "

Sasha cepat-cepat keluar dari rumahnya. Selama melaksanakan pekerjaannya Sasha terus memikirkan Melisa. Jika dia kehilangan pekerjaannya, pasti Sasha yang akan di salahkan meski itu bukan salah Sasha.

Sasha cepat-cepat menyelesaikan perjaannya. Saat selesai dia segera berjalan ke pintu belakang hendak pergi. Namun, " Sasha "

Gadis itu berhenti. Menoleh kearah orang yang memangginya.

" Ya Nyonya? " Sahut gadis itu tersenyum kaku.

" Kamu kenapa? Apa ada masalah? " Tanya Astrid .

" Nggak. Saya cuma cape aja "

" Oh begitu. Habis ini langsung istirahat ya. Dan, tolong panggil ibu kamu kesini "

" Iya "

Sasha pun berpamitan pergi dan bergegas kerumahnya.

" Ibu "

Melisa menoleh pada putrinya " Itu, nyonya manggil ibu " Ucapnya agak ragu.

" Hah? Nyonya manggil saya? " Ucap Melisa terkejut.

" I-iya "

Melisa mendekat kearah Sasha " Kamu cepu ya sama wanita sialan itu? " Tanya Melisa sambil mencengkram pundak Sasha.

" Nggak. Sasha nggak bilang. Terlebih Sasha nggak ketemu sama nyonya selain tadi pas mau keluar "

Melisa melepaskan cengkramannya. Dia terlihat panik. Dia mulai menggigiti kuku jarinya. Melisa segera mengemasi uang dan perhiasan yang sudah di ambilnya dari Astrid ke dalam sebuah kotak dan menguncinya.

" Awas aja kalau kamu yang melaporkan saya. Jangan harap saya bakal kasihani kamu " Ancam Melisa sebelum keluar.

Sasha mengangguk paham. Tubuhnya bergetar hebat mengingat ibunya yang tak pernah main-main dengan kata-katanya.

πŸ’

Terlihat Melisa yang sidah berada di hadapan Astrid dan suaminya, Serge Gemilang.

" Melisa Audya " Ucap Serge memulai pembicaraan ini.

" Iya tuan? "

" Saya mau tanya sesuatu sama kamu "

" Tanyakan saja tuan. Tanya saja "

Serge menatap Astrid. Wanita berpenampilan elegan itu melangkah kearah Melisa dengan membawa sebuah tab.

" Apa ini kamu? " Tanya Astrid menunjukkan sebuah rekaman CCTV pada Melisa.

Melisa meneguk salivanya susah payah. Dia lupa tentang CCTV saat mengambil uang dan perhiasan dari brangkas.

Wanita itu mundur beberapa langkah " Bukan. Itu bukan saya!! Pasti tuan dan nyonya memanipulasi rekaman CCTV nya kan buat jebak saya!! " Ucap Melisa kadung panik.

" Kamu tinggal jujur saja. Kami nggak akan melaporkan kamu kok " Ucap Serge.

" Nggak!! Saya nggak ngelakuin hal itu. Pasti anak sialan itu yang bilang. Iya ka!! " Melisa mulai tak dapat mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutnya.

" Nggak. Sasha nggak ada hubungannya " Balas Astrid.

" Pasti!! Pasti aak pungut itu!! " Melisa lari keluar dari ruangan itu. Tak perduli tengah diteriaki oleh majikannnya sekalipun. Hingga menabrak orang saja sudah tak perduli bahkan Senja yang hampir jatuh sekalipun.

" Ada apa pa? Ma? " Tanya Senja.

" Tolong kejar dia nak " Ucap Serge tak menjawab pertanyaan Senja.

Senja langsung ikut mengejar Melisa tanpa penjelasan lebih lanjut dari ayahnya.

πŸ’

Sasha duduk khawatir di tepi ranjang. Dia menebak-nebak apa yang terjadi pada ibunya. Dia takut jadi amukan ibunya.

BRAKK... Pintu terbuka dengan keras memunculkan Melisa yang sudah terlihat setengah gila.

Wanita itu mendekat kearah Sasha " Pinter banget ya kamu ngelaporin saya ke Astrid " Ucap Melisa sedari menarik rambut Sasha.

" Nggak bu. Sasha nggak...Ahhh "

Melisa menarik rambut gadis malang itu lebih keras.

" Kamu memang harusnya dibuang!! Sejak awal kamu itu cuma bawa sial buat saya kamu tahu itu!! " Melisa menghempaskan tubuh Sasha keatas lantai.

" Kamu itu cuma beban buat saya! Harusnya saya nggak beli kamu dari penculik itu!! Harusnya kamu mati aja "

Sasha membulatkan matanya sempurna " Hah? Penculik? " Tanyanya lirih.

Melisa menutup mulutya yang sudah dengan bodohnya menyampaikan semua rahasianya.

" Kamu harus disingkirkan!! Kamu harus mati!! " Melisa panik. Dia mencari barang yang bisa digunakannya untuk melukai Sasha.

Sasha yang merasa terancam lantas mencoba 'tuk berdiri. Namun terlambat. Melisa sudah membawa sebuah vas bunga berukuran sedang di tangannya.

Wanita itu melemparkan vas itu kearah Sasha. Beruntung, gadis itu bisa menghindarinya. Vas itu pecah berkeping-keping.

" Jangan kabur!! "

Sasha lari secepatnya dari rumah. Dia benar-benar takut kali ini " Aku nggak mau mati. Aku masih mau hidup "

Sasha melihat sosok Senja yang sama-sama tengah berlari kearahnya.

" Aigar!! " Teriaknya. Dia mempercepat larinya.

Aigar memeluk tubuh Sasha yang sudah bergetar hebat dengan nafas yang memburu.

" Lo kenapa? Lo nggak di apa-apain kn sama dia? " Tanya Senja.

" Ibu mau bunuh aku, tolong "

Senja melihat Melisa yang berjalan mendekat ke arah mereka dengan membawa pisau.

" Jangan kabur kamu anak sialan!! " Teriak Melisa .

" Mending kita ngomong sama papa dulu " Ucap Senja yang diiya kan oleh Sasha. Lelaki itu membawa gadis itu menemui ayahnya.

" Pa!! " Teriak Senja saat melihat sosok ayahnya.

" Dimana Melisa? " Tanya Serge.

" Dia lagi jalan kesini "

Sosok Melisa terlihat mendekat.

" Kamu sama Sasha masuk temui mama kamu. Panggil polisi. Melisa biar papa yang urus "

Senja mengangguk paham. Setelahnya kembali berjalan menuju rumah meninggalkan Serge sendirian.

πŸ’

Senja dan Sasha menghampiri Astrid yang sudah duduk di kursi makan. Wanita itu memang memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

" Mana papa kamu? " Tanya Astrid berdiri.

" Papa masih di luar. Papa suruh buat manggil polisi "

" Yaudah sebentar " Astrid bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi polisi.

" Lo nggak apa-apa kan? " Tanya Senja.

" Ya. Aku nggak apa-apa "

" Lo pasti takut kan? "

Sasha hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Polisi sebentar lagi datang " Ucap Astrid kembali.

" Aghh!! " Suara pekikan yang berhasil mencuri perhatian tiga orang itu.

" Suaranya dari luar "

Ketiganya bergegas keluar untuk melihat keadaan Serge.

Astrid membulatkan matanya sempurna saat melihat suaminya terluka berlumuran darah. Dia dituntun oleh tukang kebun rumah.

" Mana Melisa? Tanya Astrid.

" Sudah ditahan Gordon dan Madio " Jawab si tukang kebun.

" Bagus. Kita tinggal tunggu polisi saja "

Astrid membawa Serge kedalam rumah untuk diobati.

" Ayo masuk " Ajak Senja. Namun Sasha tak juga bergerak. Dia masih memandang Melisa yang tengah mencoba tuk lepas dari tukang kebun dan sopir yang tengah menahannya.

Sasha dapat tahu kalau Melisa tengah meneriakinya dengan berbagai sumpah serapah.

Senja yang menyadari hal itu mengurungkan niatnya untuk pergi. Dia tetap disana 'tuk menemani Sasha yang ingin melihat ibunya ditangkap untuk memastikan dirinya aman dari Melisa. Senja menggenggam tangan Sasha erat. Memuatnya merasa lebih baik.

Beberap saat kemudian polisi datang dan menahan Melisa. Kini Sasha dapat bernafas lega. Akhirnya ancaman dihidupnya telah ditangkap. Mungkin dia tak akan bertemu lagi dengan Melisa.

" Sekarang lo nggak perlu takut lagi " Ucap Sasha memandang Sasha.

" Ya "

Kedua saling pandang " Ternyata kak Fansya bener ya "

" Tentang apa? "

Sasha tak menjawab. Dia hanya tersenyum " Tentang aku yang udah jatuh. Jatuh cinta sama kamu " 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Last Hour of Spring
1535      811     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
Another Word
633      368     2     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.
Teman Berbagi
3692      1358     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Renjana
530      390     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Delapan Belas Derajat
11255      2317     18     
Romance
Dua remaja yang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Salah satu dari mereka memiliki kelainan hitungan detak jantung. Dia memiliki iris mata berwarna biru dan suhu yang sama dengan ruangan kelas mereka. Tidak ada yang sadar dengan kejanggalan itu. Namun, ada yang menguak masalah itu. Kedekatan mereka membuat saling bergantung dan mulai jatuh cinta. Sayangnya, takdir berkata lain. Siap dit...
29.02
447      239     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
XIII-A
850      624     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
Metanoia
3250      1190     2     
True Story
❝You, the one who always have a special place in my heart.❞
Aromantic Roomates
159      143     1     
Non Fiction
Raya dan Rafa sahabat sejak kecil yang tak pernah terpisahkan Suatu saat keduanya diperhadapkan dengan masalah orang dewasa pada umumnya pernikahan Raya dan Rafa yang tak pernah merasakan jatuh cinta memutuskan untuk menikah demi menyelesaikan masalah mereka Akankah takdir membuat keduanya saling mencintai atau akankah perasaan mereka tetap pada tempatnya hingga akhir
Because Love Un Expected
14      13     0     
Romance
Terkadang perpisahan datang bukan sebagai bentuk ujian dari Tuhan. Tetapi, perpisahan bisa jadi datang sebagai bentuk hadiah agar kamu lebih menghargai dirimu sendiri.