" Kamu itu harusnya bersyukur masih saya bawa dan nggak saya buang waktu itu. Harusnya kamu bisa dong membantu saya bukan malah merepotkan saja kerjaannya " Ucap seorang Wanita parubaya berpakaian selayaknya pembantu rumah tangga.
" Kamu juga beruntung ibu dapat majikan yang baik dan mau membiayai sekolah kamu "
Sasha hanya tertunduk diam mendengarkan ucapan sang ibu dan segala rasa penyesalannya membawa serta Sasha dalam kehidupannya.
" Sekarang kamu cari cara buat deketin anak laki-laki keluarga ini. Kamu kan cantik, pasti gampang lah buat deketin anak itu. Dia juga seumuran sama kamu kok " Tanpa menunggu jawaban dari Sasha, wanita itu langsung pergi berjalan keluar dari rumah yang memang di siapkan untuk para pelayan di kediaman Gemilang.
Sasha masih diam disana. Mematung. Hingga, brakkk!! Pintu terbuka dengan keras. Disana, di ambang pintu berdiri seorang gadis cantik dengan rambut sebahu yang rapi mempesona. Gadis itu berjalan mendekat kea rah Sasha kini duduk diam.
" Hallo kamu pasti Sasha kan? " Gadis itu bertanya dengan ramah.
Sasha mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan gadis yang di pikirnya adalah anak majikannya, Clarasya Cahya Gemilang.
" Kamu satu sekolah kan sama aku? "
" I-iya "
" Bagus. Jadi babu ku ya nanti pas di sekolah " Sasha menggeleng saat mendengar penuturan Clara
" Kenapa? Kamu nggakmau? Hah? " Mimik wajah Clara mulai berubah.
" meski saya disini hanya anak pembantu sekalipun, di sekolah kita punya derajat yang sama. Semuanya di sama ratakan "
" Ohh berani ngelawan ya lo! Cuma dibayarin sekolahnya aja belagu ya lo! Dasar nggak tahu diri.Merasa jadi anak kesayangan papa gitu? "
" bukan gitu aku Cuma—"
" Gua nggak butuh alasan lo. Pokoknya lo jadi babu gua atau pekerjaan ibu lo yang jadi taruhannya "
Clara berbalik dan berjalan keluar setelah mengatkan tujuannya datang ke sini. Gadis itu tak menerima penolakan dan Sasha juga tak akan bisa menolak. Apalagi ini mempertaruhkan pekerjaan ibunya. Dia harus mau, ini adalah caranya menyenangkan sang ibu.