Kembali memiliki seorang pemilik membuatku senang, tetapi juga aku merasa cemas dan takut. Aku takut pemilik baruku---Pria Berwajah Kecil---sikapnya tiba-tiba berubah seperti Nona Rambut Ikal suatu hari nanti. Aku tidak mau mengulang nasib yang sama seperti dulu lagi.
Saat Gunner mengajakku, Luna, dan Pedro untuk ikut pulang bersamanya, kami sempat menolaknya dan juga kami menyampaikan alasan kenapa kami menolak tawarannya itu. Tetapi Gunner justru marah setelah mendengar alasan kami, dia tetap mengotot agar kami bertiga ikut pulang bersamanya.
Dia lalu berkata, “Bukankah saat itu kalian senang ketika aku mengatakan akan meminta pemilikku membawa kalian serta? Tetapi kenapa sekarang kalian berubah pikiran dan justru berpikir kalian akan menjadi ‘orang ketiga’ dalam hubungan kami? Atau berpikir Pria Berwajah Kecil akan menolak kalian? Dia bukan orang yang seperti itu.”
Entah Pria Berwajah Kecil mengerti apa yang kami berempat bicarakan, atau hanya sekedar menebak situasi yang ada, tiba-tiba dia berkata, “Aku akan membawa kalian semua pulang ke rumahku. Aku akan merawat kalian dan menyayangi kalian sama seperti aku menyayangi Gunner. Di rumahku juga ada dua ekor kucing, jadi kucing cantik ini juga bisa ikut denganku.”
Dan pada akhirnya kami semua dibawa pulang oleh Pria Berwajah Kecil.
Kami tidak langsung dibawa ke rumah Pria Berwajah Kecil, tetapi dia membawa kami ke sebuah pet shop terlebih dahulu. Pedro dan Luna sempat terkejut karena kami tidak langsung pulang ke rumahnya, mereka berpikir Pria Berwajah Kecil hanya akan membawa pulang Gunner saja, sementara aku, Pedro, dan Luna akan disimpan di tempat itu dan tidak akan diambil kembali.
Tetapi rupanya, Pria Berwajah Kecil mengirim kami ke sana untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, dan juga mandi yang paling utama. Satu per satu kami semua melakukan pemeriksaan, dan dengan setianya Pria Berwajah Kecil mendengarkan penjelasan dokter tentang kesehatan kami yang semuanya baik-baik saja.
Tetapi tidak dengan kulit kami yang dipenuhi oleh kutu, wajar saja kami semua berkutu karena berbulan-bulan aku dan Luna tidak mandi. Lalu Gunner selama satu tahun dia tidak mandi, dan Pedro, mungkin sejak dia tinggal bersama pemburu dia tidak pernah mandi. Selesai melakukan pemeriksaan kesehatan, kami tidak segera dimandikan sebab saat itu jam grooming telah selesai, jadi kami akan mandi keesokan harinya.
Berada di pet shop selama satu malam sungguh sangat nyaman, mungkin karena kami semua---terutama Gunner dan Pedro---sudah lama tinggal dan tidur di jalanan yang dingin. Di tempat itu kami tidur di alas yang lembut dan empuk, sepertinya pekerja di sana tahu jika kami sudah sangat lama tidak tidur di tempat yang nyaman.
“Ini kali pertama aku tidur di tempat yang empuk seperti ini, apalagi dengan penghangat ruangan ini. Sungguh sangat nyaman,” komentar Pedro sambil berguling-guling di atas tempat tidurnya itu.
“Saat tinggal bersama pemburu itu, memangnya kau tidur di mana?” tanya Luna membuat Pedro menghentikan kegiatan berguling-gulingnya itu.
“Di atas lantai,” jawab Pedro. “Jika musim dingin tiba, anjing-anjing milik pemburu akan berlomba-lomba untuk tidur di dekat perapian.”
“Oh begitu rupanya,” respons Luna. Dia memutari tempat tidurnya lalu mulai mengambil posisi tidur yang nyaman. “Rasanya aku tidak sabar untuk mandi besok.”
“Kucing sepertimu bukankah takut dengan air? Kenapa kau justru sebaliknya?” tanya Pedro.
“Karena aku berbeda dengan kucing lainnya,” jawab Luna.
“Selain Luna, aku juga memiliki sahabat kucing yang suka mandi, tetapi dia membenci musim hujan dan musim dingin,” ujarku karena teringat akan Nona Snowy.
“Wah, sepertinya hidupmu itu selalu di kelilingi oleh kucing, ya?” komentar Pedro.
“Kau benar,” sahut Gunner. “Bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya, dia dikelilingi oleh belasan kucing.” Dia lalu terkekeh membuatku memberikan tatapan tajam padanya.
“Sudah malam, sebaiknya kita tidur agar matahari segera terbit dengan cepat besok,” ujar Luna yang tidak lama kemudian dia sudah tidur.
Setelah Luna mulai tidur, aku, dan dua anjing jantan itu masih tetap berbincang membahas sosok Pria Berwajah Kecil yang Gunner jelaskan sebagai sosok yang perhatian dan juga baik hati. Perbincangan kami berakhir ketika waktu sudah memasuki tengah malam. Kami semua tidur dengan nyenyak malam itu untuk kali pertama setelah sebelumnya tidur di jalanan yang menakutkan.
Besoknya, satu per satu dari kami dimandikan. Sungguh sangat menyegarkan karena akhirnya aku mandi juga. Bulu-buluku yang sudah gimbal dirapihkan oleh petugas di sana, lalu aku juga diberi pewangi dengan aroma apel yang lezat. Rasanya aku ingin memakan diriku sendiri yang memiliki aroma apel lezat.
Ketika Pedro selesai dimandikan, petugas yang menanganinya berkata, “Anjing cokelat itu sepertinya sangat suka air. Ketika aku sudah selesai memandikannya, dia justru mengaung histeris dan tidak mau sesi mandinya berakhir. Akhirnya aku menyiraminya lagi sampai dia benar-benar puas.”
Aku dan Gunner yang sudah selesai dimandikan dan mendengar komentar dari petugas itu langsung tertawa.
“Ada-ada saja tingkah dari Pedro,” komentar Gunner.
Lalu saat sore harinya, Pria Berwajah Kecil datang untuk menjemput kami. Yang paling bersemangat ketika dia datang menjemput adalah Pedro dan juga Luna, sementara Gunner sang hewan peliharaan pertama Pria Berwajah Kecil justru terlihat tenang. Pedro dan Luna segera berlari cepat mendekati pemilik barunya itu dan Pria Berwajah Kecil dengan hangat menyambut mereka dan memberikan pelukan juga.
Kami semua lalu segera pulang setelah pembayaran selesai. Hanya memakan waktu sekitar empatpuluh lima menit dari pet shop hingga tiba di rumah Pria Berwajah Kecil. Rumah yang dimiliki pria itu hampir mirip dengan rumah milik Nona Rambut Ikal, hanya berbeda di waran cat saja. Di dalam hati, aku sangat berharap dia memiliki halaman belakang agar aku bisa berlari-lari.
Ketika kami semua masuk, kami langsung disambut dengan tatapan tidak suka oleh empat hewan yang lebih dulu tinggal di rumah itu. Mereka adalah: Ruby, si kucing Sphynx, lalu ada Leo, kucing yang satu ras dengan Luna, Gracie, anjing yang satu ras dengan Gunner, dan terakhir adalah Bailey, anjing yang berasal dari ras Yorkshire.
“Aku dengar kau adalah anjing pertama milik Pria Berwajah Kecil yang hilang.” Itu komentar pertama yang diajukan Ruby pada Gunner.
“Ya, aku memang anjing pertamanya,” jawab Gunner. “Aku pergi dari rumahnya yang dulu untuk mencari keberadaannya. Dan akhirnya setelah satu tahun mencari aku berhasil menemukannya.”
“Lalu siapa tiga hewan yang datang bersamamu?” Gracie menatap tidak suka padaku, Luna, dan juga Pedro.
“Mereka sahabat perjalananku,” jawab Gunner. “Selama beberapa bulan terakhir aku selalu bersama dengan mereka, menjelajahi kota dan bahkan, kami sempat akan dibawa ke tempat yang jauh untuk nantinya menjadi konsumsi manusia-manusia di sana.”
“Apa? Kalian sempat tertangkap oleh para pemburu itu?” tanya Bailey heboh. Walaupun namanya terdengar jantan, tetapi sebenarnya dia berjenis kelamin betina. Usianya sudah delapan tahun.
“Ya, kami sempat tertangkap. Tetapi sobatku ini,” Pedro menyikut tubuh Gunner, “Dia menyelamatkan kami semua dengan membuka semua pintu kandang yang ada di truk itu. Lalu kami semua berhasil keluar dengan selamat, dan berakhirlah kami di rumah ini.”
“Woah, kau sangat keren,” puji Ruby yang terlihat kagum dengan Gunner.
Hari itu, walaupun pada awalnya kami berempat tidak disambut hangat oleh Ruby, Leo, Gracie, dan Bailey, tetapi pada akhirnya mereka semua menerima kami dengan hangat.