Dari empat musim yang dimiliki oleh negara tempatku tinggal, ada satu musim yang paling aku sukai. Kalian tahu apa itu?
Itu adalah musim dingin!
Yang aku sukai dari musim dingin bukanlah salju yang turun agar aku bisa bermain dihamparan salju yang menutupi jalan, bukan. Sebab aku tidak terlalu suka dengan salju.
Pernah suatu hari, saat musim dingin di tahun pertama aku tinggal bersama Nona Rambut Ikal tiba, dia mengizinkanku untuk bermain salju di halaman belakang. Kebetulan sekali saljunya sudah menutupi halaman, jadi aku bisa bermain salju dengan puas.
Aku kegirangan bermain salju, berlarian tanpa mengenal lelah, karena saat itu adalah kali pertama aku bermain salju.
Ketika di penampungan, aku tidak pernah dibiarkan bermain salju, jadi aku hanya memperhatikan butiran salju yang turun dari langit. Sedangkan beberapa anjing lain diizinkan untuk bermain, walaupun mereka tidak diberikan waktu lama untuk bermain.
Lalu, setelah aku puas bermain salju di halaman belakang rumah, sesuatu terjadi padaku! Kalian tahu apa itu?
Bulu-buluku dipenuhi dengan salju! Bukan butiran-butiran kecil salju yang memenuhi buluku, melainkan gumpalan salju! Jika aku lebih lama lagi bermain salju saat itu, mungkin akhirnya aku akan berubah menjadi boneka salju.
Saat bulu-bulu cokelatku sudah tertutup oleh gumpalan salju, Nona Rambut Ikal dan Pria Berjanggut justru tertawa sambil berusaha membersihkan gumpalan salju yang menempel di bulu-buluku itu. Itu sungguh sangat menyebalkan bagiku.
Mereka membutuhkan waktu cukup lama untuk membersihkan semua salju yang ada pada buluku. Jika aku terlahir sebagai anjing musim dingin, seperti ras siberian husky, mungkin dengan hanya sekali usapan handuk pada tubuhku, salju-salju yang menempel di buluku akan hilang.
Saat itu akhirnya aku tahu alasan dari pemilik dan pengurus penampungan tidak pernah mengizinkanku keluar ketika salju turun. Itu karena mereka pasti tidak mau kerepotan membersihkan gumpalan salju pada bulu-buluku. Dan yang paling penting, mereka pasti tidak ingin aku sakit akibat kedinginan.
Akhirnya, sejak hari itu aku tidak mau lagi bermain salju, takut-takut aku menjadi gumpalan salju dan ditertawakan oleh Nona Rambut Ikal dan Pria Berjanggut. Bahkan saat Nona Rambut Ikal membawaku keluar saat musim salju, aku memilih untuk digendong olehnya. Aku selalu memastikan bulu-buluku tidak terkena salju sama sekali, terutama dibagian perut dan keempat kakiku. Di kedua tempat itulah gumpalan salju biasa menempel pada buluku.
Nah, mengenai hal yang aku suka dari musim dingin adalah kebersamaan yang aku habiskan dengan Nona Rambut Ikal dan Pria Berjanggut.
Setiap musim dingin tiba, akhir pekan kami dihabiskan di dalam rumah saja sambil menonton film atau maraton serial drama. Terkadang Nona Rambut Ikal dan Pria Berjanggut menghabiskan waktu dengan memasak dan menikmati hasil masakan yang mereka buat.
Biasanya mereka akan memanggang daging jika memilih untuk memasak. Setiap kali mereka memanggang daging, aku pasti akan mendapatkan bagianku. Daging panggang yang mereka panggang sangat enak, dan bahkan begitu empuk, jadi aku tidak perlu susah payah mengigit daging tersebut.
Dan yang sangat aku sukai di musim dingin adalah memasang pohon natal! Ketika mereka berdua sibuk memasang setiap ranting pohon natal dan hiasannya, aku justru sibuk menganggu mereka dengan memainkan setiap ornament atau bulu-bulu hiasan.
Itulah yang aku sukai dari musim dingin, sebuah kebersamaan di dalam keluarga.
Tetapi sayangnya, kegiatan yang aku sukai selama musim dingin itu tidak terjadi saat aku berusia delapan tahun. Pada waktu itu Pria Berjanggut disibukkan dengan pekerjaannya di kantor, begitu yang dia sampaikan saat akhirnya berkunjung ke rumah.
Saat itu aku dan Nona Rambut Ikal senang karena Pria Berjanggut datang ke rumah. Kami berdua sama-sama berpikir bahwa kedatangannya ke rumah untuk menghabiskan waktu bersama dan tentu saja memasang pohon natal. Nona Rambut Ikal bahkan sudah mengeluarkan dus berisi pohon natal, serta berbagai ornament dari gudang. Tetapi nyatanya, Pria Berjanggut datang bukan untuk hal tersebut.
Dia datang untuk mengakhiri hubungannya dengan Nona Rambut Ikal. Dan kalian tahu apa alasan yang diberikannya pada Nona Rambut Ikal saat memutuskan untuk mengakhiri hubungannya?
Dia mengatakan jika dirinya dipindahkan ke kantor cabang yang ada di luar kota. Pria Berjanggut tidak mau menjalani hubungan jarak jauh dengan Nona Rambut Ikal, karena itulah dia memilih untuk mengakhiri hubungannya.
Nona Rambut Ikal jelas bersedih karena harus berpisah dengan Pria Berjanggut yang sudah ia kencani selama hampir sepuluh tahun itu. Dia bahkan menangis saat itu dan meminta Pria Berjanggut untuk tidak mengakhiri hubungan mereka.
Namun, Pria Berjanggut tetap pada pendiriannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Nona Rambut Ikal. Setelah itu---seolah tidak terjadi apa-apa---Pria Berjanggut memasang pohon natal hanya seorang diri, sementara Nona Rambut Ikal tetap duduk di sofa sambil menghapus airmatanya yang mengalir.
Selesai memasang pohon natal, Pria Berjanggut memilih untuk pulang. Dia tidak berpamitan pada Nona Rambut Ikal, dia hanya berpamitan padaku dan berpesan, “Molly, jaga dia dengan baik, mengerti? Mungkin sesekali aku akan datang untuk menemuimu.” Dia bahkan mengusap kepalaku sebelum keluar dari rumah.
Saat mengantar Pria Berjanggut keluar, aku justru melihat pemandangan yang membuatku terkejut bukan main. Kalian tahu apa itu?
Pria Berjanggut mendatangi rumah yang berada tepat di sebrang rumah kami. Dan saat pemilik rumah yang merupakan seoerang wanita keluar dari sana, dia memeluk dan mencium mesra bibir wanita itu. Tidak hanya itu saja, raut wajahnya yang semula bersedih karena memilih mengakhiri hubungannya dengan Nona Rambut Ikal, berubah menjadi raut wajah yang bahagia. Aku benar-benar sangat marah dan berusaha untuk memberitahu Nona Rambut Ikal dengan menggonggong di dekatnya.
Sayangnya, reaksi yang diberikan Nona Rambut Ikal padaku bukanlah reaksi yang bagus. Dia justru menyuruhku berhenti menggonggong dengan cara membentakku.
Jujur, aku sangat terkejut mendengar bentakan dari Nona Rambut Ikal. Itu adalah pertama kali Nona Rambut Ikal membentakku, sebab selama ini dia selalu berbicara dengan lembut padaku.
Setelah itu, Nona Rambut Ikal memilih masuk ke kamar. Di dalam kamarnya dia menangis lebih kencang lagi.
Saat itu aku berharap agar aku bisa berbicara hanya di hari itu saja, sebab aku ingin memberitahu jika Pria Berjanggut telah berselingkuh darinya. Dan alasan di balik hubungan mereka yang berakhir, pasti bukan hanya pemindahan tempat kerja saja, melainkan ada hubungannya dengan wanita di sebrang rumah itu.
Jelas, hal itu tidak terwujud dan tak akan pernah terwujud sampai kapanpun juga. Jadi aku hanya bisa berdiam diri di depan pintu kamar Nona Rambut Ikal, sambil mendengar tangisannya hingga akhirnya menghilang sebab dia mungkin tertidur.
Dan tidak lama setelah hubungan Nona Rambut Ikal dan Pria Berjanggut berakhir, pria tersebut justru menggelar pesta pernikahan dengan wanita di rumah sebrang. Hal itu jelas membuat Nona Rambut Ikal kesal bukan main.
Tetapi untungnya Nona Rambut Ikal tidak bersedih atas pernikahan kedua orang itu. Dengan berani, dia justru datang ke undangan pernikahan tersebut dan mengucapkan selamat kepada mereka berdua.