Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hoping For More Good Days
MENU
About Us  

Perkenalan Tokoh

Sharon
Sharon adalah seorang gadis cantik yang pintar. Ia merupakan anak tunggal dan yatim piatu. Dengan begitu, Sharon adalah gadis yang di sukai oleh banyak orang karena kebaikan dan kemandiriannya.

Yuka

Yuka, si gadis cantik yang humoris. Dia bisa berteman dengan siapa saja, termasuk murid baru di sekolahnya.

Varel

Varel adalah seorang pria pemberani yang punya sifat terbuka pada siapapun. Ia selalu perhatian kepada teman-temannya.

Alex

Alex merupakan anak tunggal dari keluarga kaya yang bekerja sebagai penyanyi cafe. Walaupun cool, ia cukup terkenal dan punya banyak penggemar.

Vanny

Sosok gadis cantik ini merupakan seorang penyanyi cafe muda. Sifatnya keras kepala dan egois, membuatnya tidak punya banyak teman.

~

     Kelly Sharon, sepanjang harinya ia selalu memikirkan bagaimana caranya agar dirinya tetap bahagia tanpa keberadaan orang-orang yang dicintainya. Orangtuanya telah meninggalkan Sharon sejak satu minggu yang lalu karena kecelakaan maut yang merenggutnya. Berhari-hari ia merasa tertekan dengan kondisinya saat ini. Sharon hanya menorehkan tinta penanya pada sebuah buku diary yang selama ini menemaninya. Diary itu adalah sahabatnya...

     Terdengar suara ketukan pintu rumah yang cukup keras. Sharon mengusap air matanya, kemudian berlari ke arah pintu lalu membukanya. Mereka adalah Yuka dan Varel yang merupakan sahabat dekatnya sejak SMA. Sepulang sekolah, mereka berdua selalu datang untuk menemani Sharon.
     “Sha, kamu beneran enggak mau masuk sekolah?” tanya Yuka khawatir. Sharon terdiam.
     “Udah seminggu loh kamu enggak masuk sekolah.” Sambung Varel.
     “Maaf.”
     “Sha, tolong jawab yang lain. Don't just say sorry. Itu enggak akan ada gunanya kalo kamu cuma berdiam diri. Okay?” ujar Yuka sembari menggenggam erat tangan Sharon.
     “Sha, you’re a strong girl! Go on your path, even if you live for a day.” Tambah Varel untuk menyemangati.
     “Aku enggak bisa hidup tanpa mereka. Enggak bisa!”
     “Bisa! Di dunia banyak orang yang masih bisa hidup tanpa mereka. Percayalah.”

~

     Aku menyesali kenapa aku terlahir seperti ini. Andai aku bisa menjadi seperti orang lain yang bisa hidup bahagia dengan hadirnya ibu dan ayah serta hal-hal yang membuat hidupku semakin sempurna.
     Tapi aku bersyukur dengan kondisiku yang sekarang ini. Yuka dan Varel adalah sahabat baikku yang tak pernah bosan mengajariku banyak hal berguna. Rasa cinta dan kasih sayang, aku selalu belajar dari mereka. Dulu aku adalah gadis manja yang selalu haus akan kasih sayang. Tapi sekarang aku sadar, kasih sayang tak selamanya bisa kurasakan.

~

     “Masih bosen juga kamu? Ke kantin yuk!” Ajak Sharon.
     “Males ahh. Aku udah pw.”
     “Ka, ayo dong. Kalo temenin aja gimana? Aku pengen makan bakso, nih.”
     “Bilangin MALES!”
     “Yaudah, aku mau minta temenin Varel aja! Bye!.”
     “Let’s go!!” Ajak Yuka tiba-tiba.
     Sesampainya di kantin, mereka berdua duduk di kursi kosong dan saling berhadapan. Di depan mereka terdapat meja putih berbentuk persegi yang diatasnya akan segera hadir semangkuk bakso sapi yang lezat.
     “Beneran enggak mau nih?” tawar Sharon kepada Yuka.
     “Ini aja.” Jawab Yuka singkat sambil mengambil satu bungkus kripik yang disediakan di atas meja itu. Sharon mencibir Yuka.
     “Kenapa kamu enggak makan?” tanya Varel tiba-tiba yang datang.
     “Enggak laper.”
     “Yahh.. padahal aku bawa pizza.”
     “PIZZA? ARE YOU SERIOUS? VAREL! THANK YOU SO MUCH!” ucap Yuka sambil mencubit pipi Varel.
     “Aww.. Sakit tau!.” Varel pun mengelus kedua pipinya yang memerah karena cubitan maut Yuka.
     “Apa jadinya coba kalo kamu enggak ikut aku ke kantin?”
     “Dia bakal tetep bawain pizza kok. Varel kan perhatian ke aku. Ya kan?” goda Yuka sambil mengedipkan mata kirinya.
     “Emang siapa kamu? Kecuali kamu mau bilang kalo aku coker ganteng sedunia!” Gurau Varel.
     “Cowo kere ya? Mampus!” ejek Sharon.
     “Dia keren si, cuma yang ini kan setengah autis, ada yang lebih keren lagi, Sha. Mau tau?”
     “Siapa tuh?”
     “Behind you.” Bisik Yuka. Sharon pun memalingkan pandangannya ke belakang karena penasaran dengan pria yang Yuka maksud.
     “Sha, aku tau kamu penasaran. Rel, ceritain gih.” Ujar Yuka sembari meneguk coca cola miliknya.
     “OGAH! Mendingan ke perpustakaan. Bye!”
     “Yee.. bilang aja kalo kamu cemburu. Takut tersaingi ya? Hahaha..” Varel pun akhirnya pergi.
     “Sha, penasaran kan? Kalo mau tau namanya, tunggu ada yang manggil.”

~

     “Alex!”

~

     “Alex namanya! Dia itu murid pindahan sejak kamu enggak masuk sekolah dan jadi cowok paling ganteng di sini. Dan cewek yang tadi manggil Alex itu, kayanya kamu enggak usah deket-deket, deh.”
     “Emang kenapa? Dia nggigit gitu?”
     “Dia anak pindahan juga, bareng sama Alex. Banyak yang bilang dia bukan cewek baik-baik dan suka nguntit orang. Enggak percaya? Liatin aja.” Yuka dan Sharon pun menoleh ke arah Alex dan gadis yang di maksud itu. Benar saja, Sharon sudah bisa menebak bagaimana ekspresi Alex. Dia sangat risih sampai akhirnya memilih untuk pergi.
     “Hahaha.. sukurin noh ditinggal pergi. Emang enak?” celetuk Yuka.
     “Tapi waktu kemarin aku masuk sekolah, enggak pernah tuh liat mereka berdua.”
     “Emang kemarin kamu keluar kelas?”
     “Oh...iyaa... kenalin aku ke dia dong.”
     “
Kapan-kapan aja, deh. Masuk kelas yuk!” Sharon dan Yuka pun bergeges pergi ke kelas karena sebentar lagi bel masuk kelas akan dibunyikan.

~

     Kau tidak akan pernah tahu kepribadian seseorang hanya dengan melihat dan mengamati. Tapi dengan pendekatan dan saling mengenal adalah cara yang tepat untuk mengetahui keburukan dan kebaikan mereka....

~

Keesokan harinya di sekolah..........

     “Hai! Aku Alex. Yuka dan Varel sering nyeritain tentang kamu, Sharon kan?”
     “Alright!”
     “Be a good friend!”
    “Thank’s, Alex.
     Sharon dan Alex pun menjadi teman baik berkat keberanian Yuka dan Varel yang sejak dulu menginginkan Sharon berteman dengan pria tampan dan keren seperti Alex. Berawal dari pertemanan yang baik hingga mereka menjadi akrab satu sama lain, mengerti dengan sifat dan karakter mereka masing-masing.

~

Di rumah Sharon...............

     “Sha, coba kamu telfon si Alex. Siapa tau dia mau angkat. Mamanya telfon aku terus soalnya. Kasian dia.” Ujar Varel.
     Sharon, Yuka dan Varel mencoba menghubungi Alex yang sejak pagi tidak ada kabar apapun. Mereka tidak melihat Alex pergi ke sekolah maupun pergi untuk perform.

     Sharon pun menekan 12 digit angka pada ponselnya, kemudian ia menekan tombol call.
     “Gimana? Diangkat enggak?” tanya Yuka. Sharon menggeleng. Mereka berulang kali menghubungi Alex tapi tak berhasil.
     “Kita cari aja gimana?” usul Varel.
     “Ya udah, yuk.” Sharon, Yuka dan Varel segera pergi untuk mencari keberadaan Alex yang sejak tadi pagi menghilang.
     Restoran, cafe tempat Alex biasa nongkrong, rumah neneknya hingga apartemen milik Alex. Mereka tak kunjung menemukannya. Hingga pada akhirnya, Varel mengajak Sharon dan Yuka ke suatu tempat.
     “Rel, kamu serius mau masuk ke sini?” tanya Sharon.
     “Kamu enggak bercanda kan?” sambung Yuka.
     “Udah tenang aja. Aman kok. Ayo!” Varel pun dengan terpaksa mengajak kedua sahabatnya itu masuk ke dalam area terlarang, Club Fever namanya. Sharon dan Yuka yang tak terbiasa dengan hal semacam itu merasa sangat aneh saat memasukinya. Sharon dan Yuka melihat sekelilingnya, dan pada akhirnya ia menemukan Alex.
     “Alex?” Sharon dan Yuka pun segera menghampiri Alex yang tengah mabuk bersama seorang wanita yang dikenalnya, Vanny. Dia adalah si penguntit yang juga berprofesi sebagai penyanyi cafe seperti Alex.
     “Alex, kamu ngapain di sini? Ayo pergi!” ajak Yuka.
     “Hey! Jangan sembarangan narik-narik tangan orang dong!” ujar Vanny.
     “Van, sadar dong. Kalo kamu pengen Alex bisa deket sama kamu, bukan kaya gini caranya!” sambung Varel. Karena kesal, Sharon menarik lengan Vanny dan menyeretnya ke dalam kamar mandi, disusul oleh Yuka. Sedangkan Varel membawa Alex keluar dari Club itu.

~

    “Van, kamu ngapain masuk ke tempat kaya gini? Kamu yang maksa Alex kesini ya?” ujar Sharon.
     “Enak aja. Dia yang minta sendiri kok.”
     “Bohong!” ucap Yuka.
     “Kalo enggak percaya, tanya aja sendiri.” Ketus Vanny yang menyilangkan kedua lengannya sedangkan mulutnya asyik mengunyah permen karet.
     “Kok Alex gitu, si?” ujar Sharon tak percaya.
     “Emang gitu kok setiap kali dia punya masalah sama keluarganya. Enggak tanggung-tanggung dia ajak aku kesini. Haha..”
     “Kok ketawa si? Lucu ya?” sindir Yuka.
     “Van, kalo kepala sekolah kita tau, kamu bisa dikeluarin. Mendingan kamu pulang deh.” Sambung Sharon.
     “Ogah! Mending disini daripada di sekolah atau di rumah.”
     “Enggak ada gunanya, Van. Umur kita masih muda dan kita masih punya banyak waktu untuk berubah. Kalo kamu mau terus-terusan gini, jangan pernah dekati Alex lagi. Ngerti?” Ancam Yuka.
     “Aku enggak mau ada salah paham disini. Aku enggak mau masa depanku dan teman-temanku hancur. Aku harap kamu mengerti.” Ujar Sharon.
     “Aku juga berharap kamu bisa mengubah hidup kamu ini, biar kita bisa saling sapa lagi.” Sambung Yuka.
     Tanpa berpamitan, Sharon dan Yuka pun segera meninggalkan Vanny karena tidak tahan dengan bau alkohol dan kebisingan di club itu. Vanny yang masih berada di dalam kamar mandi itu tak bisa berkutik lagi. Ia hanya bisa menahan penyesalannya.

~

     “Ada kalanya seseorang merasa bahagia dan ada kalanya seseorang itu merasakan sakit. Orang tuaku pergi jauh dan aku bener-bener nyesel karena selama ini aku cuma bisa merengek ke mereka. Jangan pernah kita membutuhkan mereka kalo cuma ada maunya. Karena merekalah yang selama ini menguatkan tenaganya hanya demi kebahagiaan kita.”
     “Betul banget tuh, Sha. Jangan sampai kita nyesel karena enggak pernah kasih mereka kebahagiaan juga.”
     “Semua orang juga akan mengalami masa-masa sulit. Aku, Sharon dan Yuka, mereka juga pernah mengalami. Orangtuamu cerai, itu belum seberapa Lex. Aku lebih sakit liat Sharon yang ditinggal pergi sama orangtuanya dan mereka enggak akan pernah muncul lagi di dunia ini. Orangtua Sharon itu udah ku anggap sebagai mertuaku sendiri, rasanya sakit banget pas denger kabar mereka meninggal."
     “Enggak typo kan kamu?”
     “Emang tadi aku ngomong apaan, Sha?”
     “Lanjut aja deh.”
     “Udah selesai. Ya intinya, kamu enggak usah ketawa, Lex. Aku bilang gini biar suasananya tuh enggak tegang. Ngerti kan, Lex?”
     “Sekarang, mending kamu pulang deh. Kasian ibu kamu. Se-menjengkelkannya mereka, kalo masih khawatir sama kita berarti mereka masih sayang. Ngerti kan?  Varel, anterin Alex, gih.”
     “Sekali lagi aku minta maaf sama kalian.”
     “Jangan ke kita Lex, tapi ke orangtuamu. Okey! Udah sana.” Ujar Sharon.
     “Thank’s udah banyak bantu. Aku pulang, ya.” Pamit Alex.

~

Memperbaiki kesalahan adalah suatu hal yang tidak berdosa. Justru jika kita membiarkan kesalahan-kesalahan itu terjadi, akan sangat sulit memperbaikinya nanti.

~

     “Van, aku tuh percaya banget kamu bisa berubah gini.” Puji Sharon.
     “Masih enggak nyangka kamu sama Alex bisa sesukses ini. Semangat terus performnya.” Sambung Yuka penuh semangat.
     “Thank’s banget udah dukung aku sama Alex. Sha, jangan iri ya?”
     “Aku tau kok. Aku juga enggak iri. Kamu kira aku enggak bisa nyanyi sama main gitar?” cibir Sharon.
     “Serius?” ucap Vanny. Sharon pun hanya tersenyum sinis.
     “Halo, Lex. Kamu di mana?” tanya Yuka lewat telfon.
     “Aku baru sampai nih.” Jawabnya.
     “Sampai mana?
     “Depan rumah, aku mau jemput Sharon.
     Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Yuka pun segera berlari ke arah pintu lalu membukanya.
     “Serius kamu? Mau ngajak dia kemana?” ucap Yuka yang masih menempatkan ponsel di telinganya.
     “Sha, ikut yuk?” ajak Alex tiba-tiba.
     “Kemana?”
     “Temenin nonton.” Alex bersandar pada dinding dekat pintu. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku ripped jeansnya yang berwarna hitam. Ia mengenakan kemeja hitam bercorak putih.  Dia terlihat sangat tampan dan cool. Hal itu membuat Yuka dan Vanny terpukau.
     “Ya udah kalo gitu. Aku sama Yuka duluan ya?”
     “Have fun, Sha.”
     “Hmm.. udah sana cepet pergi.”

Di bioskop............

     “Mau nonton apa si?” tanya Sharon sembari meneguk lemon tea yang dipesannya.
     “Film romance.” Sharon pun penasaran dengan film yang akan di putar. Sesekali ia melirik ke arah Alex.

Film pun di putar.........

     “Woy! Apaan nih! Kamu bilang film romantis?” ucap Sharon dengan nada yang sedikit tinggi.
     “Diem, jangan berisik!” Alex membungkam mulut Sharon.
     “Tujuannya biar aku bisa meluk kamu gitu?”
     “Ya gitu deh.”
     “OGAH! Enggak jaman yang begituan.”
     “Terus jamannya apa?”
     “Kamu berdiri, cepet!” Alex pun berdiri.
     “Samperin petugasnya, terus kamu bilang “tolong putar film komedi disebelahnya!” cepet!”
     “Kok kamu idiot si?” celetuk Alex sambil menarik telinga kanan Sharon.
     “Sakit, ih! Mau aja kamu di gituin. Hahaha..”
     “Bodo ah.” Alex pun kembali duduk dikursinya.

     Pada saat itu, Alex dan Sharon menikmati film horror yang di putar. Di samping itu, Yuka dan Varel sedang menikmati secangkir Iced Caramel di sebuah cafe. Di tambah dengan alunan lagu yang dibawakan oleh Vanny dan seorang pria tampan, yang merupakan kekasihnya. Mereka semua terlihat bahagia dengan apa yang mereka miliki...

~

Kebahagiaan seseorang yang saling mencintai tak akan selamanya mereka rasakan. Mereka akan melewati banyak hal yang menyakitkan, tapi tak selamanya pula rasa sakit itu mereka rasakan. Bersyukurlah dengan apa yang kita punya. Karena dengan apa yang kita miliki belum tentu mereka juga memilikinya...

How do you feel about this chapter?

1 1 4 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Apartemen No 22
474      325     5     
Short Story
Takdir. Tak ada yang tahu kemana takdir akan menuntun kita. Kita sebagai manusia, hanya bisa berjalan mengikuti arus takdir yang sudah ditentukan.
When You're Here
2180      998     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
Kesetiaan
435      313     0     
Short Story
Cerita tersebut menceritakan tentang kesetiaan perasaan seorang gadis pada sahabat kecilnya
Konstelasi
842      432     1     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
U&O
21072      2108     5     
Romance
U Untuk Ulin Dan O untuk Ovan, Berteman dari kecil tidak membuat Rullinda dapat memahami Tovano dengan sepenuhnya, dia justru ingin melepaskan diri dari pertemanan aneh itu. Namun siapa yang menyangkah jika usahanya melepaskan diri justru membuatnya menyadari sesuatu yang tersembunyi di hati masing-masing.
Waiting
1709      1266     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Temu Yang Di Tunggu (up)
18486      3798     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Dikejar Deretan Mantan
471      288     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...
Bimasakti dan Antariksa
183      141     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3146      1153     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.