MALAM RENUNGAN AIDS (MRA)
International AIDS Candlelight Memorial
(21 Mei 2006)
AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
Kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh.
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
Virus yang menyebabkan berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri.
AIDS Candlelight Memorial, pertama kali diadakan di San Fransisco pada tahun 1983. Malam renungan ini bertujuan untuk mengenang para sahabat, keluarga, dan kerabat yang telah meninggal karena AIDS, serta meningkatkan kesadaran masyarakat luas dalam menghadapi AIDS, dan menghindari stigma maupun diskriminasi terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), serta konflik keluarga.
“Naturopathic Candlelight Communities – Indonesia” tanggal 21 Mei 2006 bersama-sama LSM-LSM seperti YPPM Jayapura Papua/Irian Jaya, komisi penanggulangan HIV/AIDS dan seluruh jajarannya, juga sangat peduli terhadap permasalahan ini dan mengadakan “parade lilin dan renungan” di semua cabang/area/ranting/divisi di Indonesia secara serentak bersama-sama. Kegiatan ini, selain sebagai ajang media untuk menyampaikan pengetahuan tentang HIV/AIDS, juga bentuk “kasih” dan “kepedulian” masyarakat dunia terhadap penderita HIV/AIDS.
Penemuan kasus HIV/AIDS pertama kali terjadi sekitar tahun 1981 oleh ahli kesehatan di kota Los Angeles, Amerika Serikat ketika sedang melakukan penelitian kasus seri terhadap 4 pemuda/mahasiswa. Ternyata, dalam tubuh keempat pemuda itu ditemukan penyakit “Pneumonia” (Pneumonic Carinii) yang disertai dengan penurunan kekebalan tubuh (imunitas). Dari hasil penelitian itu, para ahli kesehatan menemukan jalan untuk penemuan penyakit AIDS.
Virus HIV sendiri baru diketahui sekitar tahun 1983, yang berarti sekitar 2/3 tahun setelah kasus pertama oleh “Lug Montaigner,” seorang ahli mikrobiologi Perancis. Lalu, tahun 1984, mikrobiologi asal Amerika Serikat yang benama “Robert Gallo” mengumumkan pula penemuan yang sama. Di Indonesia, penemuan kasus HIV/AIDS, diperkirakan baru diketahui pada tahun 1987, yaitu pada seorang turis asal Belanda.
HIV pada dasarnya adalah sejenis parasit obligat, yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini senang hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. Jadi, HIV/AIDS akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, yaitu:
Darah
Cairan plasenta
Air mani/cairan sperma
Cairan sumsum tulang
Cairan vagina
Air susu ibu
Cairan otak
Virus HIV/AIDS ditularkan lewat darah (blood borne)
Jalan utama infeksi meliputi :
Transfusi darah atau produk darah dengan sumber darah yang belum diskrining
Pemakaian berulang jarum kanula atau alat medis lainnya yang tidak steril
Saling tukar suntikan oleh pengguna narkoba suntik
Tindik (telinga, hidung, bagian tubuh lainnya), tato dengan alat yang tidak steril
Ibu hamil yang tercemar HIV pada anak yang dikandungnya
Penularan seksual dan pranatal (bersin, memeluk, batuk, makanan, air, menggunakan peralatan makanan atau kontak biasa).
Sementara hal-hal yang tidak berpotensi menular adalah bersalaman, cium pipi, batuk/bersin, menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat duduk, berenang, alat makan/minum, tinggal serumah dengan penderita HIV dan gigitan nyamuk. Artinya, yang seharusnya kita jauhi – bukan penderitanya melainkan penyakitnya.
Dalam usaha mencapai target “3 by 5”, WHO dan UNAIDS akan memusatkan perhatiannya pada lima bidang penting yaitu:
Cara pemberian terapi antiretroviral yang disederhanakan dan distandarisasi
Program pelayanan baru untuk memastikan penyediaan obat dan diagnosis yang efektif dan handal
Identifikasi, penyebarluasan dan pelaksanaan secepatnya berbagai pengetahuan dan informasi baru tentang penanganan HIV/AIDS yang berhasil.
Dukungan berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.
Kepemimpinan global, kemitraan, dan advokasi yang kuat.
Salah satu elemen penting lainnya dari strategi 3 By 5 (WHO) adalah “Learning by Doing” untuk selalu bersama-sama masyarakat dunia yang peduli agar dapat mewujudkannya serta merenungkannya dan berdoa, menyalakan lilin bersama-sama pula pada “Hari AIDS sedunia” setiap tanggal 1 Desember.
“Remember The Cause, Renewing Our Commitment”
Tema ini berusaha menyentuh hati-hati yang punya kasih dari seluruh lapisan masyarakat dunia untuk selalu merenungkan dan peduli – bagaimana masa depan dunia kita dengan semakin menyebarnya dan meluasnya epidemi HIV/AIDS ?
Keadilan juga harus ditegakkan dengan mengutamakan pembangunan kesejahteraan lapisan masyarakat paling bawah. Semua dana terluang harus dipakai secara jujur untuk mereka.
Kalau mereka yang paling lemah bisa hidup dengan layak dan dengan aman menikmati harta miliknya, barulah kita bisa berbicara tentang masyarakat yang adil. Namun, selama masih ada orang yang meninggal kelaparan, sementara yang lainnya meninggal karena kekenyangan, keadilan tidak ada dan damai sejahtera hanya tinggal mimpi.
Keadilan dan kemiskinan membawa dampak dalam kesehatan kita yang sudah berkelimpahan dengan macam-macam penyakit. Lagipula, sekarang ternyata kita juga sudah menjadi juara nasional dalam hal HIV/AIDS ini.
Jenis penyakit ini teramat berpotensi menimbulkan kecurigaan dan konflik dalam keluarga serta masyarakat. Kesungguhan untuk memerangi HIV/AIDS dan berbagai penyakit lain merupakan tuntutan yang harus ditanggapi kalau kita mau peduli mewujudkan damai sejahtera, untuk menciptakan dunia bersama-sama, di mana kita saling menolong, saling menguatkan, dan saling memberi hidup.
Sebentuk uluran tangan, setetes benih kasih – cukuplah memberi kekuatan hidup untuk hari ini, mengobarkan harapan masa depan, serta saling bergandengan tangan untuk selalu dan acap kali di dalam kebersamaan untuk menciptakan dunia cerah, yang termanis dan terindah.
Salam Damai Sejahtera,
(Naturopathic Candlelight Communities – Indonesia)