General Review
“Kegiatan manusia dewasa ini menyebabkan kerusakan lingkungan dalam skala besar di seluruh dunia. Lalu, bagaimana nasib keragaman hayati sebagai landasan paling dasar bagi kehidupan di bumi yang menurun dan berada pada tingkat waspada?”
(Sekjen PBB – Kofi Annan)
Tekanan alam dapat memicu perubahan besar, seperti lumpuhnya penangkapan ikan Cod di Newfoundland, Kanada pada 1992, setelah bertahun-tahun dilakukan pengangkapan berlebihan. Pembangunan nitrogen dari pupuk yang dibuang dari pertanian ke lautan dapat menyebarkan pertumbuhan ganggang yang bisa membuat ikan tersedak, atau menciptakan “zona mati”, hampa oksigen di sepanjang perairan. Deforesti telah memicu rendahnya curah hujan di sejumlah titik. Kekurangan hujan secara cepat bisa menurunkan kondisi hujan yang tersisa di wilayah itu.
Selama 100 tahun, pemanasan global selalu menyalahkan pembakaran bahan bakar fosil kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik, sebagai penyebab utama kerusakan alam. Diperkirakan banyak ekosistem lebih berharga bila digunakan dengan cara menjaganya untuk generasi mendatang.
Dalam penelitian 1360, pakar dari 95 negara mengatakan bahwa peningkatan populasi manusia telah mencemari atau mengeksploitasi secara berlebihan sistem ekologi, di mana kehidupan bergantung, yang meliputi air bersih dan udara segar dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
Inti dari penelitian ini benar-benar untuk mengingatkan semua pihak pendukung bumi dan sekalian masyarakat bumi!
Kegiatan manusia menimbulkan masalah bagi fungsi alami bumi, sehingga kemampuan ekosistem planet untuk menjaga generasi penerus menjadi tidak terjamin lagi (45 anggota dewan millenium ecosystem assessment). Dari hasil penelitian, sebanyak 10 dari 30 spesies mamalia, burung, dan amfibi terancam punah yang dikategorikan sebagai sistem pendukung kehidupan planet.
Selama lebih dari 50 tahun terakhir, manusia telah mengubah ekosistem lebih cepat dan lebih luas dari masa yang dapat dibandingkan dalam sejarah manusia. Kegiatan besar-besaran ini untuk memenuhi peningkatan pasar terhadap permintaan akan makanan, air bersih, kayu, serat, dan bahan bakar.
Hal ini menyebabkan bumi kehilangan hal-hal penting dalam jumlah besar, yang tidak dapat dibalikkan dalam keragaman hidup di seluruh pelosok bumi.
Konsekuensi membahayakan dari degradasi ini dapat memburuk secara signifikan dalam kurun waktu 50 tahun mendatang.
Manusia terus-menerus tanpa henti merusak planet dan meningkatkan kehancuran alam yang dapat menyebarkan wabah penyakit, deforestasi atau “zona mati” di lautan. Perubahan masa depan juga bertendensi cepat membawa serangan penyakit dadakan dan epidemi virus yang meluas. Pemanasan Great Lakes di Afrika karena perubahan iklim misalnya, dapat menciptakan kondisi penyebaran kolera.
Kami, dari Naturopathic Candlelight Communities – Indonesia, melalui dukungan International AIDS Candlelight Memorial, Global Health Council dan Miss Universe Foundation USA, berusaha mencuatkan sedikit panduan pedoman yang kiranya dalam edisi umum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kesehatan umat manusia di link koordinasi IACM, UNAIDS & Global Health Council – USA. Substansinya adalah “Secara bersama-sama menciptakan reboisasi dan menjaga kelestarian lautan”.
Semoga keselamatan, kesehatan, dan damai sejahtera dapat menaungi sahabat-sahabatku tercinta di seluruh negeri.
(Naturopathic Candlelight Communities – Indonesia)