DINGIN, LAGI BEKU
Masih ingatkah kalian ketika itu?
Wajah-wajah yang sendu haru menunggu?
Pandangan yang sayu bak langit biru,
Mengapakah, penuh luka duka mengundang?
Adakah gerangan sesuatu di dalam benak sanubarimu?
Kerinduan yang menawan kejut,
Mampukah kami selalu menghiburmu,
‘tuk menyeruak segala derita mengungkung,
ah,
dalam sinar pilu yang kian membelenggu,
bagai mendung kelam di tengah samudera biru.
Oh,
Wajah-wajah dan mata-mata sayu nan sendu,
Pucat lesi di kegalauan jiwa-jiwa,
Dengan cara apakah dapat membantumu,
Ketika dunia kepedulian jauh sirna,
Dingin, lagi beku.
“Biarlah Anda juga dipakai sebagai batu hidup,
untuk membangun suatu rumah rohani”