DI PASIR PESISIR
Yang silam,
Berbaur dengan yang sekarang,
Dan yang sekarang,
Diam-diam membayang,
Pada yang akan datang.
Tubuhku layu dihisap waktu,
Aku tak ingat lagi!
Ketika menulis pada buku putihku,
Kejutan bunyi serta lompatan imaji,
Antara duka dan cahaya,
Keindahan dan kasih.
Aku terjerat, tak ingat lagi,
Kapan siang berganti,
dan malampun merayap rangkak,
di pasir pesisir,
Kutulis nama-nama lengkap para sahabat,
Menghitung jejak kaki-kakiku di pasir,
Bersama hari-hariku,
Dan, aku berada di ujung pesisir.
Dengan rangkaian imaji biola,
Walsa, parfum, darah, patung serta piala,
Menuju tempat kalian?
Orang-orang yang sunyi tersembunyi,
Di balik buramnya airmata-airmata,
Tiba-tiba langit mendung gelap gulita,
Menghapus riwayat kisah beranting gering,
Menghantarkan mimpi impian kasih,
Kepada pemilik mendung berbeban berat,
Kepada luka cuka, kepada pilu duka.
Namun,
Aku sungguh masih percaya,
Alur itu masih tetap ada mengalir,
Di antara para sahabat-sahabatku,
Di antara kasih mereka dan kasih kita,
Dan, kutahu lilin-lilin kasih itu,
Masih terus bersinar,
Meski sesekali, meski temaram,
Diantara kasih mereka dan kasih kita,
Yang masih menyatu!