Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Each Other
MENU
About Us  

Sepanjang perjalanan menuju kosannya, Liora tidak bisa melupakan kejadian pagi tadi. Kejadian itu berputar di pikirannya bagaikan kaset rusak yang tidak tahu bagaimana cara menyusun urutan secara kronologis. Liora menghembuskan napas panjang. Hidupnya terlalu lelah jika harus ditambah dengan masalah ini. Dia tidak seharusnya memusingkan masalah tersebut. Hidupnya selama ini sudah berjalan dengan baik tanpa harus bertemu dengan pria itu. Dia telah berhasil melewati semuanya.

“Lagi ada rapat kantor ya, Mbak?” tanya sopir taksi yang berusaha memecah suasana hening.

“Iya, Pak.” Liora mengangguk dengan pelan. Dia membenarkan saja pertanyaan itu. Lagipula rapat apa di hari sabtu? Liora harusnya hari ini sedang menggosok kamar mandi kosannya dan melanjutkan terjemahan novel mandarinnya. Pekerjaannya lebih banyak di hari libur ini.

“Saya juga sering dapet taksi di hotel itu, Mbak. Banyak wanita karir yang saya temui. Semuanya sangat-sangat membanggakan di mata saya. Sekarang bisa melihat banyak wanita-wanita yang berkelas.”

“Ya begitulah, Pak. Semuanya berjalan berputar. Tidak dalam satu tempat,” kata Liora dengan bijak. “Sayangnya hidup saya tidak terlalu berputar banyak, Pak,” lanjut Liora dalam hatinya.

“Saya ingin nanti anak saya juga bisa merasakan bagaimana kerja di tempat bergengsi, Mbak. Biar dia bisa sesukses teman-temannya.”

Liora hanya mengangguk dengan sopan. Dia tahu kalau setiap orang tua pasti memikirkan masa depan anaknya dengan baik. Meskipun hubungannya dengan keluarganya tidak sebaik itu, tapi dia tahu kedua orang tuanya selalu berusaha mendukungnya dengan baik.

“Saya harap anak bapak bisa menemukan kehidupan yang baik seperti keberuntungan orang-orang di luar sana.”

“Terima kasih, Mbak.”

Setelah itu tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka tapi percakapan itu berhasil membuatnya mengingat hubungannya dengan kedua orang tuanya yang sekarang penuh kecanggungan.

Dulu, ketika dia sudah lulus kuliah, dia pernah memberontak dan mengatakan seluruh kekesalannya dalam hidupnya. Setelah kejadian itu, kedua orang tuanya lebih menjaga perasaannya. Bahkan ketika umurnya telah menginjak dua puluh sembilan tahun ini, mereka sama sekali tidak menanyakan tentang pernikahan. Padahal kebanyakan orang tua saat ini akan mulai bertanya hal tersebut.

Meskipun tidak pernah mengatakan tentang pernikahan, Liora tahu bahwa mereka sangat ingin mengucapkannya. Tetapi kecanggungan yang ada di antara mereka telah sangat dalam. Liora bahkan hanya pernah satu kali membahasnya dengan adiknya, Orelia. Dia tahu adiknya juga lebih ingin tahu masalah percintaannya dan hanya Orelia yang berani menanyakannya.

Setelah sampai di depan kosannya, Liora membuka kamar dan betapa terkejutnya ketika menemukan dua wanita dewasa dengan wajah sekeras bata menatapnya. Kedua wanita itu sepertinya menghabiskan malamnya di kamar kosan berukuran lima kali lima.

“Gue kira lo bakalan pulang semalem!” Naura membuka percakapan dengan perkataan tajam.

Liora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tahu pasti keduanya akan menanyakan lebih lanjut mengenai pertemuannya dengan Darren semalam. “Gue habis dari rumah sakit. Ngabisin infus.”

“Seriusan?” Naura dan Reina berkata bersamaan dan berlari mengecek keadaan Liora. Naura tahu kalau semalam Liora sudah tidak badan tetapi masih dia paksa untuk membantunya membawa Reina ke bar.

“Iya. Makanya baru pulang siang gini,” ucap Liora dengan lemah.

“Terus semalem siapa yang lo temui itu?” tanya Naura dengan semangat empat puluh lima. Wanita itu sangat bersemangat melihat salah satu teman lurusnya dekat dengan seorang cowok.

“Cuma teman aja kok. Dia temen satu kampung halaman gue.”

“Yang bener?” Naura menyipitkan matanya. Dia tidak percaya kalau di antara keduanya hanya teman karena gerak gerik mereka tidak seperti orang yang berteman tetapi lebih.

“Lo nggak bohongin kita kan? Lo nggak akan mau buang-buang waktu buat bantuin itu cowok kalau bukan karena ada apa-apa.” Reina menambahkan argumen yang cukup valid.

“Ya itu karena teman satu kampung halaman kan. Jadi gue mau bantuin dia. Udah kalian kalau mau main ya main aja di sini. Kalau nggak mau pergi aja jalan-jalan sana. Gue masih banyak tugas.” Liora mengusir kedua temannya secara gamblang.

“Lo mau jadi milyuner di usia tiga puluhan ya? Udah jadi pegawai negeri terus ngejob jadi translator juga. Gue rasa lo udah bisa naik haji,” ucap Reina di depan pintu.

“Aamiin deh yaa. Udah sana nyari kesibukan sendiri.” Liora menutup pintu kamar kosnya dan menatap lantai kosong.

Ruangan kosannya kembali sepi. Tidak ada seorang pun di dalamnya lagi seperti hari-hari sebelumnya dan sebelumnya. Dia sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Dia sudah menemukan kehidupannya yang damai dan tenang. Dia hanya berharap semuanya akan baik-baik saja sampai waktu nanti ketika telah usai. Tidak ada lagi yang dia inginkan di hidup ini.

***

Kedua orang yang berbeda satu tahun itu menatap satu sama lain. Mereka tidak pernah melihat salah satu sahabatnya bisa melakukan adegan yang cukup eksterm semalam. Cukup ekstrem dalam batas wanita itu tentu saja, mengingat Liora adalah wanita paling lurus yang pernah mereka lihat.

“Kata gue temen lo ketemu cinta pertamanya,” ucap Reina setelah jauh dari kamar Liora.

“Bisa jadi.” Naura mengangguk dengan cepat. Kali ini dia setuju dengan tebakan Reina yang terkadang lebih suka ngebanyol. “Bisa jadi juga cinta tak terbalas.”

“Hemm. Sepertinya bisa jadi.” Reina dan Naura fokus memikirkan kemungkinan hubungan keduanya karena hal ini merupakan salah satu kejadian langka selama pertemanan mereka.

Dakkk …

“Aaaahhh …” Reina menutup dahi sebelah kirinya yang terkena jendela salah satu kamar di lorong kosan itu. “Dahi berharga gue.”

“Lo nggak apa-apa kan? Ini juga jendela kenapa dibuka lebar gini deh.” Naura berkata dengan kencang sampai orang di dalamnya membuka pintu kamar.

“Ya lo lihat-lihat makanya kalau jalan.” Wanita itu juga menaikkan suarannya. Dia tidak terima jika disalahkan karena itu haknya.

“Heh, udah dikasih tahu berapa kali sih kalau di sini itu jendelannya ga perlu dibuka apalagi selebar ini. Lo baca grup nggak?”

“Terserah gue lah. Urusan gue, gue yang nyewa kamar ini.” Wanita itu menantang Naura yang sudah berada di ubun-ubun.

Sebelum sempat Naura melemparkan satu pukulannya, tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh Liora. Temannya itu pasti langsung berlari ke tempat mereka. Terlihat dari napasnya yang naik turun. “Kata gue lo berdua mending ikut gue ke supermarket. Cepet ambil tas lo berdua.” Liora mendorong kedua sahabatnya untuk kembali berjalan ke kamar Naura.

Liora beralih menatap wanita di depan kamar yang baru saja membuat dahi temannya benjol. Wanita itu menatap Liora dengan gugup. Entah mengapa aura Liora memang sangat mencekam. Bahkan setara dengan kehadiran setan yang berhasil membuat bulu kuduknya merinding.

“Gue rasa lo perlu belajar masalah pakai ac dalam ruangan.” Liora mengucapkan satu kata tersebut dan meninggalkan wanita itu. Sepeninggal Liora, wanita itu baru merasakan kembali napasnya.

“Itu orang kenapa masih punya teman dah.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Boy Between the Pages
1163      783     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
No Life, No Love
1035      792     2     
True Story
Erilya memiliki cita-cita sebagai editor buku. Dia ingin membantu mengembangkan karya-karya penulis hebat di masa depan. Alhasil dia mengambil juruan Sastra Indonesia untuk melancarkan mimpinya. Sayangnya, zaman semakin berubah. Overpopulasi membuat Erilya mulai goyah dengan mimpi-mimpi yang pernah dia harapkan. Banyak saingan untuk masuk di dunia tersebut. Gelar sarjana pun menjadi tidak berguna...
Hello, Kapten!
1458      731     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Young Marriage Survivor
2966      1071     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
IKRAR
18190      3192     3     
Romance
Ikrar berarti janji yang bersungguh-sungguh. Moira telah berikar kepada sang ayah yang mengidap kanker paru-paru untuk memenuhi permintaan terakhirnya, yaitu menikah dengan anak sahabatnya. Pria itu bernama Ibram Ganinta Miyaz. Namun, sayangnya Ibram bukanlah pria single, dia mempunyai kekasih bernama Anindira yang tak kunjung menerima pinangannya. Akan tetapi, setelah mendengar berita Ibram meni...
Say You Love Me
178      150     0     
Romance
Mendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Adelia merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Raffi - sahabatnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melepaskan Raffi dan menerima Morgan sebagai pemilik hati.  Setelah pernikahannya rusak, hidupnya perlahan hancur, kemalangan terus menerus menimpanya. Hingga berak...
Bukan Bidadari Impian
133      106     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Ada Apa Esok Hari
202      156     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Strange and Beautiful
4738      1298     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
REASON
9395      2276     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...