TEASER
Let me tell you something,
Something that creates strings of lyrics every time the body breathes. Some of it's beauty cannot be separated from oral dance.
Something that was clasped tighter without a beat. Some are still left behind leaving deep traces of warming.
Something brought to life in Renjana.
Something that smells reminiscent of a 'Ylang Flower'.
Something as warm as Sunset.
That something, still lives in the trough of the heart until now. The owner, he's the only one— Renjana Kenanga Matahari Senja.
***
I still remember.., the first day I met you. At that time, the fortress of the heart that had stood firm for a long time— collapsed in the blink of an eye.
Dia hidup lagi?
Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini kembali hidup?
Bukan, dia bukan Renjana.
***
Semua kenang masih setia menggenang. Terapung ia tak tentu arah dalam luasnya sukma hati. Terkadang, membuat sorot mata merangkai tipuan akan hadirnya kembali dalam bayang temu yang semu.
•••••
Netherlands - Europe, 2026
LANGIT kota Haarlem malam itu tengah terkepung kabut tebal yang dinginnya mengilukan raga. Muka bumi belahan benua biru itu, pun nyaris terkubur utuh oleh rintikan bulir salju yang belum juga puas melepas rintih rindu. Angin di luar sana berembus kencang seolah-olah hendak membawa siapa saja ikut terbang bersamanya.
Gadis yang semula termangu mengamati sebatas di balik kaca yang terbingkai dalam jendela pun terkesiap, tiba-tiba saja bangku bar di sampingnya berderit terseret menghempas hening.
"Sejak kapan bisa gambar?" Tanya tersebut menancap di telinganya. Lantas kembali dirinya teringat oleh buku dan alat tulis yang berserak memenuhi meja di hadapannya.
Tak begitu menaruh peduli diri pada sang empu yang dalam diamnya lamat-lamat memandangi goresan pensil pada secarik sobekan kertas, sebuah sketsa yang hampir sempurna. "Jadi, mau apa jauh-jauh datang ke sini?" Pertanyaan sebelumnya sekonyong-konyong ditindih langsung dengan pertanyaan lainnya.
Yah, sengaja gadis tersebut mengalihkan obrolan untuk langsung pada titik tuju pertemuan yang tercipta dini malam.
Gemingan yang cukup lama memberi jeda— menarik atensi sepasang mata yang sepintas mencuri lirik. Masih sama, batinnya. Sosok lelaki yang terduduk bertopang dagu dengan satu tangan di sampingnya saat ini sama sekali tak berubah dibuat waktu.
"Jangan pura-pura gak tahu," ucap lelaki itu yang lalu tanpa permisi mengambil beberapa helaian rambut sang gadis di depan wajahnya.
"Udah setahun lewat, Nai. Sekarang, waktunya penagihan jawaban..."
Teduhnya sepasang manik mata milik lelaki tersebut membuat hati yang bertahun-tahun dikekang bekunya pilu, seketika saja memecah menyisakan kepingan bening. "Jadi, gimana?" Tanya kali ini bernaung amat dalam sebelum perlahan mengguncang jiwa yang tak kuasa lagi berpura-pura.
Sudah cukup sampai di sini sepertinya, bagi Rinai melarikan diri dari kenyataan yang membuat hati dan pikirannya penat bergelut. Pada akhirnya, ia pun mengangguk tanpa ragu— mangakui kekalahannya kepada takdir di hadapan sang pemilik hati yang terakhir.
FIN
Eh, canda-canda.., cuman teaser-nya aja kok yang udah tamat. Tenang aja, duduk yang manis.., karena ceritanya baru akan dimainkan.
Yah, dengan catatan, teaser di atas gak ada hubungannya sama sekali dengan ending dari cerita ini. Jadi, gak menutup kemungkinan endingnya bakal jauh berbeda dari ekspetasi yang ada.
We'll see it later. Entah nantinya berakhir sedih, atau malah complicated tergantung mood saya aja, sih~
Untuk kenyamanan membaca, jangan lupa follow akun Tinlit ini plus votenya jangan sampai ketinggalan, yaa. Beda lagi kalau masalah komen, itu hak kalian aja— tapi apa pun komentar yang kalian beri akan diterima dengan lapang hati.
So, let's enjoy the show together~
Psstt,
this story made one and only by LotUs Malam/Vlitte'Rn 100% ORI!!!