Di penghujung bulan Juli, Nagisano Shizuka dipenuhi dengan hiruk-pikuk para pelanggan yang datang dan pergi, mencicipi kopi lezat dan menikmati suasana hangat kedai. Yuki dan timnya bekerja tanpa lelah, memastikan setiap cangkir minuman disajikan dengan sempurna. Hari-hari berlalu dengan cepat, dengan Arlend, Estrella, dan Ayase sebagai Shift Lead membuat Yuki bisa mmebuat kedai beroperasi sepanjang tiga shift di sisa hari bulan Juli dengan bantuannya turun langsung ke shift. Hingga akhirnya tiba, waktu bagi Yuki untuk meninjau pendapatan dan pengeluaran kedai selama bulan itu. Karena ia tidak memiliki bendahara, Yuki menghitungnya sendiri.
Di ruangan kecil di belakang kedai, Yuki duduk di depan meja dengan tumpukan kertas dan semua buku catatan. Dengan hati-hati, dia mulai menghitung pendapatan bulanan kedai. Selama bulan Juli, Nagisano Shizuka berhasil menghasilkan pendapatan harian rata-rata sebesar 50.000 yen. Dengan kedai beroperasi selama 30 hari, total pendapatan bulanannya mencapai 1.500.000 yen.
Namun, hari tantangan di ulang tahun Estrella dengan diskon 80 persen telah mengurangi pendapatan khusus hari itu. Meskipun demikian, semangat kompetisi dan antusiasme pelanggan membuat hari itu berkesan. Pada hari persaingan Yuki dan Arlend, pendapatan hanya mencapai 100.000 yen, yang seharusnya bisa lebih tinggi tanpa diskon besar tersebut.
Setelah mempertimbangkan semua pengeluaran, termasuk gaji karyawan sebesar 500.000 yen, biaya bahan baku sebesar 400.000 yen, biaya utilitas sebesar 50.000 yen, serta biaya lainnya sebesar 50.000 yen, total biaya operasional kedai mencapai 1.000.000 yen. Ditambah dengan biaya pengembangan kedai termasuk pajak sebesar 200.000 yen dan biaya pemasaran sebesar 50.000 yen, total pengeluaran lainnya mencapai 250.000 yen.
Yuki menghela napas dalam-dalam sebelum akhirnya menghitung laba akhir kedai. Dengan total pendapatan bulanan sebesar 1.460.000 yen dan total pengeluaran sebesar 1.250.000 yen, laba akhir yang didapatkan kedai adalah 210.000 yen. Meski tidak besar, laba ini memberikan kepuasan tersendiri bagi Yuki, mengetahui bahwa usahanya selama ini tidak sia-sia.
Di meja kasir, Estrella dan Hitome duduk sambil membuka satu per satu ulasan pelanggan yang telah mereka kumpulkan selama bulan ini. Mereka tertawa dan tersenyum membaca berbagai komentar dari pelanggan setia Nagisano Shizuka.
“Coba baca yang ini,” kata Estrella sambil tersenyum. “Kopi di sini selalu membuat hari saya lebih cerah. Turtle Latte buatan barista Arlend benar-benar luar biasa!”
Hitome menambahkan, “Ada juga yang ini. Matcha Espresso Fusion milik barista Yuki adalah yang terbaik! Kombinasi unik yang tidak pernah saya temukan di tempat lain.”
Ulasan-ulasan itu penuh dengan pujian dan apresiasi terhadap kreasi Yuki dan Arlend. Meski bersaing ketat, kedua barista itu berhasil memikat hati pelanggan dengan keahlian dan dedikasi mereka. Di tengah persaingan yang memanas, Yuki dan Arlend sama-sama menerima bahwa kerja keras mereka diakui dan dihargai.
Menjelang malam, setelah semua ulasan dibaca dan tawa saling berbagi isi ulasan, Estrella menghampiri Yuki yang sedang membersihkan meja bar. “Yuki, ini hasilnya,” katanya sambil menyerahkan tumpukan ulasan tersebut. “Matcha Espresso Fusion-mu mendapat lebih banyak pujian dibanding Turtle Latte Arlend, meski hanya dengan selisih tipis.”
Yuki menerima ulasan itu dengan senyum lega. “Terima kasih, Estrella. Ini bukan hanya kemenangan pribadi, tapi kemenangan bagi kedai kita, kemenangan kita bersama-sama.”
Arlend, yang mendengar percakapan itu dari kejauhan, menghampiri mereka dengan senyum. “Selamat, Yuki. Kau memang pantas mendapatkannya.”
Dengan itu, bulan Juli berakhir dengan penuh kenangan. Kedai Nagisano Shizuka telah melalui banyak hal, dari persaingan sengit hingga perayaan ulang tahun yang meriah. Semua itu menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih cerah, di mana persahabatan dan dedikasi terus menjadi fondasi dari segala usaha mereka.
...
Di penghujung bulan Juli ini, Yuki merasa perlu untuk mengurangi beban kerja di Nagisano Shizuka yang telah berkembang pesat. Untuk itu, ia membuka Program Casuals, sebuah inisiatif darinya untuk membantu kelancaran operasional kedai yang kini berjalan dengan tiga shift setiap hari, masih dengan satu libur di hari senin. Yuki meminta Arlend dan Ayase untuk mencari tiga tenaga baru yang bisa bergabung dengan tim mereka.
Arlend dan Ayase bekerja keras di awal Bulan Agustus ini untuk menemukan orang-orang yang tepat. Mereka mengatur sesi wawancara untuk hari berikutnya di kedai. Kandidat pertama yang mereka wawancarai adalah Haruki Iwamatsu, ketua Komunite Penyelamat Penyu dari Universitas Meio yang sudah dikenal baik di lingkungan mereka. Meskipun Haruki adalah orang awam dalam dunia kopi, ia memiliki semangat yang besar untuk belajar dan ingin bekerja di Nagisano Shizuka saat senggang dari penelitian tugas akhirnya terkait penyu.
“Haruki, kami tahu kamu bukan barista, tapi semangatmu sangat menginspirasi,” kata Ayase. “Apa yang membuatmu ingin bekerja di sini?”
Haruki tersenyum, “Saya selalu suka suasana di Nagisano Shizuka. Selain itu, saya ingin belajar lebih banyak tentang kopi dan mungkin suatu hari nanti bisa menggabungkan dua hal itu, bagi saya, pelestarian penyu di dekat Nagisano Shizuka sebelumnya itu adalah hal luar biasa.”
Arlend mengangguk, “Kami bisa melihat dedikasimu, Haruki. Kami akan memberimu kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama kami.”
Selanjutnya, mereka mewawancarai Miyu, seorang gadis dengan rambut hitam panjang yang selalu diikat kuncir kuda. Miyu memiliki kepribadian yang ceria dan ramah, membuatnya mudah bergaul dengan pelanggan.
“Apa yang membuatmu tertarik untuk bergabung dengan Nagisano Shizuka, Miyu?” tanya Arlend.
“Saya suka berinteraksi dengan orang-orang dan membuat minuman yang mereka nikmati,” jawab Miyu dengan antusias. “Saya juga punya sedikit pengalaman dalam seni pembuatan latte yang mungkin bisa berguna di sini.”
Ayase, yang mewawancarainya bersama Arlend, tersenyum, “kami sangat menyukai semangatmu, Miyu. Kami yakin kamu akan menjadi tambahan yang berharga bagi tim kami.” Arlend setuju dengan keputusan Ayase, mengangguk.
Terakhir, mereka mewawancarai Riku, seorang pria dengan rambut coklat pendek dan penampilan yang selalu rapi. Riku pendiam namun sangat terampil dalam teknik penyeduhan kopi secara manual.
“Riku, kamu memiliki latar belakang yang kuat dalam penyeduhan kopi secara manual. Apa yang membuatmu ingin bergabung dengan kami?” tanya Ayase.
“Saya ingin tantangan baru dan kesempatan untuk berkembang lebih jauh dalam dunia kopi,” jawab Riku dengan tenang. “Saya merasa Nagisano Shizuka adalah tempat yang tepat untuk itu.”
Arlend mengangguk, “Kami sangat terkesan dengan keahlianmu, Riku. Kami senang bisa bekerja sama denganmu.” Dengan diterimanya Riku, ketiga orang dalam program casuals telah terpenuhi.
Dengan tim baru dari program casuals yang terdiri dari Haruki, Miyu, dan Riku, Nagisano Shizuka siap untuk mengatasi beban kerja yang semakin meningkat. Sementara itu, sebuah surat undangan masuk diantarkan oleh Hayato kepada Yuki. Seluruh tim berkumpul di sekitar meja bar untuk bersama-sama membukanya, di rapat awal bulan ini. Surat itu ternyata adalah undangan untuk Nagisano Shizuka agar ikut serta dalam perlombaan pembuatan kopi dengan metode penyeduhan manual yang diadakan oleh Shiosai Kamome minggu depan.