Read More >>"> Summer Whispering Steam ([Arc 1] - The Shift Lead Manuals) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Summer Whispering Steam
MENU
About Us  

Dengan bergabungnya Estrella dan Arlend, Yuki kini memiliki tim kecil yang saling menguatkan. Estrella yang ramah dan komunikatif membuatnya bisa memikat pelanggan untuk nyaman dalam memesan menu, sementara Arlend yang kuat dalam melakukan detail proses penyeduhan kopi menjadi sangat diandalkan di bar.

Yuki sendiri sebagai manajer memiliki tekad untuk memastikan kelancaran operasional, sehingga sudah saatnya ia memutuskan untuk membuat Shift Lead Manual[1], sebuah standar operasional untuk menjaga keberlangsungan kedai di setiap shiftnya. Yuki percaya, panduan ini akan berguna bagi siapa pun yang bertanggung jawab selama shift tertentu, karena kali ini ia membagi jam operasi Nagisano Shizuka menjadi dua, yakni jam 08:00-14:00 dan di jam 14:00-19:00, Yuki masih berupaya untuk bisa menembuskan shift kedai hingga malam.

Pertama-tama Yuki menjelaskan tentang pentingnya keamanan kedai, membicarakannya pada Arlend dan Estrella di tengah pergantian shift mereka. "Kita perlu memastikan tidak ada pencurian atau kerusakan pada kafe. Tetap awasi dan pastikan pelanggan merasa aman. Jika terjadi keadaan darurat, ikuti protokol kedai dan segera beri tahu aku."

“Siap, Manajer!” Kata Estrella, membuat gestur hormat dan lucu, melihat itu Arlend tersenyum sembari mencorat-coret buku kecil dengan pensil dari balik bar.

“Kemudian kebersihan adalah kunci kedua,” Yuki menekankan, “kebersihan meja pelanggan, bar, dan dapur perlu diperhatikan oleh kita, serta pastikan ruang makan—meja, kursi, dan lantai—rapi. Bersihkan semua peralatan dan bahan di bar dan dapur, dan jangan lupa tentang area luar ruangan."

Estrella mengangguk setuju, “lalu bagaimana dengan stok kedai ini?”

Yuki menunjuk ke tempat penyimpanan, "kita perlu memastikan bahwa kita mempunyai persediaan yang cukup untuk shift selanjutnya. Periksa kualitas semua bahan, baik makanan maupun minuman. Jika ada yang tidak sesuai standar, buang dan isi kembali. Dan ingat, semua produk harus dibuat sesuai SOP. Segera perbaiki penyimpangan yang ada."

Arlend kemudian datang dengan membawa secangkir Japanesse Iced Coffee untuk demonstrasi menu, minuman itu tanpa diragukan lagi memiliki kualitas yang mendekati sempurna, bahkan buatan Yuki sebagai manajer akan terasa kurang apabila disaingkan dengan buatan Arlend ini meski dengan SOP yang sama. Yuki mengambil secangkir kopi tersebut, memeriksanya dengan cermat, "sebelum disajikan, pastikan setiap produk terlihat bagus, bebas dari benda asing, dan memenuhi standar. Jika ada yang salah, buat ulang." Kemudian menyesapnya, “aku akui ini adalah Japanesse Iced Coffee yang sempurna, Arlend.”

“Terimakasih, bukankah itu hal baik mendapatkan pujian dari Manajer?” jawab Arlend, begitu sopan.

Yuki memandang Estrella, tersenyum padanya dan menanyakannya perihal pelayanan, karena orang-orang lebih tertarik untuk berkunjung ke Nagisano Shizuka saat Estrella menjalankan shift, “Sepertinya aku tidak bisa menjelaskan tentang poin pelayanan sebaik yang Estrella bisa lakukan.”

"Pelayanan itulah yang membuat kita istimewa, menyapa pelanggan dengan hangat!” Estrella menjawab dengan singkat, mengayun-ayunkankan tangannya dengan dramatis seolah dia tengah mempergakan suatu adegan. “Saat pelanggan memesan sebuah menu, selalu tawarkan promosi dan menu baru, serta pastikan produk sudah benar sesuai keinginan pemesan. Lalu kita akan melihat sihir magis yang bisa mendatangkan pelanggan demi pelanggan, haha."

Mereka bertiga terkelakar, Yuki menoleh ke arah kasir, "semua transaksi selama shift adalah tanggung jawab seorang Shift Lead, kurasa Arlend sudah mengerjakannya dengan baik pagi ini, sehingga setelahnya adalah tugas Estrella, oke?"

Jam dinding menunjukkan pukul 2 siang tepat, Estrella mengangguk dan bersiap memulai shiftnya, sementara Arlend mengemas barang dan berpamitan kepada mereka. Dengan selesainya penjelasan manual dilakukannya Shift Lead tersebut, Yuki merasakan adanya pencapaian bertahap di Nagisano Shizuka. Ia pun berharap hal ini dapat menjadi langkah awal bagi timnya untuk memastikan kedai kecil ini berjalan lancar, dengan menciptakan suasana hangat dan ramah bagi semua yang berkunjung.

...

Estrella memperhatikan bahwa Yuki tidak pulang meski setelah shift pagi selesai. Karena prihatin, dia mendekatinya, "Yuki, kulihat kamu tidak pulang setelah shift pagi. Bagaimana kamu mengatur kedua shift ini?"

Yuki tersenyum meyakinkan, "Aku merasa senang bisa memastikan kedua shift kita berjalan lancar, jadi aku akan bergantian mengawasi setiap shift dengan manajemen waktu yang bijak."

"Tapi, bukankah itu terlalu berlebihan? Maksudku, bukankah kamu terlalu memaksakan diri, Manajer?" Estrella bertanya, suaranya dipenuhi kekhawatiran.

Yuki terkekeh pelan, "Sejujurnya, aku menikmatinya. Selama aku bisa melakukan yang terbaik, aku senang untuk bisa terus maju."

Estrella mengagumi dedikasi Yuki. Baginya, Yuki bukan hanya seorang manajer pekerja keras, tetapi juga seseorang yang dapat diandalkan, anting-anting di telinga kanan lelaki itu berkilauan saat dia bergerak dari tugas satu ke tugas lainnya.

Kesibukan mereka berdua mengalir dengan lancar hingga sore harinya, Estrella terus mengamati bagaimana Yuki mengatur shift siang ini bersamanya. Intensitas pengelolaan kedai semakin meningkat saat menjelang malam, untuk pertama kalinya juga, Yuki bisa melihat matahari terbenam yang memancarkan cahaya keemasan hangat melalui jendela kedai sementara operasional masih berjalan.

Warna senja yang lembut mewarnai langit dengan nuansa merah jambu, oranye, dan ungu, menciptakan latar belakang Nagisano Shizuka yang indah. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut, bercampur dengan aroma kopi yang baru diseduh.

Pelanggan mulai berdatangan lagi petang itu, wajah mereka berseri-seri saat melihat kafe yang nyaman. Yuki dan Estrella bekerjasama dengan baik dan lancar, saling memahami tatkala menyiapkan setiap pesanan pelanggan.

"Satu lagi mahakarya seni latte," kata Yuki tersenyum lebar sambil memberikan Estrella secangkir Cafe Latte buatannya yang berbentuk hati, dibuat dengan sempurna di atas busa dari susu, sebuah hadiah untuk kerja keras baristanya itu. Estrella tersipu, merasakan kehangatan menyebar ke seluruh tubuhnya.

Seiring berlalunya malam, kafe dipenuhi dengan gumaman lembut percakapan dan dentingan cangkir para pelanggan. Estrella mau tidak mau mengakui bahwa dirinya merasa hanyut dengan suasana sini, di bawah bimbingan Yuki, ia menikmati shift dua ini dengan hati yang ringan. Bagi Estrella, Yuki bukan hanya seorang manajer, tapi seorang mentor dan teman berbagi cerita.

Matahari terbenam lebih rendah, langit semakin senja. Lampu kafe berkelap-kelip, memancarkan cahaya lembut keemasan dan mengundang harmoni. Yuki melihat sekeliling, puas dengan kemajuan shiftnya dari hari ke hari. Dia menatap mata Estrella dan menaruh simpati, bersyukur atas kehadiran dan dukungan perempuan yang rambut pirangnya nampak semakin terang di bawah sorot lampu kedai yang hangat.

Saat mereka bersiap untuk menutup kedai malam ini, Yuki menoleh ke Estrella, "terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Itu sangat berarti."

Estrella balas tersenyum, merasakan pencapaian. "Kapan saja, Yuki. Aku akan dengan senang hati membantu kedai ini mencapai tujuan."

Setelah pelanggan terakhir dilayani dan kafe dibersihkan, Yuki dan Estrella melangkah keluar, udara malam sejuk dan menyegarkan. Mereka berdiri sejenak, memandangi lautan yang tenang, memandangi rembulan yang membentuk jalur berwarna perak melintasi perairan samudera.

"Indah sekali, bukan?" Estrella berkata dengan lembut, menangkupkan tangan ke dadanya merasakan keindahan suasana malam ini.

"Ya, benar," jawab Yuki, suaranya penuh kepuasan. "Sama seperti hari ini. Dan denganmu serta Arlend di sini, aku percaya Nagisano Shizuka akan selalu memiliki masa depan yang cerah."

Mereka berdua memanjatkan harapan sejenak, tenggelam dalam heningnya pikiran masing-masing, “Apapun yang terjadi, harapan terkuat akan berakhir baik.” Sebelum kemudian mereka berpisah, bersiap menghadapi hari berikutnya di Nagisano Shizuka dengan semakin mendekati target demi target yang ditetapkan oleh Yuki.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Triangle of feeling
427      300     0     
Short Story
Triangle of feeling sebuah cerpen yang berisi tentangperjuangan Rheac untuk mrwujudkan mimpinya.
Senja Belum Berlalu
3596      1269     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Katanya Buku Baru, tapi kok???
434      288     0     
Short Story
Strange and Beautiful
4204      1132     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2419      819     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5885      1815     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Mimpi Milik Shira
476      261     6     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Dia yang Terlewatkan
342      228     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Nona Tak Terlihat
1646      1053     4     
Short Story
Ada seorang gadis yang selalu sendiri, tak ada teman disampingnya. Keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh sekitar. Ia terus menyembunyikan diri dalam keramaian. Usahanya berkali-kali mendekati temannya namun sebanyak itu pula ia gagal. Kesepian dan ksedihan selalu menyelimuti hari-harinya. Nona tak terlihat, itulah sebutan yang melekat untuknya. Dan tak ada satupun yang memahami keinginan dan k...