"Are you serious, Sa?" tanya Mei. Ia dan Narra kaget mendengar Isaura yang berniat untuk bergabung ke Klub Musik.
"Kamu gila?" tanya Narra. "Kamu bukan mau menantang Aldi,kan?"
Gadis berkepang itu menggeleng dengan heran. "Kenapa? Aku bisa bermain alat musik, kok,"
"Oh ya? Kamu bisa main apa?" tanya Mei sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Piano," jawab Isaura. "Dulu mendiang nenekku pernah mengajariku,"
Narra dan Mei manggut-manggut. Mereka sedikit lega.
"Yah, kita belum pernah melihatmu bermain piano," kata Mei. "Tapi tidak ada salahnya mencoba,"
"Aku bisa mengantarmu menemui Kak Nancy," Narra menambahkan. "Dia ketua Klub Musik di Asrama Helling,"
"Thanks, guys," Isaura tersenyum. Ia senang karena dua teman baiknya mendukungnya.
****
Sore itu, setelah kelas berakhir, Narra dan Mei mengantar Isaura ke ruang Klub Musik. Mereka bermaksud menemui Nancy, ketua Klub Musik.
Ketiga gadis itu pun masuk ke dalam ruang Klub Musik setelah mengetuk pintu.
Ruang Klub Musik Asrama Helling lebih luas daripada kamar asramanya, bernuansa klasik dengan ukiran yang menawan. Di dalamnya terdapat berbagai macam alat musik seperti biola, gitar, drum, flute, serta piano upright dan piano grand berwarna hitam. Selain alat musik, terdapat juga tiga buah tiang yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh lembar partitur.
Nancy yang sedang memainkan piano menghentikan permainannya begitu melihat Isaura datang bersama Narra dan Mei. Gadis itu berjalan menghampiri mereka.
"Permisi, Kak Nancy," Narra menyapa gadis berambut ikal yang duduk di kelas 9 itu sambil menunjuk Isaura. "Aku membawa temanku yang ingin bergabung di klub Musik,"
Nancy menatap Isaura. Isaura sendiri terkagum melihat penampilan Nancy yang mirip dengan artis atau anggota girl-group asal Korea Selatan yang sering ia lihat di televisi.
"Aku Nancy," Nancy memperkenalkan diri pada Isaura. Suaranya lembut. Pembawaannya juga begitu dewasa.
"Kamu murid baru yang pindahan dari Bekasi kemarin,kan?"
Isaura mengangguk. "Saya Isaura. Saya mau bergabung di klub ini,"
Nancy pun langsung antusias. "Tentu saja boleh! Kamu bisa main musik, atau menyanyi?"
"Em, main musik. Saya bisa main piano,"
Isaura pun diarahkan ke sebuah piano grand di tengah ruangan. Dibandingkan dengan piano upright yang ada di pojok dan terlihat tua, piano grand itu sepertinya masih baru dan tampak mengkilap.
"Kak, kenapa tidak menggunakan piano yang di sebelah sana?" tanya Isaura.
"Oh...piano itu sudah tua, jadi nadanya sedikit berbeda jika dimainkan," jawab Nancy sambil tersenyum. Isaura yang melihat senyum itu merasa janggal, namun ia memilih untuk tak terlalu memikirkannya.
"Baiklah, kita akan mengetesmu. Kamu bebas memainkan lagu apa pun. Lagu apa yang akan kamu mainkan?"
"Invention no.2 karya Johann Sebastian Bach," jawab Isaura.
Nancy mengangguk. Ia mempersilakan Isaura untuk mulai bermain.
Begitu jari-jari Isaura menyentuh tuts piano, Nancy yang berdiri tak jauh dari sana menonton dengan napas tertahan, sementara Narra dan Mei yang duduk di dekat pintu dibuat ternganga dengan permainan piano Isaura. Gadis berkepang itu benar-benar berbakat. Ia menikmati nada demi nada yang ia mainkan. Jari-jarinya menari dengan lincah di atas piano.
Isaura mengakhiri permainannya. Suasana hening. Sampai akhirnya Nancy pun bertepuk tangan, disusul Narra dan Mei.
"Wow! Kamu keren, Sa!" puji Narra.
"Bagus! Permainanmu mengagumkan!" puji Nancy. "Congratulations, Isaura. Kamu resmi diterima jadi anggota Klub Musik. Kita latihan tiga kali seminggu; Selasa, Rabu, dan Kamis. Jangan lupa datang, ya!"
****