Read More >>"> TANGAN TANGAN ASTRAL (TANGISAN DI TENGAH MALAM) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - TANGAN TANGAN ASTRAL
MENU
About Us  

My Diary ….

Aku teramat menyesal kenapa baru hari ini kusadari kebenaran kata-kata orang. Cinta itu seperti kupu-kupu yang terbang tinggi, hinggap di mana saja yang ia sukai. Mencintai seseorang itu seperti menggenggam kupu-kupu. Terlalu erat digenggam cinta akan lemas dan mati. Terlalu longgar digenggam, cinta akan lepas dan terbang ke lain hati. Jadi yang sedang-sedang saja ya.

Dan lebih parahnya lagi, kesadaranku itu timbul justru karena perjalanan hidup dari seseorang yang sekarang sudah berstatus hantu. Sosok gaib yang satu ini memang jarang banget mengikuti ataupun menampakkan diri secara langsung di hadapanku. Dia justru lebih kerap hadir dalam wujud bisikan-bisikan yang luar biasa.

Aku katakan luar biasa karena apa yang dia bisikkan itu selalu hal-hal yang jauh berbeda dari kebiasaan para hantu.

Kau tahu sendiri kan my Diary, hampir seluruh hantu itu sukanya membisikkan pada manusia hal-hal yang menyesatkan. Meski di balik kesesatan itu terkadang mengandung kenikmatan. Terlebih lagi bagi para kaum muda yang lagi berpacaran. Ketika ada pasangan muda-mudi yang lagi mojok berduaan di tempat yang rada-rada romantis gitu, sudah dapat dipastikan setan akan hadir sebagai pihak ketiga.

Pihak ketiga yang akan mengompori pasangan belum syah itu untuk melakukan perbuatan yang belum semestinya. Ya awal-awalnya sih setan hanya menggiring orang pacaran untuk sekadar pegangan tangan, pelukan, atau ciuman. Tapi setelah itu, setan akan menjerumuskan mereka ke lembah nista berpintu zina.

Namun setan yang membuatku haru ini, tidak begitu adanya. Tanpa menampakkan wujud sosoknya dia selalu membisikkan agar aku menghargai wanita yang aku cintai. Menurut dia cowok setia itu adalah cowok yang berkumis tipis, bukan cowok yang suka merusak lubang pipis. Masih menurut bisikannya, kita kaum cowok ini semua terlahir dari seorang wanita maka ketika kita merendahkan seorang perempuan dengan mengatasnamakan cinta, itu sama halnya dengan merendahkan ibu kita sendiri.

Padahal kan surga berada di bawah telapak kaki ibu, karena kalau yang berada di antara kedua kaki ibu, itu surganya bapak. Untuk itulah dia membisikkan padaku agar aku mencintai semua wanita terutama yang cantik, muda, dan belum ada pasangannya.

My Diary ….

Masih menurut setan itu nih ya, kalau kita mencintai seseorang itu lebih baik separo hati saja, jangan sampai sepenuhnya. Mencintai seseorang sampai 100% justru akan menimbulkan sakit hati yang paling perih jika suatu saat ia berpindah ke lain hati. Makanya hati-hati menjaga hati agar kondisi hati tetap sehat sepanjang hari.

Karena itu my Diary … meski berulangkali Anggit tak menanggapi ungkapan rasa yang aku berikan padanya, tidak sekali pun aku berputus asa. Sebab sesuai sarannya aku melakukannya hanya dengan setengah hati saja. Diterima syukur, ditolak ya coba lagi. Selama belum ada janur kuning melengkung, masih terbuka lebar kesempatan untuk menikung.

My Diary ….

Rasa haru di hatiku itu semakin mengharu biru ketika tadi malam aku dengar suara tangisan di tengah malam. Semula mataku yang sudah mengantuk berat merasa enggan untuk terbuka. Tapi karena tangisan sesenggukan itu terdengar semakin nelangsa, dengan berat hati aku bangun juga. Tangisan pilu itu terdengar begitu dekat denganku meski tidak menunjukkan wujudnya.

Jali … tolong aku, Jali …. Suaranya di antara isakan tangis yang terdengar nyata.

Serta merta aku duduk bersila di tengah ranjang sambil berusaha memusatkan penerawangan batin. Setelah agak lama bibirku terkatup rapat, perlahan-lahan sosok misterius itu mulai menampakkan diri. Mula-mula hanya terlihat kepulan asap putih yang membumbung. Lalu perlahan-lahan asap itu berpendar dan meninggalkan satu sosok pocong perempuan dengan wajah pusat pasi.

Jadi selama ini kamu yang sering bisik-bisik tetangga di telingaku? tanyaku waktu itu.

Pocong perempuan itu mengangguk.

Itu bukan bisik-bisik tetangga, tapi bisikan hatiku, Jali! Pocong perempuan itu sedikit merengut. Air matanya yang berderai menetes ke pipinya yang tirus hingga membasahi kain mori yang membungkusnya.

Ya ampun my Diary, melihat pocong perempuan nangis di dekatku kok hatiku ikutan sedih ya. Padahal semasa hidup, kenal dia juga enggak.

Terus kenapa sekarang kamu nangis di tengah malam begini? Lantas dia menjawab kalau tadi dia janji ketemuan sama cowok genderuwo yang tinggal di pohon beringin di petilasan keramat itu. Semula genderuwo mengajaknya ngobrol dan bermesraan sambil menikmati cahaya bulan. Tapi kemudian dia mengajaknya berpelukan, itu yang membuatnya sakit hati.

Lalu ketika kutanya kenapa diajak pelukan kok jadi sakit hati, dia menjawab gimana aku gak sakit hati, Jali? Aku kan pocong, kedua tanganku terikat di dalam balutan kain kafan. Jadi gimana aku bisa meluk, heh? Pocong perempuan itu kembali mewek dengan suara yang bisa bikin hati lembek.

Seperti biasa my Diary, aku hanya bisa garuk-garuk kepala walau di kepalaku sebenarnya tidak sedang ada kutunya. Dahsyat juga ya cinta itu. Bisa membuat setan yang biasanya menyeramkan berubah jadi melankolis. Padahal manusia saja yang biasanya romantis dan melankolis malah lebih sering berubah menjadi sadis melebihi iblis.

Kemudian aku tanya kalau sudah tahu genderuwo kelakuannya seperti itu kenapa dia masih cinta. Eh, dia bilang kalau ia tak sanggup menyakiti perasaannya.

Jleb! Ya ampun my Diary, seketika rasa haru yang masih bercokol dalam hatiku semakin membuncah. Sikap tulus yang dimiliki pocong perempuan itu membuatku menyadari bahwa makna cinta sejati yang sesungguhnya adalah rasa ikhlas melihat orang yang dicintai bahagia meski diri kita tersiksa.

Sumpah, my Diary! Saat pocong perempuan itu telah menghilang, justru bayangan Anggit yang kemudian datang membayang. Betapa bahagianya aku, andaikan Anggit yang kucintai itu memiliki kelembutan dan kekhlasan hati seperti pocong perempuan tadi. Pasti hari-hariku tidak akan sepi lagi.

Tapi apa mau dikata, Anggit tetaplah Anggit. Pendiriannya yang sekeras batu karang seolah mustahil untuk diberi suatu pengertian. Ketidaksanggupanku berjauhan dari dunia gaib masih terus dijadikan alasan untuk tidak menerima ungkapan rasa hatiku. Hanya sayangnya ketika hatiku yang meronta, tersiksa oleh rasa cinta yang belum bisa menemui dermaga hati untuk berlabuh secara damai, tak ada seorang pun yang merasa haru atas nasip buruk yang selalu mengikuti langkahku.

Hanya kau my Diary, tempatku mencurahkan segala kemalangan hidup. Walau aku tak tahu kau merasa haru atau justru pilu, tapi aku akan tetap mengisahkan perjalanan kelabuku dalam serangkaian kata-kata yang bukan mustahil telah membuatmu merasa muak.

Maafkan aku my Diary, aku harap kau tidak merasa haru atas apa pun yang aku ceritakan padamu. Seperti tangisan di tengah malam yang kudengar itu, semoga nasib baik akan segera menyapaku. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags