Begitu Deva sudah pulang menuju rumahnya, aku yang masih didepan rumah sedang membuka sepatu pun ditanya oleh mamah.
"Yang tadi siapa nda?ganteng banget."
"Yang tadi itu teman sekelasku mah, anak pindahan sih baru masuk beberapa bulan yang lalu.Kenapa memangnya mah?" aku bertanya balik kepada mamah.
"Ganteng banget anaknya,pacarmu ya nda?"
"Ih mamah apaan sih, itu cuma teman biasa aja kok.Amanda gak akan pacaran sebelum Amanda punya pekerjaan nanti." jawabku.
"Masa?" mamahku bertanya lagi seolah sambil meledek.
"Ah udah ah, Amanda mau masuk ke dalam dulu."
"Cie ngambek anak mamah yang baru diantar cowok." ucap mamah sambil menggoda lagi.
Aku pun lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan mamah sendirian yang sedang menunggu lapak jualan asinan buah di depan rumah.
Lalu, seperti biasa setelah mengganti pakaian seragamku, aku melanjutkan dengan mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim,setelah melaksanakan itu semua,aku dilanjut dengan makan siang yang makanannya sudah tersedia di meja makan yang tertutup tudung saji supaya tidak tercemar dihinggap lalat.
Mamahku sebelum jualan di depan, pagi hari sudah mulai sibuk uprek-uprek di dapur menyiapkan makanan dengan memasak untuk penghuni yang ada dirumah.Terkadang juga mencuci pakaian dulu kalau ada cucian.Jadi, aku tiap pulang ke rumah nampak selalu disiapkan makanan.Penghuni rumah yang lain hanya makan saja tidak perlu repot-repot memasak dulu.Asal sesudah makannya harus cuci piring sendiri-sendiri.
Sesudah selesai makan dan sesudah cuci piring lalu aku menghampiri mamahku yang masih berada di depan rumah.
Lalu aku berkata pada mamahku sambil meminta izin bahwa siang ini beberapa teman baikku akan melaksanakan belajar kelompok disini.
"Mah, nanti jam satu ada dua orang temanku termasuk yang tadi antar aku ke rumah dan Lina yang mau belajar kelompok disini apakah boleh?" tanyaku.
"Oh tentu boleh,silahkan nda."
"Tapi kalau berantakan, tolong kamu beres-beres dulu ya nda." lanjut mamah lagi.
"Iya mah siap,Amanda beresin dulu."
Lalu, aku pun segera membereskan beberapa majalah di ruang tamu yang berantakan menjadi rapi kembali di tempatnya semula,asbak rokok yang penuh puntung rokok dan bekas pembakaran tembakau yang menggunung aku buang ke tempat sampah.Setelah itu, lalu aku pun menyapu lantai dan dilanjut juga mengepel dengan memakai karbol supaya bersih dan wangi.
Sesudah beres semuanya, lalu aku pun menuju ke depan lagi menemui mamah dan aku pun bertanya kembali "Mah, ada cemilan gak atau minuman?"
"Ada Nda,dilemari dapur dekat kompor gas ada toples berisi keripik pisang dan keripik pangsit kamu suguhkan aja ke temanmu." jawab mamah.
"Minumannya mana?" tanyaku lagi.
"Minumannya bikinin teh atau kopi saja,teh dan kopi masih ada kok stoknya di dalam toples,kamu cari saja didapur." jawab mamahku lagi.
"Oke mah."
Setelah sekian lama aku menunggu, lalu beberapa menit kemudian datanglah Deva menuju rumahku.
Motor Deva pun diparkirkan di depan rumah.Lalu,Deva turun dari motornya dan menuju ke depan rumah nampak ada mamahku disitu.
Deva pun menyapa mamah yang masih setia menunggu jualan asinan buahnya.
"Selamat siang tante, Amandanya ada?"
"Siang juga dek,Amandanya lagi di dalam rumah,ini yang tadi nganterin ya?" tanya mamah penasaran.
"Iya tante,hampir lupa memperkenalkan diri,nama saya Deva tante."
"Oh iya,sebentar ya tante panggil dulu Amandanya."
"Iya tante silahkan."
Lalu,mamahnya Amanda pun masuk ke rumah memanggil Amanda yang masih beres-beres ruang tamu.
"Nda,itu ada yang nyariin kamu diluar,samperin dulu gih." ucap mamahku sambil menyuruhku untuk segera menemui orang yang datang ke rumahku.
"Siapa mah?"
"Itu loh yang tadi anterin kamu pulang sekolah menuju ke rumah."
"Oh Deva,iya mah sebentar lagi keluar,ini tanggung dikit lagi."
"Ya sudah kalau gitu,mamah keluar lagi ya, takut ada yang beli."
"Iya mah."
Mamah pun lalu keluar lagi untuk menjaga jualan asinan buahnya.Setibanya di depan,nampak Deva masih menunggu sambil duduk diatas motornya.Lalu,mamahnya Amanda pun menyuruhnya untuk duduk dikursi yang tersedia.
"Nak Deva,apa tidak pegal duduk disitu?duduk dulu sini sambil nunggu Amanda,kata Amanda tanggung katanya sebentar lagi."
"Oh iya tante,gak apa-apa saya nunggu saja."
"Nunggunya disini aja nak,disana panas."
"Iya tante."
Setelah mamahnya Amanda menyuruh Deva untuk menyuruh duduk dikursi, Deva pun menurut lalu Deva pun turun dari motornya dan segera mengunci ganda takut ada sesuatu hal yang tak diinginkan datang.
Deva pun duduk didekat mamahnya Amanda.Begitu Deva sudah duduk disana, karena merasa penasaran apa yang mamahnya Amanda jual akhirnya Deva pun bertanya "Tante jualan apa?"
"Oh ini namanya asinan buah nak Deva,makanan khas daerah Bogor."
"Oh iya,rajin banget ya tante bisa jualan juga."
"Iya,tuntutan kebutuhan nak,kalau gak butuh uang mana mungkin tante mau jualan panas-panas gini mending tidur."
"Hehe tante bisa aja,maaf suami tante memang kemana?"
"Suami tante kerja nak di pabrik,jam sekarang mungkin lagi sibuk-sibuknya nak Deva."
"Tante,kayaknya asinan buahnya bikin ngiler deh,aku boleh beli tan?"
"Boleh banget nak Deva,apalagi cuaca panas gini paling enak makan yang seger-seger,mau bikin berapa nak Deva?"
"Satu porsi aja tan nyobain dulu."
"Siap, tante buatkan dulu ya, bumbunya pedas atau sedang?"
"Bumbunya pedas aja tan,nanggung kalau sedang sepertinya."
"Oke."
"Buah-buahannya apa aja nak Deva?"
"Adanya apa aja tan?"
"Ada belimbing,jambu air,jambu klutuk,nanas sama mangga muda."
"Campur aja deh tan,buah-buahannya suka semua soalnya."
"Oke nak Deva,pesanan sebentar lagi selesai."
Beberapa detik kemudian,
"Ini nak Deva asinan buahnya,selamat menikmati buatan mamahnya Amanda."
"Terima kasih tante."
"Kalau mau minum,ambil saja di karton dus itu ya, ada air mineral kemasan cup."
"Iya tante terima kasih."
Baru satu suapan asinan buah masuk mulut Deva, lalu Amanda pun keluar dari dalam rumah.
"Aduh,maaf ya lama nunggunya."
"Iya gak apa-apa kok, aku mau ngabisin asinan buah mamahmu dulu."
Deva pun lupa, sepertinya asinan buahnya belum dibayar, lalu Deva pun membuka tas kecilnya untuk mengambil uang.
"Tante,asinan buahnya berapa?"
"Asinan buahnya sepuluh ribu nak Deva."
"Ini ya tante uangnya,kalau gitu saya masuk ke dalam rumah dulu ya tante."
"Terima kasih ya nak Deva, Oh iya, sil
ahkan kalau gitu..kalau didalam gerah nyalakan kipas angin saja ya."
"Iya tante."
Deva pun memasuki ke dalam rumahnya Amanda untuk diskusi tugas.