Setelah beres melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim secara berjamaah, lalu aku menghampiri Mamah dan Bapak yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
Ketika aku akan menuju ke sana, lalu Mamahku celetuk “Nah gitu dong sama keluarga tuh nimbrung, jangan menyendiri terus, seperti punya masalah kamu tuh.”
Aku gak menjawab celetukan Mamah, aku hanya tersenyum saja.
Lalu, Bapakku ikut menimpali, “Iya, kata Bapak, kalau ada masalah cerita jangan dipendam terus, nanti lama-lama jadi penyakit mental.”
“Amanda gak kenapa-kenapa Mah, Pak, cuma aneh aja banyak yang iri sama nilai disekolah Amanda yang tak seberapa.”
“Harusnya jadi motivasi untuk lebih rajin bukan malah iri ya kan Mah?” Bapak meminta pendapat Mamah.
“Iya harusnya jadi motivasi bukan malah saling iri, sudah gak usah dilayanin kalau ada orang macam begitu, abaikan saja nanti juga capek sendiri, Mamah yakin Nda.”
“Iya Amanda, andaipun di sekolah gak pada ditemenin ya gak apa-apa, kan masih ada tuh yang suka kesini, siapa sih namanya?” tanya Mamah kemudian.
“Lina, Mah.”
“Iya gak apa-apa berdua juga, Lina kelihatan baik kok anaknya, sudah berteman sama dia aja.” ucap Mamah lagi.
“Iya Mah, memang Amanda akrabnya sama dia.”
“Sudah malam Nda, gak ada tugas dari sekolah?takut kelupaan besok.”
“Gak ada tugas Mah, tumben juga guru gak ngasih tugas apa-apa, oh iya, sudah jam tujuh malam, Mamah gak belanja buah ke Pasar buat jualan asinan besok?”
“Oh iya yah, hampir lupa Mamah, untung kamu ingetin, Mamah nyantai-nyantai aja weh dari tadi.”
Mamah Amanda pun menghampiri Bapaknya Amanda yang lagi sibuk ngopi dan menyalakan sebatang rokoknya.
“Bapak, lagi nganggur kan gak ngapa-ngapain? anter Mamah yuk?” ajak Mamahnya Amanda.
“Iya udah ayo, Bapak juga kesel dan jenuh gak ada kegiatan. Eh, tapi mau nganter kemana, Mah?”
“Ke pasar Pak, biasa, belanja bahan asinan.”
“Oke deh kalau gitu, Bapak ambil Jaket dan kunci motor dulu ya.”
Bapaknya Amanda lalu menuju ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motor.
Begitu jaket dan kunci motor sudah diambil, lalu Bapaknya Amanda menuju ke garasi untuk mengambil sepeda motor sekalian dihidupkan dan mesinnya dipanaskan sebelum dipakai menuju pasar.
Mamahnya Amanda juga terlihat sedang berdandan dan bersiap-siap.
Begitu Mamahnya sudah siap, lalu Mamahnya Amanda pun buru-buru mengajak Bapaknya Amanda untuk segera antar menuju ke pasar takut toko buahnya keburu tutup.
“Ayo pak, motornya sudah dihidupkan belum? Berangkat sekarang yuk..takut toko buahnya keburu tutup.”
“Iya ayo Mah, sudah siap belum?”
“Sudah siap kok pak.”
“Ya sudah, ini pakai dulu helmnya Mah.”
Bapak pun terlihat memberikan helm ke Mamah, sesudah helm itu terpasang dikepalanya Mamah, Mamah pun pamit.
“Amanda, Mamah dan Bapak mau belanja ke pasar dulu ya, mohon jaga rumah jangan tidur dulu ya.”
“Iya Mah,Amanda akan jaga, belum ngantuk juga soalnya, hati-hati ya Mah, Pak, dijalannya.”
“Iya nak, Mamah dan Bapak pamit dulu ya Asalamualaikum.”
“Waalaikumsalam Mah.”
Setelah motor Bapak melaju dijalanan dan sudah hilang ditelan kegelapan malam, Amanda lalu menutup pintu kembali karena sudah malam udara diluar semakin tidak bagus rentan masuk angin. Juga Amanda sekarang sendirian dirumah takutnya ada orang jahat yang masuk ke dalam rumah tanpa permisi.
Amanda lalu menuju ke ruang televisi untuk membuang rasa jenuhnya dan berharap rasa ngantuk segera datang supaya nanti tidak tidur larut malam lagi biar bangun tidur besok tidak kesiangan.
***
Satu jam kemudian, Mamah dan Bapak pulang dari pasar dengan membawa tentengan kresek hitam besar. Rupanya yang dibawa itu adalah berbagai macam buah dan bumbu seperti gula merah, cabai, dan yang lainnya.
“Asalamualaikum.” Sapa Bapak dari depan.
Lama aku tidak merespon, sepertinya aku memang ketiduran. Lalu aku segera berlari menuju ke depan rumah begitu tersadar dari ketiduranku.
“Waalaikumsalam pak, maaf jawab salam dan buka pintunya lama, Amanda ketiduran tadi waktu menonton televisi.”
“Ya sudah, kembali lagi tidur sana ke kamar ya, tapi sebelumnya tolong ini jinjingan yang Bapak bawa tolong bawa ke dalam ya, Bapak mau menuju ke garasi menyimpan motor.”
“Iya pak bawa yang ini ya?” tanyaku memastikan takut salah.
“Iya nak yang itu.”
Lalu, setelah memastikan benar jinjingannya yang itu, Amanda pun segera membawanya menuju ke dalam rumah.
Begitu aku lihat, Bapak sendirian pulangnya perasaan tadi waktu berangkat kan berdua dengan Mamah.
Karena penasaran, aku pun bertanya pada Bapak yang masih berada di garasi itu.
“Pak, Mamah mana? Perasaan tadi berangkatnya berdua kok pulangnya cuma Bapak doang?” tanyaku penasaran.
“Mamahmu tadi kewarung dulu, mau membeli lotion dan obat nyamuk katanya.”
“Kok lama pak?gak mungkin kan kalau nyasar?” tanyaku lagi.
“Lah ibu-ibu paling lama ngegosip dulu.”
Ketika sedang berbincang-bincang dengan Bapak, Lalu Mamah pun muncul sambil membawa kresek hitam kecil.
“Tuh Mamah pulang.” ucap Bapak sambil menunjuk ke arah Mamah.
“Ada apa pak?”
“Itu tadi Amanda nanya-nanya Mamah kemana dulu kok pulangnya gak bareng Bapak.”
“Oh, tadi Mamah mampir dulu ke warung tetangga nda, ada sesuatu yang dibeli, terus tukang warungnya bi Iyem malah ngajak Mamah ngobrol, jadi aja keasyikan ngobrol. Makanya lama tadi.”
“Gimana belanjaan buah-buahannya sudah disimpan ke dalam?” tanya Mamah lagi.
“Sudah Mah.”
“Ya sudah kamu segera tidur sana, nanti bangun tidur kesiangan kalau tidur larut malam, biar Mamah yang ngiris-ngiris buah.”
“Ya udah, Amanda tidur ya ke kamar.”
“Iya silakan Amanda, jangan lupa doa dulu sebelum tidur biar gak mimpi yang aneh-aneh lagi.”
“Iya Mah.”
Amanda pun berjalan menuju ke kamarnya, karena mata sudah tidak bisa diajak kompromi dan sudah mulai mengantuk makanya berjalannya agak sempoyongan.
Amanda sudah berada dikamarnya, lalu Amanda pun kembali tidur ditempat tidur dan meneruskan kembali mimpinya yang tadi sempat terganggu oleh kepulangan orang tuanya dari Pasar.
Amanda tidur dengan sangat pulas sekali, sepertinya dia memang sudah ngantuk dari tadi cuma dia tahan karena gak mungkin dia tertidur sementara rumahnya gak ada yang jaga.
Takut ada sesuatu hal yang tidak diinginkan, makanya Amanda tidak mau mengambil resiko makanya Amanda menurut kepada orang tuanya untuk berjaga dulu di dalam rumah.
Beberapa jam kemudian, Amanda masih di atas tempat tidurnya, diliriknya jam yang terpasang di dinding telah menunjukan jam setengah lima dan alarm pun berbunyi, Amanda bangun dari tidurnya karena waktu subuh dan adzan pun akan segera berkumandang. Lalu, Amanda menuju ke kamar mandi untuk memutar keran dan mengambil air wudhu karena dia yang pertama bangun tidur.
***