Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Ara memejamkan mata, mencoba untuk berpikir cepat. Hatinya tak pernah salah, keganjilan yang dirasakannya kini menjelma nyata. Daniel belum mengatakan sepatah kata pun sejak mobil yang mereka tumpangi berhenti. Ara juga terlalu takut untuk bertanya, dia hanya melirik Daniel yang jemarinya tengah sibuk mengetik di layar ponsel.

“Turun!” perintah Daniel kasar. Padahal di perjalanan tadi sikapnya begitu manis, lantas kenapa sekarang mendadak berbalik?

Ara menggeleng.

“Turun!”

Ara diam saja.

Daniel mendengus. Cowok itu mematikan mesin mobil dan keluar dengan tergesa-gesa, kemudian membuka pintu di sisi Ara. “Lo harus turun sekarang!” Mata Daniel berkilat tajam.

“Gue nggak mau!”

Merasa kesabarannya kian menipis, Daniel menarik paksa lengan Ara hingga cewek itu nyaris terjatuh.

“Ada apa ini, Dan? Gue nggak ngerti.” Suara Ara terdengar putus asa.

“Sori,” Daniel menggeleng kecil, “gue nggak mau, tapi gue harus ngelakuin ini.” Setelah mengatakan itu, Daniel buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi, meninggalkan Ara yang masih kebingungan dalam kegelapan.

“Dan!” Ara berteriak, takut dan kebingungan, akan tetapi mobil yang dikemudikan Daniel malah bergerak semakin jauh.

Panas merebak di mata Ara. Dia tak tahu sekarang ada di mana, Ara benar-benar tidak mengenal daerah ini, yang bisa dilakukannya hanya berusaha menghubungi kedua sahabatnya untuk meminta bantuan. “Kenapa sinyalnya jelek banget sih?” Ara mulai menangis sebab tidak berhasil menghubungi kedua sahabatnya.

Tak lama kemudian, Ara melihat ada cahaya yang berasal dari lampu mobil. Disangkanya itu adalah mobil Daniel yang kembali untuknya, tapi rupanya pemikiran itu terlalu polos. Mobil hitam itu berhenti di hadapan Ara, lalu beberapa cowok berandalan turun dan langsung menyeretnya masuk ke dalam rumah kosong itu.

“Lepasin gue!” Ara meronta, tapi percuma. Kedua tangannya dicengkeram erat oleh salah seorang dari mereka.

“Tenang, pasti kami lepasin kok. Tapi nanti, kalau misi dari bos udah selesai.”

Bos?

“Bos? Maksud kalian Daniel?!”

“Lo nggak perlu tahu dan nggak usah banyak tanya. Ngerti?!” gertak cowok bertubuh kurus dengan tato kalajengking di leher, yang sepertinya merupakan pimpinan mereka.

Ara masih mengumpulkan keberanian untuk membuka suara ketika bajunya ditarik hingga robek, lalu salah seorang dari mereka mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar Ara yang bagian atas tubuhnya sudah terekspos.

“Kita nggak bakal ngapa-ngapain lo asalkan lo mau nurut.”

Air mata Ara tumpah. “Nggak.... Jangan.... Tolong jangan....”

Namun percuma. Dari berteriak, memohon, hingga kini suara Ara nyaris habis, mereka sama sekali tak melepaskannya. Dalam ketidakberdayaan dan tangisnya yang semakin menjadi, Ara hanya bisa melihat kehancurannya sendiri.

*

 

Rumah lama gue. 7.00 pm.

 

Iago yang baru saja bangun tidur seketika terbelalak ketika membaca pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh Daniel. Tanpa pikir panjang, dia langsung menelepon Daniel, sayangnya ponsel cowok itu tidak aktif. Pesan itu dikirimkan Daniel sekitar pukul enam dan sekarang pukul tujuh lewat lima belas menit.

Entah apa maksudnya, yang pasti pesan itu membuat perasaan Iago tidak tenang. Dengan segera Iago berganti baju dan menyambar kunci mobil. Segala hal yang berkaitan dengan Daniel selalu membuat hatinya tidak tenang.

Selama perjalanan, Iago terus-terusan bertanya, apa maksud pesan yang dikirimkan Daniel. Iago dan Daniel tidak pernah bertukar pesan jika itu hanya berbasa-basi, jadi ketika Daniel mengiriminya pesan, Iago yakin pasti ada sesuatu.

Mobil yang dikemudikan Iago berhenti. Iago mengetuk-ngetukkan telunjuknya pada setir mobil, sejenak dia merasa ragu. Seperti rumah kosong pada umumnya, tempat ini gelap dan sepi, hanya ada satu bohlam yang nyalanya sudah redup—belum lagi rumah tersebut terletak di lokasi yang tidak strategis. Iago meraih ponselnya dan kembali menghubungi Daniel. Lagi-lagi tidak aktif.

“Maksud lo sebenernya apa?!” rutuk Iago sembari meletakkan ponselnya pada jok kosong di sebelahnya.

Merasa dipermainkan, Iago memutuskan untuk pergi. Sesaat sebelum kakinya menginjak pedal gas, matanya menangkap ada yang berbeda. Pagar yang seharusnya dirantai dan tergembok, kini posisinya sedikit terbuka. Iago mengurungkan niatnya, kemudian turun dari mobil. Dengan mengendap-endap Iago masuk ke dalam dan mendapati sebuah mobil hitam terparkir di halamannya. Dan semakin Iago masuk ke dalam, lamat-lamat dia mendengar suara cewek sesenggukan yang berbaur dengan tawa dan bentakan.

Dipenuhi oleh rasa penasaran, Iago memberanikan diri membuka pintu depan. Tak ada siapa-siapa di ruangan tanpa perabotan itu. Kosong, tapi lampu menyala. Iago berjalan masuk ke bagian dalam rumah, dia terkejut ketika mendapati ada lima cowok dan seorang cewek.

“Eh, siapa lo?!” hardik cowok bertubuh gempal.

“Tolongin gue,” rintih cewek yang pakaian atasnya sudah koyak, rambut panjangnya awut-awutan menutupi mukanya. Kedua tangannya dibekuk ke belakang dan dipengangi erat-erat oleh cowok berbadan gempal yang menghardiknya tadi.

Iago langsung mengenali suara itu. “Ara?!”

Murka dalam diri Iago tidak terbendung lagi, akal sehat yang menyuruhnya mencari bantuan tak digubris. Yang ada dipikiran Iago saat ini hanyalah ingin segera merebut Ara dari berandal itu dan memeluknya. Dengan langkah lebar Iago menghampiri cowok yang memegangi Ara dan melayangkan tinju bertubi-tubi ke wajahnya. Melihat itu, otomatis teman-temannya segera maju dan memukuli Iago. Namun Iago tak peduli, dia membiarkan punggungnya dipukuli. Fokusnya saat ini adalah meraih tubuh Ara ke dalam dekapannya.

Iago berhasil mencekal bahu Ara dan menariknya. Dipeluknya tubuh Ara erat-erat agar cewek itu tenang.

“Go...” bisik Ara sembari sesenggukan.

“Gue di sini,” balas Iago meringis, menahan sakit akibat pukulan bertubi-tubi yang diterimanya.

Mengambil napas sekali, Iago akhirnya berteriak, “Siapa yang nyuruh kalian?!”

“Lo nggak perlu tahu!”

“Lo semua dibayar berapa?”

Tak ada yang menggubris.

“Gue bayar sepuluh kali lipat,” lanjut Iago.

Berandalan itu berhenti memukuli Iago.

“Asalkan lo semua kasih tahu gue siapa yang nyuruh kalian.”

“Oke, tapi awas aja kalau sampe lo bohong. Gue bakal incar cewek lo terus!”

Iago membuang napas, berusaha untuk tenang. “Siapa yang nyuruh kalian?”

“Lisa.”

Kedua tangan Iago bergerak menutup telinga Ara. Sayangnya terlambat, Ara terlanjur mendengarnya.

“Lisa...” desis Iago. Rupanya cewek itu serius dengan kata-katanya tempo hari. Lisa akan melakukan segala cara untuk menggagalkan rencana Iago yang berniat menjadikan Ara sebagai pacarnya.

“Go—”

“Sstt, lo nggak usah khawatir,” bisik Iago menenangkan Ara yang masih gemetar dalam dekapannya. Kemudian Iago melepas hoodie-nya dan memakaikannya pada Ara. “Lo diem di sini dulu, gue mau beresin ini sama mereka. Lo nggak usah takut,” Iago tersenyum sekilas, “ada gue di sini.”

Ara tak segera merespons, terlihat masih sangat shock. Jika saja dia peka, padahal hatinya sudah mengingatkan. Iago berjalan menghampiri salah seorang dari mereka, entah apa yang dibicarakan. Tak lama kemudian Iago kembali dengan membawa sebuah ponsel—ponsel yang digunakan untuk memotret Ara tadi.

Tubuh Ara yang sudah agak tenang kembali gemetar. Apa yang terjadi tadi adalah sesuatu yang tak sekali pun pernah terlintas di benaknya—bahkan dalam mimpi-mimpi buruknya.

“Gue udah beresin semuanya,” ucap Iago datar, lalu kembali mendekap Ara dan membawanya pergi.

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Suara Kala
6948      2242     8     
Fantasy
"Kamu akan meninggal 30 hari lagi!" Anggap saja Ardy tipe cowok masokis karena menikmati hidupnya yang buruk. Pembulian secara verbal di sekolah, hidup tanpa afeksi dari orang tua, hingga pertengkaran yang selalu menyeret ketidak bergunaannya sebagai seorang anak. Untunglah ada Kana yang yang masih peduli padanya, meski cewek itu lebih sering marah-marah ketimbang menghibur. Da...
Game Z
6295      1781     8     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.
Just a Cosmological Things
952      538     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Melting Point
5838      1272     3     
Romance
Archer Aldebaran, contoh pacar ideal di sekolahnya walaupun sebenarnya Archer tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Sikapnya yang ramah membuat hampir seluruh siswi di sekolahnya pernah disapa atau mendapat godaan iseng Archer. Sementara Melody Queenie yang baru memasuki jenjang pendidikan SMA termasuk sebagian kecil yang tidak suka dengan Archer. Hal itu disebabkan oleh hal ...
Surat Kaleng Thalea
4396      1247     2     
Romance
Manusia tidak dapat menuai Cinta sampai Dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan. -Kahlil Gibran-
Kala Saka Menyapa
12239      2889     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Hug Me Once
8857      1997     7     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman
Kumpulan Quotes Random Ruth
2119      1115     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
To The Girl I Love Next
409      287     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
BINTANG, Cahayamu Akan Selalu Ada.
68      60     3     
Short Story
Seorang pelukis bernama senja yang terkurung dalam duka setelah kehilangan tunangannya, Bintang. Dia selalu mengabadikan sosok bintang kedalam bentuk lukisan. Hingga ebuah kotak kenangan misterius dan seorang sahabat lama muncul, membawa harapan sekaligus membuka lembaran baru yang tak terduga. Akankah Senja menemukan kembali cahayanya, dan siapakah sebenarnya yang menantinya di ujung kesedihan? ...