Read More >>"> Love 90 Days (Chapter 5 - Keputusan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Sepasang mata itu terpejam, sesekali kelopaknya berkedut gelisah. Dalam tidurnya, Ara melihat sesosok kesatria berwajah tengkorak yang menunggang kuda putih menuju ke arahnya. Sampai di hadapan Ara, kesatria itu turun dari kudanya dan membungkuk. Namun, ketika kesatria itu kembali menegakkan badan, wajah tengkoraknya sudah berganti menjadi wajah Prince.

“Huaaah!!!” Ara terbangun dari tidurnya dengan detak jantung memburu. Dua hal buruk yang baru dilaluinya menyusup masuk bersamaan ke dalam mimpinya. “Gila!” Dia menendang guling sembarangan.

Vika yang tidur di kasur bawah terbangun karena tertimpa guling. “Lo kenapa sih?” tanyanya sembari mengucek mata.

“Gue mimpi jelek banget.”

“Kok bisa? Padahal kita barusan have fun tadi.”

Ara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, hingga rambutnya jadi awut-awutan. Dia melihat jam bercorak Eyore yang tergantung di dinding kamarnya. Masih pukul lima pagi.

“Gue mau cerita, tapi gue bingung mau mulai dari mana,” ungkap Ara lirih.

“Kalau mau cerita kan tinggal cerita. Biasanya lo juga nyerocos gitu aja. Bagian mananya yang bikin lo bingung?”

“Gue juga nggak tahu, Vi. Arghhh.... Bisa gila beneran gue!”

“Gila ya gila aja sendiri sana. Nggak usah bikin orang lain bingung segala.” Vika yang sebal melihat tingkah absurd Ara melemparkan guling ke arahnya, tapi meleset dan malah mengenai Monic yang tidur di samping Ara.

Monic yang terkena guling mau tak mau ikut terbangun. Dia menarik lepas penutup mata berbentuk panda dari kepalanya, lalu mulai mengomel, “Kalian berdua ngeributin apa sih? Berisik banget.”

“Ini nih, dia jadi aneh sejak keluar dari tempat peramal tadi malam,” jawab Vika, sembari mengarahkan dagunya pada Ara.

Monic mengernyit karena teringat sesuatu. “Nah, lo belum cerita ke gue sama Vika apa yang dibilang peramal itu.”

Ara berguling dan membiarkan tubuhnya jatuh ke tempat tidur bawah. “Itu dia masalahnya, Mon. Gue bingung.”

Monic ikut-ikutan bergabung dengan Vika dan Ara. “Kalau lo bingung, yang ada gue sama Vika malah makin bingung. Cerita deh, kan lo udah janji.”

Desahan lirih lolos dari bibir Ara, merasa frustrasi karena Monic mengingatkannya pada ramalan itu—padahal tadi Ara sudah sempat melupakannya. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Tiba di rumah Ara, mereka bertiga langsung berganti baju dan tidur. Sama sekali tidak ingat soal ramalan.

Sungguh, kepala Ara rasanya seperti dipenuhi oleh sarang laba-laba. Ruwet. Kalau dia bercerita pada Vika dan Monic, apa kedua sahabatnya itu akan percaya? Namun, jika tidak bercerita, mereka pasti akan terus mendesak. Lagi pula, Ara juga sudah berjanji untuk bercerita.

Duh!

“Oke, gue bakal cerita. Tapi kalian jangan ketawa ya,” ucap Ara ragu-ragu yang langsung disambut anggukan antusias oleh Vika dan Monic.

Ara mengambil napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. “Jadi gini....” Dia mulai bercerita, mengenai banyaknya cinta yang diterima, semesta yang menuntut keseimbangan, kematian, serta cara untuk membelokkan takdir.

Vika dan Monic mendengarkan dengan saksama. Awalnya mereka terlihat sangsi, akan tetapi melihat bagaimana ketakutan itu jelas tercetak di wajah Ara, mereka percaya bila sahabatnya tersebut sedang tidak melantur.

“Kalian berdua harus nolongin gue, plisss...” rengek Ara dengan mata berkaca-kaca. “Sumpah demi krabby patty, gue nggak mau mati!”

Vika membuang napas pendek. “Kita pasti bantuin lo, Ra. Iya kan, Mon?” Siku Vika menyenggol lengan Monic.

“Tapi, Vi, kalau menurut gue kita nggak bisa percaya gitu aja sama ramalan itu.” Monic rupanya tak sependapat. “Coba pikir deh, tiba-tiba Ara dipanggil, terus dikasih tahu macam-macam. Hal yang menurut gue nggak berdasar. Mustahil banget pokoknya.”

Ara hanya menunduk. Bingung sekaligus pasrah.

Monic memang tipe orang yang logis, selalu mengedepankan logika dan tidak percaya pada hal-hal di luar akal sehat. Sementara Vika sebaliknya, dia selalu tertarik dengan sesuatu di luar nalar seperti ramalan dan takhayul.

“Terus gue harus gimana dong?” tanya Ara dengan suara pelan.

“Ya lo harus cari cowok itu,” sahut Vika cepat.

“Nggak! Nggak bisa gitu, Vi. Kita harus pastikan dulu ramalan itu benar atau nggak,” tolak Monic.

“Itu namanya buang-buang waktu. Daripada kita cari tahu soal ramalan itu benar atau nggak, mendingan waktu yang ada dipakai buat cari siapa cowok itu.” Vika masih bersikeras.

Monic melotot pada Vika. “Terus kalau ternyata cuma bohongan gimana?”

“Setidaknya Ara nggak mati,” ketus Vika.

Kepala Ara berdenyut. Kedua sahabatnya itu kalau sudah berdebat bisa panjang dan lama. Ramalan itu bak sebuah teka-teki. Ingin rasanya diabaikan saja, tapi bagaimana kalau ramalan itu memang benar? Sebaliknya, ketika terlanjur memercayainya, jangan-jangan semua itu hanya omong kosong?

Walau saat ini Ara masih berdiri di garis antara percaya dan tidak, dia harus segera memutuskan sesuatu. “Oke, gue bakal cari cowok itu,” putus Ara seraya tersenyum getir, kemudian mendesah, “Kenapa ya hidup gue gini-gini amat? Nggak ngerti gue.”

Vika dan Monic terdiam, kemudian saling pandang sebelum akhirnya sama-sama memeluk Ara. Vika mengelus punggung Ara untuk memberi semangat. Monic mengembuskan napas dan mengangguk, menerima apa pun keputusan Ara.

“Kami nggak akan biarin lo mati, Ra,” bisik Monic. “Meski gue masih ngerasa kalau ramalan itu cuma prank, tapi gue bakalan bantu lo semampu gue.”

Thanks ya, Vi, Mon....”

“Nggak ada yang ngerti apa maunya takdir, Ra. Bersyukur aja lo masih dikasih kesempatan buat mengubah takdir lo,” ujar Vika, berupaya membesarkan hati Ara.

Monic cepat-cepat mengangguk, kali ini dia sangat-sangat sependapat dengan perkataan Vika.

Kembali lagi pada kematian. Well, siapa yang tidak ngeri mendengar soal kematian?

Akan tetapi kini perasaan Ara sedikit terasa ringan, yang dia syukuri bukanlah kesempatan yang dimilikinya untuk mengubah takdir, melainkan memiliki sahabat seperti Vika dan Monic. Tanpa kedua sahabatnya itu, Ara yakin dirinya sudah kalang-kabut tak keruan.

“Duh, gue nggak sabar ketemu cowok itu,” ujar Vika gemas, lalu menggigit bantal.

Monic refleks mendorong Vika. “Dasar! Ara yang cari cowok, kenapa malah lo yang kepo sih?” cibirnya.

“Yeee, apaan sih?” Vika balas mendorong Monic. “Emangnya lo nggak kepo?”

“Hm, penasaran juga sih. Habisnya selama ini Ara selalu nolakin cowok-cowok, terus sekarang gantian cari cowok.”

“Jangan-jangan lo kena azab, Ra?” Vika melotot pada Ara.

Ara spontan menimpuk kepala Vika dengan bantal. “Dosa apa dah gue, sampai kena azab kayak gini amat?” balasnya tak terima.

“Catet nih, dosa lo tuh ya: keseringan nolak cowok!”

Ara menggeleng cepat, menolak mentah-mentah kalimat Vika.

“Jatuh cinta itu indah lho, Ra,” ucap Monic dengan pandangan menerawang. “Rasanya beda sama cinta lo buat orangtua atau kakak lo.”

Ara menunduk. Cinta?

Seperti apa rasanya jatuh cinta, Ara tidak pernah tahu. Ara akui, bila dirinya pernah beberapa kali tertarik pada cowok. Namun setiap kali mengingat bila hidupnya sudah penuh dengan cinta, Ara mengabaikan perasaan tertariknya itu. Bagi Ara, buat apa mencari cinta lagi jika hidupnya sudah dikelilingi oleh banyak cinta?

Benteng yang dibangun di hati Ara sudah terlalu tinggi, sehingga akan susah untuk merobohkannya. Meski begitu, kali ini Ara harus bisa merobohkannya. Ya, Ara harus bisa jatuh cinta jika dia tidak mau mati.

Tapi jatuh cinta pada cowok yang benar-benar kekurangan cinta...?

Ugh!

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hanya Untukku Seorang
936      492     1     
Fan Fiction
Dong Hae - Han Ji bin “Coba saja kalo kau berani pergi dariku… you are mine…. Cintaku… hanya untukku seorang…,” Hyun soo - Siwon “I always love you… you are mine… hanya untukku seorang...”
Snow
2779      932     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Sepotong Hati Untuk Eldara
1426      678     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Kasih yang Tak Sampai
563      373     0     
Short Story
Terkadang cinta itu tak harus memiliki. Karena cinta sejati adalah ketika kita melihat orang kita cintai bahagia. Walaupun dia bahagia bukan bersama kita.
Dear Vienna
351      266     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
SOLITUDE
1499      579     2     
Mystery
Lelaki tampan, atau gentleman? Cecilia tidak pernah menyangka keduanya menyimpan rahasia dibalik koma lima tahunnya. Siapa yang harus Cecilia percaya?
Secrets
3694      1222     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
The Alpha
1509      727     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Semoga Kebahagiaan Senantiasa Tercurah Padamu,Kasi
601      421     0     
Short Story
Kamu adalah sahabat terbaik yang perna kumiliki,Harris Kamu adalah orang paling sempurna yang pernah kitemui,Ales Semoga kebahagiaan senantiasa tercurah pada kalian,bagaimanapun jalan yang kalian pilih
Secret Elegi
3952      1130     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...