Semenjak kejadian itu, Nisa dan Cemong mulai bermain bersama. Karena Nisa adalah seorang anak tunggal, satu-satunya yang bisa menemani ketika dia sedang kesepian adalah kucingnya yang bernama Poni.
Dulu, Nisa ketika sehabis pulang sekolah atau sesudah mengerjakan tugas rumahnya, ia selalu menyempatkan untuk bermain dengan Poni, karena kucing itu sangat lincah ketika berlarian kesana kemari, Nisa merasa terhibur dengan kelakuan kucingnya.
Namun lambat laun ketika Poni sudah beranjak dewasa, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur seharian. Ternyata Poni adalah kucing yang pemalas dan Nisa menyadari akan hal itu. Meski begitu, Nisa tetap menyayangi kucing itu seperti dahulu.
Kini karena kehadiran anggota baru, hidup Nisa tidak lagi membosankan seperti biasanya. Waktu pertama kali menemukan Cemong kondisinya sangat kotor dan ringikih. Butuh beberapa hari untuk merawat Cemong agar bisa seperti sedia kala.
Pengorbanan yang Nisa lakukan kepada Cemong membuahkan hasil. Kucing itu akhirnya bisa menemukan kembali energinya dan bisa sembuh. Nisa yang mengetahui jika ia bisa merawat kucingnya sampai sembuh sungguh sangat senang.
Cemong sekarang bisa diajak bermain oleh Nisa.
"Sepertinya kau senang sekali berada disini, " kata Nisa para sore hari.
"Meeonggg, " jawab Cemong dengan suara cemprengnya yang khas.
"Oh iya, karena besok aku sekolah, kau harus dirumah sama Bunda ya?"
"Meoong."
Bunda Nisa yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum manis. Cemong tidak hanya disayang oleh Nisa namun juga oleh Ayah dan Bunda.