Read More >>"> Evolvera Life (Episode 7) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Evolvera Life
MENU
About Us  

Pagi tiba, cahaya itu menyirami kami yang bersemangat, tinggal sedikit lagi kami tidak akan tidur di luar ruangan lagi. Kami akan menyewa tempat di sana dan tidur di kamar yang nyaman. Begitulah sekilas yang kupikirkan. Tapi Freya jelas berbeda, dia masih membenci kota itu, apalagi tingkat kriminalitas terhadap wanita sangat tinggi di sana. Aku juga khawatir, tapi kami terpaksa melewati kota itu untuk pergi menuju pelabuhan terdekat atau terpaksa memutar sangat jauh tanpa tahu apa yang akan terjadi kepada kami di perjalanan panjang.

Perjalanan berlangsung, kami sudah berjalan 4 jam dari titik keberangkatan. Aku mulai bosan dan mencari topik pembicaraan menarik.

“Cedric, bisa aku bertanya?” tanyaku.

“Iya, tanya apa,” jawab Cedric.

“Sebelumnya kamu bilang kota itu hanya kota yang berperang karena politik. Tapi sebenarnya itu kota apa? Aku tinggal di ibu kota negara dan tidak pernah tahu kalau ada kota dengan nama aneh seperti itu.”

“Sebenarnya nama kota itu Nusantara Industrial, kamu seharusnya tahu kalau ibu kota negara berada di pusat dan terdapat 6 kota yang mengelilingi, membentuk segi enam jika ditarik garis.”

“Iya, aku pernah belajar itu di SMA, tentang tata ruang. Lalu berarti kota yang kita kunjungi adalah tempat industri utama?”

“Benar sekali.”

“Lalu apa gunanya 6 kota itu dibentuk seperti segi enam?” Luna ikut menyahut percakapan, dia sepertinya tertarik.

“Itu untuk pertahanan kota. Di setiap kota terdapat pertahanan militer yang akan melindungi ibu kota Nusantara yang menjadi pusat komando dan administrasi negara serta gedung pemerintahan. Lalu 6 kota itu aslinya hanya kota-kota lama yang diganti nama dan dikembangkan berdasarkan kemampuan setiap kota.”

“Seperti kota industri, kota wisata, kota perdagangan, kota pelabuhan utama, kota pendidikan, kota perkebunan utama.”

Aku mengangguk, begitu juga Luna yang terlihat penasaran, matanya membesar berkilau. Dia benar-benar seperti seorang idol. Aku tidak menyangka akan berjalan dan tidur bareng idol terkenal dalam satu tenda.

Perjalanan terus berlanjut dengan topik yang terus berganti seiring perjalanan. Di tengah perjalanan kami istirahat makan siang dan mengisi perbekalan air jika bertemu di tengah jalan. Terkadang di jalan-jalan panjang terdapat pengisian air minum gratis untuk pengemudi.

                                ***

Matahari sudah tergelincir, menunjukkan sore telah tiba, mungkin sekitar jam lima sore. Untungnya kami sampai sesuai jadwal.

“Akhirnya kita sampai ke Kota Tanpa Hukum,” berseru kencang Cedric, mengangkat kedua tangannya, terlihat gembira.

“Kenapa kau senang banget?” tatap sinis Freya.

“Kau akan tahu nanti. Yang jelas kota ini tidak seburuk yang dirumorkan,” jawab Cedric dengan percaya diri.

“Yah, serah. Luna, Rika, ayo cari penginapan dekat sini,” ujar Freya.

“Eh, tapi Cedric?” aku ikut diseret untuk ikut dan hendak menolak dengan alasan menunggu Cedric.

“Udah, biarkan saja, dia laki-laki bisa sendirian,” jawab Freya. Sepertinya dia masih kesal.

Tapi aku tidak bisa menolak, walaupun ini keputusan yang buruk. Freya lupa bahwa kota ini bukan hanya sekadar rumor. Kota tanpa hukum dan tanpa pemimpin adalah kota bebas melakukan kejahatan, termasuk kepada wanita lemah.

Baru saja terjadi, saat kami masuk ke gang sempit hendak memotong jalan, beberapa pria besar datang menghadang.

“Eh, siapa kalian?” ucapku panik melihat beberapa pria kekar mengepung dari berbagai sisi.

“Apa ya kalian mau?” Freya dengan gentle menatap langsung ke mereka.

“Santai dong, nona cantik, kami hanya mau ngajak minum, tapi kalau mau bermain dengan kami juga boleh kok he-he-he,” ucap salah satu pria. Wajahnya penuh luka gores, tapi itu jelas wajah mesum.

Apa mereka penjahat kelamin? Untung ada Freya, seharusnya dia bisa mengatasinya. Sejenak aku tenang.

“Berisik, orang-orang mesum,” Freya hendak memukul, tetapi tangannya langsung ditahan dan tanpa berkutik dia dilumpuhkan oleh seorang pria saja. Luna yang melihat langsung berteriak histeris, aku juga kaget kemudian mundur perlahan, tapi sial justru menabrak pria lainnya.

"Sudah bagaimana adik manis? Ikut om ya, di sini bahaya."

"Ti-tidaaaaak." Aku histeris lari ke depan tapi ada pria lain. Dimana-mana ada mereka, ini gang yang seharusnya tidak kami masuki

"Hei lihat, gadis kecil ini seperti pernah ku lihat di TV. Apa dia artis atau idol?— tubuhnya juga bagus." Dua orang pria kekar menahan lengan Luna dan tubuhnya tidak bisa bergerak melawan. Tangan ku juga di genggam erat seorang pria kekar lainnya. Aku hendak melawan tapi sia-sia, nafas ku langsung sesak dan langsung terkulai lemas tidak berdaya.

Aku mohon siapapun, tolong kami. Aku tidak ingin habis karena pria-pria ini.

Burgh, suara kayu yang terbanting keras terdengar. Mataku yang menutup takut kembali terbuka lebar. Sosok yang berdiri dengan badan yang tidak kalah bagus.

"bro-bro, mainnya keroyokan ya? Wanita lagi yang di kroyok.." Itu Cedric, datang dengan gayanya yang serius. Tampak percaya diri

"Oh berani , pengen minta di hajar." Seorang pria kekar maju memberikan pukulan keras ke wajah Cedric tapi sayangnya di tepis kemudian Cedric membalas telak ke perut pria itu. 4 pria lain ikut mengeroyok setelah teman mereka kalah dalam satu pukulan.

Cedric memasang kuda-kuda, apa dia hendak melakukan silat atau karate, aku tidak peduli yang jelas gerakan itu menakjubkan, dia seperti menari di antara lorong sempit dan memukul telak satu-persatu lawannya yang kemudian tumbang.

Pertarungan ronde pertama selesai, terasa mudah bagi Cedric, tetapi sesaat bos di antara pria mesum itu maju dengan pukulan yang kuat, aura merah keluar darinya. Dia tampak marah.

"Pria ini sepertinya punya kemampuan meningkatkan kecepatan pukulan." Beberapa kali Cedric di pukul mundur, dia jauh melangkah mundur tidak bisa mengandalkan posisi karena begitu sempit untuk mengelak.

Kemampuan bela diri yang pria itu miliki adalah campur. Cedric memutar otak.

"Apa itu judo?" tanya bos orang-orang mesum itu.

Cedric maju dengan cepat melapis dirinya dengan Barrier transparan. Aura kuning terlihat sedikit menyelimuti tubuhnya.

Ronde kedua itu berakhir dengan kemenangan Cedric, tepat dengan Bos itu mengalami patah tulang punggung dan teriak kesakitan. Sisa pria yang menahan lengan kami berlarian menuju ujung gang entah kemana mereka akan pergi. Cedric terlihat tidak tertarik mengejar mereka.

Aku membersihkan pakaian ku yang kotor terkena tanah. Sesaat aku melihat tatapan Cedric melihat ku—tidak, dia melihat kami bertiga. Itu tatapan intimidasi yang sangat tajam bahkan Freya terlihat menunduk tidak berani menatap balik.

"Kalian ini!" Suaranya keluar menggema di lorong gang.

"Huh." Cedric menarik nafas dalam-dalam kemudian menghela dengan berat. "seharusnya aku menjaga kalian, sudah ayo pergi sebelum ini menjadi lebih buruk.

Tidak perlu waktu lama, hanya 15 menit berkeliling, kami menemukan penginapan yang murah. Untungnya Cedric masih menyimpan uang kertas dan tidak dalam bentuk digital yang tidak mungkin bisa diakses lagi. Dunia ini seperti kembali ke abad ke-18 hingga akhir abad ke-19 tanpa internet dan teknologi keuangan yang canggih.

“Pelayan, carikan kami 2 kamar tipe Twin Bed  saling berdampingan,” perintah Cedric.

“Eh, kenapa dua kamar aja?” tanya Freya.

“Karena uang kita hanya cukup untuk 2 kamar,” Cedric menjelaskan. Matanya masih tertuju kepada pelayan itu dan mengambil kuncinya.

“Terus bagaimana? Kami bertiga satu kamar?” tanya Luna.

“Tidak, satu kamar dua orang hanya cukup segitu,” Cedric menjelaskan.

“Kalau begitu artinya…” gumamku, kami saling tatap. Sejenak diam kemudian heboh. Freya menoleh tidak tertarik.

“Huh? Aku ogah ya. Sekamar sama laki-laki yang tidak kusuka,” Freya bereaksi keras.

Beberapa saat kemudian, bahkan sebelum kami menaiki tangga menuju kamar, “Kalau tidak ada cara lain, biar aku yang akan bersama Cedric,” pikirku. Lagipula, dia bukan pria mesum kan. Kenapa harus takut.

“Huh?” Freya dan Luna sontak kaget dan berusaha menghentikan keputusan terlihat bodoh bagi mereka.

“Rika, kau tidak perlu berbuat seperti itu. Dia ini Cedric, laki-laki. Nanti dia macem-macem gimana?” ucap Freya berbisik mendekatkan mulutnya ke telingaku.

“Tunggu di sini, aku akan jual kalung pemberian ibu untuk modal kita,” Luna bergegas ingin pergi meninggalkan hotel untuk menjual kalungnya. Aku yang merasa ini berlebihan segera menahan tangannya Luna yang hendak beranjak pergi.

“Jangan, Luna. Lagian itu pemberian ibumu,” aku diam sejenak, melotot ke Luna dan Freya. “Kalian kenapa sih?”

Sontak semua diam mematung.

“Kalian sudah lama bersama Cedric dan kenapa harus curigaan. Lagi pula, ini hanya semalaman. Cedric bukan pria yang kita temui beberapa menit lalu,” kataku mencoba menenangkan.

Freya menghela nafas dan terpaksa mengiyakan. Di sisi lain, Cedric merasa sinis melihat dirinya.

“Apa-apaan, kalian kenapa aku seolah terlihat sebagai penjahat kelamin di sini?” tanyanya.

Aku tertawa kecil, Freya ikut tertawa, begitu juga Luna. Suasana kembali riang, tidak menegangkan.

                               ***

Malam hendak tiba. Cedric keluar dari kamar pada sore menjelang terbenam. Aku yang sedang merapikan barang melihatnya hendak pergi dan bertanya tujuannya.

“Mau ke mana, Cedric?” tanyaku menoleh sedikit dan terus merapikan kamar.

“Aku mau cari angin segar dulu. Lagian, kau perlu mengganti pakaian dan yang lain kan?” jawab Cedric menahan diri untuk menutup pintu.

“Jangan lama pulang ya. Jujur, aku takut sendirian di sini,” ujarku.

Dia tersenyum renyah, giginya terlihat putih membuat pipiku merah.

“Iya, aku akan segera kembali.”

Pintu tertutup, semuanya menjadi hening kembali. Aku berjalan menuju jendela yang langsung mengarah ke jalan kota yang ramai dengan pejalan kaki. Rasanya di luar sangat ramai, tapi di hatiku semuanya terasa sepi.

“Ibu, ayah, abang, dan semuanya,” aku terus memandang jauh langit senja yang memudar. “Rika tahu kalian di surga. Rika harap kalian bisa melihat Rika yang akan memulai perjalanan ini. Sejujurnya, Rika takut kesepian, takut mengucapkan perpisahan pada orang lain lagi. Tapi Rika berjanji akan berakhir dengan bahagia nanti, karena Rika tahu mereka yang bersama Rika adalah orang terbaik di alam semesta.”

Mataku terasa hangat, air mata menuruni pipiku kemudian jatuh ke lantai pualam.

“Aku berjanji tidak akan menangis lagi. Ini terakhir kalinya.” 

                               ***

Di lain sisi Cedric menelusuri jalan sepanjang kota. Jalanan terlihat retak tapi masih bisa dilalui, bangunan kota khas industri yang terlihat kotor dan beberapa telah rata dengan tanah. Sesekali anak-anak berjalan di trotoar entah kemana tujuannya. Mereka terlihat tertawa, banyak penjual kaki lima di tempat ini dan semuanya terlihat normal.

“Walaupun populasi dunia berkurang drastis tapi tetap terasa ramai ya di kota ini.”

Dari kejauhan Cedric melihat penjual aksesoris dan hendak menemui.

“Halo ibu, sepertinya bagus-bagus anting ini.”

“Iya dek, dek mau beli apa?”

“Hm masih mikir nih.” Jawab Cedric dengan ceria.

Mendadak lengang kemudian wanita tua itu menatap tajam ke Cedric.

“Kamu bukan orang sini kan?”

Ibu itu tiba-tiba bertanya. Itu membuat Cedric sedikit kaget. Dari mana wanita tua itu tahu.

“Iya bu, aku dari kota utama, kebetulan sebenarnya saya mau bertanya sesuatu tentang kota ini.”

“Ouh boleh dek, mau tanya apa?” Wanita tua itu tetap menatap awas, bola matanya sesekali berpencar ke kanan dan kiri seperti ada sesuatu yang dia awasi.

“Kota ini dijuluki kota tanpa pemimpin karena pasti pemimpin lamanya mati dan putusnya hukum dalam pemerintahan kan, terus kenapa tidak ada orang lain yang mau mencalonkan untuk memimpin?”

Wanita itu menghela nafas panjang, dia menyuruh Cedric mendekat dan tatapan matanya semakin tajam mengawasi. Suaranya berbisik di telinga.

“Sebenarnya ada, tapi mereka yang hendak mencalon berakhir tragis, ibu dengar karena lawan politik dan dari beberapa kelompok penjahat.”

“Begitu ya Bu, berarti rumor tentang kekejaman dan yang lain tentang kota ini benar adanya?”

“Iya itu benar, ibu menyarankan kalian sebisa mungkin cepat pergi dari sini dan ibu sarankan jangan terlibat dengan kelompok teror malam, karena katanya mereka sangat membenci orang-orang baru.”

“Begitu ya. Oke deh Bu, oh iya aku mau beli ini saja.”

Cedric mengucapkan sampai jumpa dan pergi kembali ke penginapan secepat mungkin.

                               ***

Beberapa saat setelah matahari terbenam listrik mati. Dari pelayan hotel katanya panel surya sedikit rusak jadi perlu perbaikan beberapa jam. Untungnya aku menemukan jalan ke kamar Luna dan Freya. Kami berkumpul di situ dengan lilin yang disediakan pelayan untuk kami. Duduk di lesehan membaca beberapa buku yang tersedia di rak.

“Eh tau tidak, Cedric itu—”

Brack, pintu kamar kami ditendang keras.

Kami kaget sontak mundur dan bersiap bertahan.

“Apa yang terjadi, Freya, di mana Rika?” Itu suara Cedric, suaranya terdengar terengah-engah seperti berlari puluhan kilometer.

“Apa yang kau lakukan bodoh, heh?” balas Freya dengan teriakan.

Aku menghela nafas, sepertinya pertengkaran suami istri ini akan berlanjut juga malam ini. Walaupun aku sesekali tertawa melihat tingkah mereka seperti ayah dan ibuku dulu, sering berantem tapi setelah itu romantis lagi.

“Hey Cedric kau kenapa?” Tanya Freya, suaranya terdengar keras bergema di kamar.

“Aku baik-baik saja, aku hanya panik, ku kira kalian diserang.

“Apa maksudmu?” Tanya Freya wajahnya, mengkerut penasaran.

“Cedric, duduk dulu dan ini minum.” Aku menyodorkan gelas kaca berisi air putih. Berharap nafasnya kembali normal. Hanya butuh 1 menit dia berhasil menenangkan diri, kemudian bergabung duduk di antara aku dan Freya. Kami membentuk lingkaran dengan lilin di tengah

“Aku mendapatkan informasi bahwa ada kelompok yang akan mengganggu orang-orang baru yang masuk ke kota ini.” Cedric mulai berbicara. Nafasnya mulai teratur tetapi suara serak masih terasa.

“Huh, kenapa pula mereka mau mengganggu kita?” Tanya Freya, wajahnya kali ini terlihat serius. Suasana berubah 180° dari menyenangkan menjadi menegangkan.

“Aku tidak tahu, tapi melihat kondisi kota ini sepertinya mereka ingin membuat kota ini tetap menjadi kota tanpa hukum.”

Semuanya sejenak hening. Kemudian Luna bertanya kecil.

“Kota tanpa hukum?” Suaranya terdengar berbisik.

“Itu merupakan sebutan lain untuk kota ini juga. Ini terjadi karena tidak ada pemimpin dan sistem pemerintahan yang berjalan lagi dari nasional hingga ke sistem paling kecil. Sehingga hukum tidak bisa di tegakkan.” Cedric menjelaskan kepada Luna.

“Kalau tidak salah pedagang yang ku temui mengatakan anggota kelompok teror malam namanya dan saat ku cari tau ciri-ciri mereka, ada tato bintang hitam besar di lengan.”  Lanjut jelas Cedric.

Seketika suasana lenggang. Nafas semakin berat seolah kami sedang di awasi. Wajah Luna tampak buruk, dia gemetar ketakutan. Aku sadar apa yang terjadi kemudian bertanya.

“Luna, kamu kenapa?”

Masih diam sejenak kemudian berani berbicara.

“Pria tadi yang menyerang kita memiliki tato seperti itu di lengan kanannya.”

Ruangan kembali lenggang. Suasana gelap di sinari cahaya lilin yang remang. Kami saling tatap. Mata ku melebar kemudian pupil ku mengecil, tangan Freya gemetar dan Luna meringkuk menekuk kakinya. Cedric termenung diam. Semua menjadi kacau sekarang. Benar-benar berubah menjadi neraka di awal cerita, bahkan tanpa istirahat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • silvius

    Halo readersvol. ada perubahan jadwal upload mulai bab berikutnya. Evolvera Life akan upload bab baru setiap 3 hari sekali. Terimakasih sudah menikmati cerita.

    Comment on chapter Episode 22
  • silvius

    Halo pembaca. Ini merupakan novel pertama saya. Saya sangat senang jika mendapatkan kritikan atau saran atau mungkin hal bagus yang membangun. Mari bersama membangun komunitas terbaik. Terimakasih telah membaca dan memberikan tanggapan yang jujur

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Nyanyian Laut Biru
2001      708     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
Anak Magang
45      42     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Pertualangan Titin dan Opa
3027      1181     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Cute Monster
621      346     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
CHERRY & BAKERY (PART 1)
3621      890     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Yu & Way
899      474     28     
Romance
Dalam perjalanan malamnya hendak mencari kesenangan, tiba-tiba saja seorang pemuda bernama Alvin mendapatkan layangan selembaran brosur yang sama sekali tak ia ketahui akan asalnya. Saat itu, tanpa berpikir panjang, Alvin pun memutuskan untuk lekas membacanya dengan seksama. Setelah membaca selembaran brosur itu secara keseluruhan, Alvin merasa, bahwa sebuah tempat yang tengah dipromosikan di da...
HOME
259      187     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Khalisya (Matahari Sejati)
2405      816     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
Dunia Gemerlap
19085      2791     3     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?
Code: Scarlet
21698      4058     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.