Gareng sudah berada di depan kiosnya, ia sedang ingin berjemur di bawah sinar matahari bersama anak-anaknya. Kondisi pasar terlihat lengang untuk hari ini, mungkin jika ia mengantuk pasti akan tidur disitu. Gareng ingin sekali teman-temannya bisa datang berkunjung ke tempatnya, tidak sabar ingin menjelajahi sekitaran pasar ini bersama sahabatnya. Kemarin, ia pulang agak sore saat sekembalinya dari perumahan Snowi, ia melihat Bu Romlah sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Hei, kemana saja kamu. Lama sekali kalo main?" tanya beliau waktu itu.
"Meongggg", Gareng meminta maaf karena sudah meninggalkan anak-anaknya begitu lama.
"Ya sudah, sekarang hari sudah hampir gelap. Ibu mau pulang dulu ya. Ini makananmu sudah kutaruh di dalam kandang".
Akhirnya Bu Romlah pun pulang bersama para pedagang lainnya. Gareng masih merasa senang karena waktunya dihabiskan untuk bermain di area taman. Mungkin jika ia datang di pagi hari pasti tempat itu sangat sejuk. Di lain waktu, ia akan mencobanya untuk datang kesana, siapa tahu dia bisa bertemu dengan Blacky dan juga Snowi. Lagi asyik melamun, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya. Saat ditengok ternyata Rio yang seperti biasa akan memberinya makan. Hari ini Bu Romlah sedang cuti untuk berjualan, dikarenakan ada tetangga yang punya acara dan beliau disuruh untuk membantu memasak. Akhirnya tugas memberi makan diambil alih oleh Rio untuk hari ini.
"Hai, semua. Kalian pasti sudah lapar ya?" tanyanya dengan nada gembira.
"Meeonggg", jawab mereka serempak.
"Baiklah, hari ini aku memasak kalian yaitu ayam rebus. Pasti tidak pernah mencoba makan ini ya?"
Gareng yang melihat apa yang dibawa oleh pemiliknya pun merasa kaget, tak biasanya orang itu membuat makanan seperti ini. Asal tahu saja, itu adalah makanan favorit Gareng.
"Nah, semoga suka ya", harap Rio sambil meletakkan ayam rebus itu ke dalam wadahnya.
Karena aroma yang begitu menggoda, mereka segera memakan ayam itu dengan rakus. Sampai-sampai anak Gareng berebutan untuk mendapatkan jatah ayam rebus.
"Hei, iya sabar. Pasti kebagian semua, aku memasak dengan jumlah yang banyak. Kalian tidak perlu khawatir!".
Nyatanya walaupun dibilang seperti itu, mereka masih berebut sampai salah satu dari mereka ada yang menangis.
"Hei, anak-anakku, sabarlah. Jangan berebut seperti itu. Lihat adikmu sampai menangis seperti itu!" tegur Gareng.
Akhirnya mereka menurut apa yang telah dikatakan oleh induknya, sehingga mereka makan dengan bergantian.
"Wah akhirnya mereka menurut juga jika ditegur oleh induknya", ucap Rio yang merasa heran.
Hari ini Rio baru kembali dari kampusnya, hanya ada satu mata kuliah dan setelah itu ia bisa pulang. Setelah sampai di rumah, Rio segera menyiapkan ayam untuk direbus. Ide ini tiba-tiba saja muncul saat perjalanan dari kampus ke rumahnya. Ia ingin memberi makanan kepada kucingnya dengan menu yang sehat dan bergizi, akhirnya tercetuslah ide tersebut. Saat perjalanan menuju rumahnya, ia membeli ayam satu kilo yang di jual di pinggir jalan raya. Setelah ia merebus selama beberapa menit, segera ayam itu disuwirnya menjadi lebih kecil dan halus. Rio merasa lega jika mereka suka dengan menu seperti itu. Mungkin lain kali ia akan membuat seperti ini lagi.
Tiba-tiba ia merasa sedih sekali karena batalnya perjanjian yang telah Isma buat kepadanya. Rio tidak habis pikir kenapa gadis itu tega untuk mengingkari janjinya. Akan tetapi ia juga tidak mau berburuk sangka, barangkali memang lagi ada acara mendadak yang mengharuskannya untuk ikut. Sejujurnya Rio merasa ingin bertemu lagi dengannya, tapi karena kekecewaannya ia bingung saat Hari Minggu nanti datang ke taman itu atau tidak.
Di tengah lamunannya, ia merasa kakinya di belai lembut dengan ekor milik Gareng, seakan ia mengetahui jika pemiliknya sedang bersedih hati.
"Meonggg", tanya Gareng yang artinya sedang menanyakan suasana hati sangat pemilik.
"Tidak apa-apa, sepertinya aku sedang bimbang saat ini. Kau tidak perlu khawatir Gareng", bujuk Rio.
"Meeonggg, (aku tidak percaya)".
"Hahaha, kau memang kucing yang mempunyai perasaan Gareng. Tahu saja jika aku sedang tidak baik-baik saja.
"Meeeongg. (Tuh kan aku bilang juga apa) ".
Entah kenapa Gareng merasa bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Rio, seakan akan ikatan yang telah terjalin selama ini membuat Gareng mempunyai kelebihan bisa berbicara satu sama lain.
"Baiklah aku akan bercerita tentang masalahku. Mungkin jika begini beban yang menghimpit akhir-akhir ini bisa berkurang", ucap Rio dengan pasrah.
Ia segera mengambil posisi duduknya agar lebih nyaman dan diikuti Gareng yang bertengger di depannya.
"Begini.... ".
Gareng pun bersiap untuk menyimak setiap curhatan dari Rio, berharap bisa menghibur saat ia bersedih.
"Waktu itu aku pernah bertemu dengan gadis.... ", ucap Rio
"Gadis yang cantik dan juga ramah", lanjutnya.
Disisi lain, Gareng sudah menduga jika masalahnya pasti adalah seorang perempuan. Melihat Rio yang akhir-akhir ini terlihat seperti selalu melamun, Gareng selalu berpikir seperti itu, dan tebakannya tidak melenceng.
"Aku berkenalan dengannya saat aku berada di taman ketika berolahraga".
Gareng mendengar dengan sebelah alisnya yang dinaikkan.
"Sepertinya cerita ini menarik", gumam Gareng.
"Lalu, pada saat itulah aku tiba-tiba bertemu dengan seorang gadis yang kumaksud tadi".
Rio bercerita sambil sesekali tersenyum. Gareng dapat mengartikan jika pemiliknya sekarang mengalami kasmaran seperti anak muda lainnya. Ia penasaran siapa gadis tersebut yang bisa membuat Rio suka.
"Kucingnya yang berwarna putih saat itu sedang mengejar kupu-kupu yang kebetulan berada di sampingku saat aku duduk. Akhirnya ia pun berjalan untuk menghampiri kucingnya. Saat itulah kami berkenalan satu sama lain", kata Rio sambil matanya tampak menerawang.
Gareng merasa familiar dengan cerita Rio, yang ada kucing putih sedang mengejar kupu-kupu apalagi tempatnya yang berada di taman komplek perumahan.
"Jangan-jangan kucing itu adalah Snowi?" batin Gareng sambil menebak-nebak.
"Nah, kami saling bertukar sapa dan saling bercerita. Hingga saat itulah aku merasa tertarik dengannya. Aku juga bingung apa yang membuatku untuk berkenalan dengannya secara mendadak? Mungkin aku sedang bosan saat itu".
Gareng masih menyimak kelanjutan dari cerita Rio sambil menebak-nebak siapa kucing yang sesuai ciri-ciri yang telah disebutkan Rio tadi.
"Oh, ya ngomong ngomong kucingnya juga cantik. Namanya Snowi, dia kucing ras persia berwarna putih. Cocok sekali dengan namanya".
Seakan-akan mendapat jawaban yang tak terduga, Gareng merasa senang jika pemiliknya bisa berkenalan dengan pemilik Snowi. Ternyata apa yang tadi dipikirkan oleh Gareng ternyata benar adanya. Ia merasa pernah mendengar cerita seperti itu, karena saat bermain di taman, Snowi bercerita jika pemiliknya juga berkenalan dengan seorang laki-laki yang baru ditemuinya. Tiba-tiba Gareng merasa gembira sekali.
"Sejujurnya gadis itu ingin melihatmu kesini waktu Hari Minggu kemarin, dan entah kenapa waktu aku menunggunya, ia tidak kunjung datang", ucap Rio sambil menundukkan kepalanya.
"Meeongg. (Dia tidak bisa datang karena ada acara mendadak)", ucap Gareng dengan lantang.
"Entah, aku bingung harus bagaimana? Sepertinya aku tidak akan berkunjung lagi ke taman untuk beberapa minggu ini", gumamnya.
"Meongggggggg. (Hei jangan begitu, kau pasti akan bertemu dengannya lagi)", seru Gareng memberi semangat kepada Rio agar tidak bersedih lagi.
"Ah, sudahlah. Aku tidak apa-apa Gareng. Mungkin kali ini aku akan berolahraga di tempat lain saja. Pasti disana juga tidak kalah mengasyikkan".
"Meeeonggggggg, meeeongggg. (Kau jangan cepat menyerah seperti itu! Tetap datanglah ke taman itu lagi!) ", bujuk Gareng.
"Ah aku hampir lupa, jika sekarang ada janji dengan temanku untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Kalau begitu aku pamit dulu ya Gareng", pamit Rio sambil mengenakan kembali jaketnya dan segera berjalan ke arah parkiran motor.
Gareng hanya bisa menatap kepergian Rio, disisi lain ia merasa senang jika pemiliknya sudah berkenalan dengan Snowi dan juga pemiliknya. Gareng memutar otak agar mereka bisa bertemu dan bisa menyelesaikan masalah saat ini. Sekarang, ia berharap agar bisa bertemu dengan sahabatnya yaitu Snowi. Ia tidak sabar untuk menceritakan semuanya dari awal dan membahas langkah selanjutnya untuk kebaikan pemiliknya. Namun, disaat mempunyai rencana untuk datang ke rumah sahabatnya, tiba-tiba anaknya terbangun dan mencari susu. Si Gareng segera menghampiri dan menyusuinya terlebih dahulu. Ia berharap rencana kali ini akan berhasil.