Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gareng si Kucing Jalanan
MENU
About Us  

"Meeongg".

"Meonggggg".

"Meeonggggg".

Begitu mendengar suara dari tangisan ketiga anaknya, ia langsung terbangun. Tak terasa hari sudah terang, rupanya Gareng telah tidur sangat nyenyak tadi malam. Biasanya sebelum matahari menampakkan sinarnya, ia sudah terbiasa bangun terlebih dahulu karena bersiap untuk mencari makan. Namun kali ini sudah tidak lagi seperti itu karena sudah ada yang menjamin makanannya, walaupun tidak semewah hidangan Snowi. Kemarin saja mereka didatangi oleh Rio yang ditangannya membawa makanan berupa biskuit kering khusus untuk kucing. Gareng merasa penasaran saat melihat bentuknya, namun saat mencicipi ternyata rasanya lezat. Saat ini ia juga punya wadah yang lucu untuk dirinya dan anak-anaknya, sama seperti wadah milik Snowi di rumahnya. Ia merasa senang jika diperlakukan seperti itu, meskipun tidak dibawa pulang ke rumah. Gareng merasa bersyukur ada orang yang menyayanginya.

"Anak-anak apa kau lapar, tunggu sebentar ya. Pasti nanti dia datang", bujuk Gareng untuk menenangkan anaknya yang rewel.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke tempat kiosnya, seperti dugaan Gareng ternyata adalah Rio yang seperti biasa memberi makan untuknya. Begitu melihat sosok tersebut, hati Gareng merasa lega.

"Pagi semua. Maaf ya aku agak telat hari ini. Kalian pasti sudah lapar, sapa Rio dengan bersemangat. Hari ini ia akan masuk kuliah di pagi hari, sebelum berangkat Rio sudah menyiapkan makanan yang akan dibawanya karena akan mampir ke kios terlebih dahulu, Ibunya sekarang masih sibuk dengan kedatangan bawang yang sudah dipesan sejak dua hari lalu. Mengetahui jika beliau sedang sibuk dan akan datang terlambat ke kisonya, Rio berinisiatif untuk memberi makan kepada kucing jalanan tersebut.

Kedatangan Rio langsung disambut meriah oleh ketiga anak Gareng yang sedang lapar. Rupanya ikatan yang terjalin tidak hanya Gareng dengan Rio, melainkan anak-anak Gareng juga sudah akrab dengannya. Rio sadar jika mereka berempat sudah menganggap dirinya sebagai majikannya. Ia berangan-angan andai saja bisa membawanya pulang kerumah, pasti disaat ia sedang capek pulang dari kampusnya atau sedang suntuk dari tugasnya yang banyak, ia bisa mengajak bermain atau mengobrol dengan mereka sebagai bentuk hiburan.

"Meeongg, meeongg, meeongg", ucap mereka secara serempak dan bersahutan. Sebenarnya Rio merasa kewalahan menghadapi anak-anak yang sudah kian aktif dari hari ke hari. Namun sifat itulah yang membuat Rio merasa gemas sendiri. Ia melihat jika mereka terlihat lebih segar dan sehat sejak Rio memutuskan untuk merawat mereka semua.

"Sabar, pasti semua kebagian". ucap Rio sambil menuangkan makanan ke wadah yang telah dibelinya tempo lalu.

Gareng yang mengetahui kelakuan dari anaknya segera menegur mereka.

"Hei kalian semua, cobalah untuk tenang. Nanti setelah dia sudah selesai menuangkan, kalian baru boleh mulai makan. Tenanglah dulu sebentar", tegur Gareng. Akan tetapi teguran tersebut tampaknya tidak digubris sama sekali oleh anak-anaknya. Gareng hanya bisa pasrah melihat tingkah lakunya.

"Pelan-pelan saja kalau makan. Nanti kalau kurang akan kutambah lagi", ucap Rio.

Ketiga anaknya sudah sibuk makan bersama. Padahal perut mereka sudah terisi oleh air susu dari Gareng, karena semakin besar asupan pun juga semakin banyak.

"Nah ini untukmu Gareng".

Gareng pun ikut menyantap makanan yang telah diberikan oleh Rio.

"Oh iya aku lupa belum memberi nama untuk kalian bertiga".

Ia tersadar jika selama ini belum sempat memberi nama yang cocok untuk ketiga kucing kecil tersebut. Rio segera memikirkan beberapa nama yang lucu untuk mereka.

"Ah, sudah ketemu".

Rio segera menggendong anak Gareng yang berwarna hitam untuk diberi nama.

"Untukmu akan kuberi nama Cimol, lucu sekali kan?".

Lalu, ia berganti mengambil anak Gareng yang satunya lagi yang berwarna coklat itu.

"Kalau kau kuberi nama Choco yang sesuai dengan warna bulumu".

Setelah itu, ia mengambil anak Gareng yang terakhir yang berwarna belang.

"Terakhir, untukmu akan kuberi nama Belly, lucu sekali".

Rio merasa lega karena sudah menemukan nama untuk mereka. Sekarang ia akan memanggil dengan nama yang sudah diberinya.

"Cimol, Choco dan Belly, kalian harus tumbuh dengan sehat ya. Makan yang banyak!" pinta Rio sambil mengelus bulu yang pendek itu.

"Ah, sudah waktunya aku untuk pulang. Sebentar lagi ibuku akan datang kesini, ia agak terlambat sedikit hari ini karena masih ada urusan yang lain. Aku tinggal dulu ya", pamit Rio sambil membalikkan badannya untuk segera pergi dari sana.

Suasana pasar saat itu sedang ramai orang seperti biasa. Gareng merasa malas untuk melakukan aktivitasnya. Ia memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam kandangnya. Jika ada yang tertarik, ia pasti akan menghampiri. Beberapa menit ia habiskan dengan berbaring bersama anaknya. Tak selang berapa lama si ibu pedagang sudah datang ke kios itu.

"Tumben Bu, baru datang?" tanya salah satu pembeli yang kebetulan lewat disitu.

"Iya Bu, tadi saya masih sibuk untuk menyiapkan bawang yang baru saja datang tadi pagi. Jadi saya baru bisa datang sekarang", jawab Bu Romlah sambil meletakkan beberapa karung berisi bawang yang dibantu dengan suaminya.

"Bu, sudah selesai semua. Aku berangkat dulu ya", pamit Bapak Rio.

"Ya, Hati-hati Pak".

Setelah semuanya sudah beres, dan merapikan bawang sesuai tempatnya, beliau segera duduk untuk menunggu pembeli seperti biasa. Melihat kondisi tersebut, si Gareng langsung keluar dari kandangnya dan segera duduk di sebelah si ibu pedagang tersebut. Bu Romlah yang sadar akan kehadirannya pun mengelus bulu , rupanya Gareng ingin menemani beliau untuk berjualan. Karena Gareng berada di sampingnya, Bu Romlah tidak merasa kesepian.

"Wah, Bu. Lihat ada kucing lucu. Bolehkah aku kesana?" ujar anak lelaki yang masih kecil itu yang segera diperbolehkan oleh ibunya yang sedang berbelanja.

"Asyikkkk", kata si anak kecil itu sambil berlari ke arah kios Bu Romlah.

" Ibu, permisi saya ingin memegang sebentar kucing ini", ucapnya meminta izin.

"Boleh, silahkan", jawab Bu Romlah sambil tersenyum.

"Terima kasih, Bu".

Si bocah kecil itu segera mengelus lembut bulu Gareng, ia merasa senang sekali dengan kucing itu.

"Hai kucing cantik, siapa namamu? tanyanya kemudian.

"Namanya adalah Gareng", jawab Bu Romlah.

Si anak itu tersenyum lagi saat mengetahui nama dari si induk itu.

"Namanya bagus untuk dia", pujinya sambil menatap Gareng.

Bu Romlah tersenyum mengiyakan, beliau merasa gemas dengan keduanya. Tak terasa si bocah itu dipanggil kembali oleh ibunya yang sudah selesai dengan urusannya.

"Andi, ayo kita pulang, Nak", ajak Ibu dari si bocah tersebut.

"Iya, Bu sebentar", teriak si bocah yang bernama Andi.

"Gareng, aku pulang dulu ya. Besok kalau aku ke pasar pasti mampir kesini lagi, boleh kan Bu?".

Bu Romlah mengangguk untuk menyetujui permintaan dari si Andi, setelah diijinkan ia segera berlari menghampiri ibunya yang sudah menunggu anaknya. Bu Romlah tak henti-hentinya untuk terus tersenyum karena melihat tingkah laku yang lucu dari si anak tersebut.

“Memang benar ya kucing itu bisa membawa kebahagiaan bagi orang lain. Lihat saja tadi ada anak kecil yang mengajaknya bermain”, ujar salah satu dari pedagang di pasar tersebut.

“Iya, Bu. Aku juga senang jika ada anak kecil yang mampir kesini. Biasanya mereka akan membawa makanan apapun itu untuk dikasihkan kepada mereka berempat”, jelas Bu Romlah.

Memang benar, semenjak Bu Romlah memutuskan untuk memberi tempat tinggal kepada Gareng, tak jarang beliau mendapati anak-anak kecil yang sedang ikut ibunya untuk menemani berbelanja dan ketika tahu ada kucing lucu, mereka selalu membelai kucing tersebut agar tidak bosan jika diajak ke pasar. Bahkan pernah pada suatu hari ada seorang ibu yang menitipkan anaknya kepada beliau agar ia bisa bermain disaat ibunya sedang sibuk berkeliling kesana kemari. Bu Romlah tidak merasa keberatan akan hal itu, justru beliau merasa senang dan tidak kesepian. Beliau juga sering mendapatkan semacam pemberian berupa makanan dari ibu yang sudah menitipkan anaknya. Itu lah keuntungan jika menolong kucing yang sedang kesusahan, pasti ada saja kebahagiaan yang muncul secara tidak diduga.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • antonvw

    Menurut saran saya, kalau ditambahkan kucing berburu tikus akan lebih alami.

    Comment on chapter Perpisahan yang Menyakitkan
Similar Tags
Rindu
401      293     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
Can You Be My D?
71      66     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Teman Khayalan
1683      730     4     
Science Fiction
Tak ada yang salah dengan takdir dan waktu, namun seringkali manusia tidak menerima. Meski telah paham akan konsekuensinya, Ferd tetap bersikukuh menelusuri jalan untuk bernostalgia dengan cara yang tidak biasa. Kemudian, bahagiakah dia nantinya?
From Ace Heart Soul
583      351     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
LULLABY
14596      2843     2     
Fantasy
Lowin mengingat Nasehat terakhir yang diberikan oleh sang kakak mowrine sebelum ia mengemban tugas dari kerajaan. Sang kakak mowrine juga harus melanggar larangan dan terpaksa berbohong untuk mendapat kepercayaan dari keluarga yang akan ia tinggalkan. Bukan tanpa alasan mowrine melakukan hal itu, ia melihat sesuatu didiri lowin yang mengusik ketenangan. Namun, Kenyataan tidak sesuai dengan har...
Bukan kepribadian ganda
9441      1830     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
PALETTE
528      288     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Gue Mau Hidup Lagi
418      275     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
in Silence
459      327     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3271      1202     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.