"Asyik sekali ya kita bisa berjalan-jalan seperti ini", ucap Snowi sambil berjalan agak cepat karena tidak sabar untuk segera pulang ke rumahnya, berharap ingin bertemu sang majikan yang disayanginya.
"Tunggu, kau jangan jalan terlalu cepat! Nafasku masih pendek karena sudah menapaki tangga jembatan yang tinggi itu! ", seru si induk sambil menyesuaikan langkahnya untuk bisa berjajar dengan sahabatnya.
"Eh, maaf. Aku tidak sadar jika jalanku terlalu cepat, habis aku tidak sabar ingin bertemu dengan pemilikku yang cantik".
Mereka sudah berada di trotoar yang ukurannya sangat lebar untuk memberi kenyamanan pada pejalan kaki. Si induk dan Snowi melangkah dengan melihat-lihat kondisi sekitar yang nampak damai tersebut. Disana terdapat semacam taman kecil yang tanamannya sudah tumbuh indah untuk menghiasi di sepanjang jalan trotoar tersebut. Banyak bangku terbuat dari kayu yang berjejer rapi dan disampingnya terdapat lampu jalan yang terukir indah. Mereka berdua melihat ada beberapa bangku yang sudah diduduki oleh pasangan muda-mudi yang sedang menikmati pemandangan sekitar. Sungguh perpaduan yang indah.
"Hei, lihat ada kucing yang persis sepertimu!" seru si induk dengan tiba-tiba.
"Ah iya itu jenis yang sama denganku. Sama-sama ras persia. Dia sedang menemani si pemiliknya untuk berduaan sebentar dengan pasangannya", kata Snowi yang masih memperhatikan kucing ras persia tersebut.
"Sssttt, kasihan ya dia disuruh untuk menemani majikannya yang sedang asyik berkencan. Sementara dia sudah bosan setengah mati", kata si induk dengan lirih takut suaranya terdengar oleh kucing tersebut.
Hingga sampailah mereka di hadapan kucing yang sedang suntuk tersebut, dan Snowi mencoba untuk sekadar menyapanya.
"Meeonggg", ucap Snowi yang memberi semangat kepada kucing ras itu.
Sehingga kucing dihadapannya pun membalas dengan meongan yang lirih.
"Ya, aku mencoba bersabar dan berharap agar semua cepat berakhir", ucapnya.
Si induk dan Snowi tetap melangkah dengan tawa cekikikan karena telah mendengar dari sebuah penderitaan yang dialami oleh kucing tadi.
"Untung, aku tidak pernah seperti itu. Jika majikanku sedang berkencan dia tidak mungkin akan membawaku".
Si induk menoleh ke arahnya.
"Kenapa?" tanyanya ingin tahu.
"Dulu waktu majikanku ingin membawaku untuk mengajak jalan-jalan bersama kekasihnya, aku menolaknya. Kau tahu bagaimana caraku menolak ajakannya?"
Si induk pun memggelemg dengan cepat.
"Saat aku di gendong oleh kekasih majikanku, aku langsung menggigitnya dengan keras sehingga tangannya terlepas dan aku segera berlari menjauhinya", terangnya.
Mendengar perkataan itu, si induk tetap tidak mengerti atas kelakuan nakal Snowi kepada kekasih si pemilik. Ia berfikir mungkin kasih sayangnya tidak boleh dibagi kepada siapapun, hanya boleh untuk binatang peliharaannya yaitu Snowi saja.
"Kau tega sekali. Kenapa kau melakukan seperti itu. Kau tahu bisa saja majikanmu sedih melihat tingkah lakumu yang menyakiti kekasihnya", protes si induk.
Snowi yang mendengarnya pun nampak kesal.
"Kau tidak tahu sih bagaimana jahatnya orang itu".
Si induk masih menatap pertanda tidak mengerti. Snowi yang merasa sahabatnya masih bingung pun balas menatapnya.
"Orang itu hanya mencari untung kepada majikanku. Tiap hari pemilikku selalu dimintai uang olehnya. Tapi tetap saja ia masih cinta dengan orang jahat itu", gerutu Snowi.
"Apakah sekarang masih berhubungan? tanya si induk.
"Untungnya sudah tidak karena majikanku sudah tahu tabiat jeleknya yang suka berhutang itu", jawab Snowi.
Mereka masih berjalan di trotoar tersebut, anehnya tidak banyak pejalan kaki yang melewati ini. Itu karena manusia disini lebih nyaman menggunakan transportasi pribadinya daripada berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum yang sudah disediakan oleh pemerintah. Akibatnya jalanan terlihat macet, dan klakson selalu terdengar bersahutan.
"Hei ada perempatan di depan sana, kita lewat mana? Apa kau ingat Snowi?"
Snowi berhenti sejenak, benar saja di depannya sekarang terdapat perempatan, ia bingung untuk memutuskan akan melewati arah mana. Ia berusaha mengingat-ingat waktu ia berjalan untuk mengejar kupu-kupu.
"Kemarin, yang kuingat waktu itu aku sepertinya melihat ada bunga yang warnanya merah berada di sisi pagar. Tapi aku tidak tahu saat ini, kita akan memilih ke arah yang mana?" ucap Snowi sambil berfikir keras untuk mengingat kejadian lalu.
Si induk menghembuskan nafasnya dengan pelan. Ini pasti sulit jika Snowi hanya mengingat seperti itu. Ada banyak bunga yang berwarna merah betebaran disini, apalagi disisi pagar yang seperti disebutkan oleh sahabatnya itu.
"Pelan-pelan saja. Ingatlah baik-baik kau pasti melewatkan sesuatu!" ujar si induk untuk memberi motivasi kepada Snowi yang berjuang untuk menemukan ingatan waktu itu.
"Sebentar ya kuingat-ingat lagi".
Snowi memejamkan matanya untuk menajamkan pikiran agar bisa mengingat lebih dalam agar mendapat petunjuk yang lebih banyak lagi. Tak berapa lama, Snowi pun membuka matanya dan berseru gembira.
" Aha, aku ingat sekarang. Sesudah aku melihat bunga merah. Aku juga melihat ada pedagang es degan yang gerobaknya berwarna hijau. Dan disitu banyak sekali pembeli, ayo kita cari penjual es itu! ", seru Snowi.
Dengan langkah setengah berlari, Snowi segera menuju ke arah perempatan itu diikuti dengan si induk yang mengejar dibelakangnya. Setelah sampai di jalan perempatan tersebut, mereka melihat ada dua gerobak es degan dengan warna yang sama pula.
"Wah ada dua penjual es degan yang berdagang di sekitar sini", kata si induk.
Snowi akhirnya berfikir keras kembali, Kira-kira gerobak mana yang kemarin pernah ditemuinya.
"Kira-kira kau merasa menyeberang tidak?" tanya si induk yang sedang melihat penjual es degan yang satu berada di depannya dan satu lagi berada di arah kanannya.
Snowi pun menimang-nimang sejenak untuk memastikan kembali apakah ia merasa menyeberangi jalan atau tidak.
"Sepertinya sih tidak", jawab Snowi.
"Nah, kalau begitu kita ambil yang arah kanan kita saja. Kalau setelah melewati penjual es degan ini kita tidak menemukan bunga yang kamu maksud, baru kita kembali dan mengambil jalan untuk menyeberangi ke penjual es degan yang satunya. Bagaimana?"
Terdengar masuk akal atas saran dari si induk. Tanpa berlama-lama, Snowi mengangguk setuju dan langsung berbelok ke arah kanan. Setelah berjalan beberapa langkah, akhirnya ia menemukan bunga yang dimaksud Snowi tadi.
"Ituuu bunganya, kau lihat? Berarti tidak jauh lagi aku akan menemukan rumahku", seru Snowi dengan girang.
Mereka segera berlari agar segera menemukan jalan pulang bagi Snowi. Tidak lama setelah itu pandangan Snowi tertuju di gerbang kompleks yang terdapat nama yang tertera besar dari perumahan tersebut. Lalu dengan tidak sabar, Snowi berjalan untuk memasuki area perumahan tersebut, si induk pun mengikutinya hingga tampak sebuah rumah dengan desain yang estetik.
"Itu rumahku!" teriak Snowi sambil berlari kencang agar segera bertemu dengan majikannya.
Snowi pun melewati pagar yang setengah terbuka tersebut dan langsung masuk ke dalam ruang tamu yang pintunya sedang terbuka lebar. Disana terdapat sangat pemilik yang kaget atas kehadiran si kucing kesayangannya tersebut. Terlihat Snowi langsung melompat ke arah majikan dan beepelukan.
"Oh Snowi, kau kemana saja? Maaf jika aku teledor untuk menjagamu", kata majikan Snowi yang terlihat masih sangat muda tersebut sambil memeluk erat si Snowi agar tidak hilang kembali.
"Meeonggg", jawab Snowi dengan manja.
Si induk yang melihat pemandangan seperti itu merasa sedih karena ia ingin sekali mempunyai majikan yang sayang terhadapnya. Namun disisi lain, ia juga merasa senang karena sahabatnya kini berhasil pulang kembali. Snowi sepertinya tidak menyadari jika sahabatnya masih berada di luar sana, maka dari itu si induk pun membalikkan badannya dan berjalan pulang untuk menemui anak-anaknya yang sudah dititipkannya. Hari ini mereka melewati petualangan yang menyenangkan dan si induk berjalan dengan langkah yang ringan.