Mereka akhirnya sampai di luar gerbang pasar yang sudah ramai orang. Disana terdiri dari beberapa becak kayuh, becak motor, dan angkot yang berjejer untuk mencari penumpang. Suasana sangat ramai saat ini, si induk segera melangkah untuk memulai perjalanan ini. Namun di saat sudah menghabiskan beberapa langkah, ia menengok ke belakang yang ternyata si kucing persia masih diam mematung disana. Si induk lalu menghampiri ke arahnya.
"Hei, ayo kita berangkat!" ucapnya seakan bisa menyadarkan lamunan Snowi.
Snowi memandang jalanan dengan penuh ragu. Ia tidak menyangka akan banyak kendaraan berlalu lalang di waktu sepagi ini.
"Kau yakin kita bisa melewati ini?" tanyanya dengan ragu-ragu.
"Kenapa tidak, kalau kau ragu kenapa pula kau bisa sampai kesini?"
Pertanyaan itu membuat Snowi tersentak, si induk benar. Bagaimana ia bisa melewati jalan besar ini hanya karena mengejar kupu-kupu yang sedang terbang? Untuk sekarang kenapa nyalinya menjadi ciut.
"Kita harus berhati-hati. Pasti kita bisa melewati semua ini, Snowi" ucap si induk memberi semangat.
Snowi akhirnya mengangguk dan memantapkan diri untuk menyeberang ke arah sana agar bisa pulang kembali. Hanya itu jalan satu-satunya agar ia bisa ke rumahnya. Namun, si induk segera menyadari sesuatu karena daritadi ia menengok ke kanan ke kiri dan akhirnya menemukan sesuatu yang berharga.
"Lihatlah!" kata si induk dengan girang.
Snowi menoleh ke arah yang dimaksud oleh si induk. Dan benar saja disitu tampak bangunan khusus untuk penyeberangan orang atau disingkat dengan JPO (Jembatan Penyeberangan Orang). Seakan akan menemukan harta karun yang berharga, mereka segera berlari untuk segera sampai disana. Akhirnya mereka berdua sedang menapaki tangga satu per satu.
"Kau pintar sekali. Kukira kita bakal kesusahan untuk menyeberang jalan yang sangat ramai ini", ucap Snowi dengan tersenyum lebar.
"Kau jangan meremehkan aku. Lagipula aku bisa menyeberang jalan asalkan hati-hati".
Jembatan itu memang sangat berguna bagi manusia ataupun hewan seperti mereka. Tempat yang nyaman untuk bisa melintasi dari jalan ke jalan lain tanpa perlu risau menoleh ke kanan ke kiri untuk menunggu kendaraan sepi. Kalau dilihat-lihat sebagian yang menggunakan jembatan ini adalah anak sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA.
"Ngomong-ngomong, ibu tadi baik ya?" tanya Snowi yang masih menaiki undakan tangga dengan santai.
Si induk mengangguk mantap.
"Lalu, kenapa kau tidak di tempatnya saja, kan ada yang menjaga anak-anakmu ketika kau ingin bepergian mencari makan?"
Si induk yang meloncat-loncat untuk segera sampai di atas sana, tertegun sebentar setelah mendengar pernyataan dari sahabatnya.
"Aku tidak ingin merepotkannya, lagipula aku sudah merasakan sakitnya kehilangan orang yang terkasih. Jadi aku tidak ingin mengulangi untuk kedua kalinya", jelas si induk dengan panjang lebar.
Tak berapa lama, akhirnya mereka sampai di ujung tangga. Untuk pertama kalinya, mereka melihat keadaan jalan raya dari sudut teratas. Disana bisa melihat pemandangan sebagian kota yang terpampang dengan indah.
"Tunggu sebentar, coba rasakan suasana di sekitar sini. Menenangkan bukan? ucap Snowi sambil mata berbinar.
Si induk setuju dengannya. Ia juga menikmati angin semilir yang menerpa dirinya, ternyata udara di sekitar sini sangatlah sejuk. Disini juga bisa melihat aktivitas manusia yang sedang mengadu nasib di pagi hari.
"Aku menyesal kenapa tidak dari dulu aku menemukan tempat ini. Kan bisa jadi hiburanku dikala bosan", gerutu si induk dengan wajah lesu.
Snowi menoleh ke arahnya dan tertawa karena kelakuan dari sahabatnya yang ternyata tidak pernah keluar dari area pasar.
"Kukira kau kucing jalanan yang sudah melalang buana pergi ke suatu tempat ke tempat lainnya. Ternyata kau ini dari dulu masih berkutat di dalam pasar ya?" tanya Snowi dengan tertawa terbahak-bahak.
Si induk merasa malu mendengarnya, memang benar ia tidak pernah menjajal untuk keluar dari area pasar yang menyesakkan untuk mencoba menapaki petualangan sebagai kucing jalanan. Ia sendiri ragu untuk berjalan jauh pergi dari pasar, takut diluar sana bakal ada musuh yang lebih kuat darinya. Sesaat mereka masih berdiam diri untuk menikmati indahnya suasana di pagi hari dengan memandangi siluet awan yang membentang di langit biru atau matahari yang sudah berwarna jingga ditambah dengan burung-burung yang beterbangan kesana kemari. Dirasa sudah cukup, mereka memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanannya.
"Lain kali aku akan pergi kesini hanya untuk melihat pemandangan seperti itu, sungguh indah sekali, ah mungkin jika anak ku sudah besar akan ku ajak juga mereka kesini untuk menunjukkan betapa indah dunia ini", ucap si induk dengan penuh semangat.
Snowi yang mendengarnya segera menggerutu dengan jelas.
"Hei, kau tidak mengajakku?"
Snowi terlihat cemberut, karena sahabatnya tidak mengajaknya untuk bertemu di tempat ini lagi.
"Kau bagaimana bisa? Lagipula majikanmu tidak mengijinkanmu untuk keluar dari rumah", elak si induk.
"Bisa kok. Jika hari ini kita bisa menemukan jalan pulang, aku pasti tidak tersesat lagi untuk sampai kesini. Lalu, asal kau tahu aku selalu bermain di teras dan terkadang pagar rumah terbuka sedikit, jadi aku bisa keluar sebentar", ucap Snowi sambil tersenyum penuh kemenangan.
Si induk pun ikut senang jika Snowi bisa bertemu dengan dia lagi. Artinya ia tidak akan merasa kesepian di waktu-waktu tertentu. Mereka akhirnya turun melewati tangga lagi dan sudah berhasil untuk menyeberang jalan raya yang ramai itu tanpa khawatir.