"Hei, kau mau bawa kemana anakmu itu?" tanya Snowi yang setengah berlari sambil mengikuti si induk yang tiba-tiba membawa anaknya.
Sejak pagi tadi, ia sudah terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Snowi heran ternyata, ia bisa tidur juga di tempat seperti ini. Padahal udara malam itu biasanya berhembus kencang. Barangkali dia sedang kecapekan, maka dari itu ia bisa bermimpi di pojok bangunan pasar yang bau. Saat mendengar ayam berkokok, ia langsung membuka matanya dan tidak sabar untuk menemukan jalan agar bisa kembali lagi ke rumah.
Mereka sekarang sedang berlari kecil dengan mengarungi lautan manusia yang berlalu lalang, Snowi tampaknya begitu kesusahan untuk menghindar dari kaki pejalan itu. Namun, si induk tetap dalam langkahnya yang tergesa-gesa agar sampai tujuan. Snowi heran atas kelakuan si induk kucing yang tiba-tiba menggendong anaknya dan mengikuti dia. Snowi hanya menurut saja sambil mengikuti di belakangnya. Tak selang berapa lama, si induk berbelok ke sebuah kios yang terlihat lumayan sepi itu. Tiba-tiba dia menjatuhkan anaknya di depan manusia tersebut.
"Pusss, tumben kau membawa anakmu?" tanya si ibu pedagang yang melihatnya dengan keheranan. Suasana di kios itu memang terlihat sepi namun barang dagangan dari si ibu tersebut masih diangkut untuk diletakkan di tempat ini untuk dijual, si ibu pedagang masih sibuk mengecek dengan barang dagangannya tersebut, tapi karena melihat kedatangan si induk kucing yang secara tiba-tiba tersebut, akhirnya bisa mengalihkan sejenak dari kegiatannya.
"Tumben dia membawa anaknya kesini, apakah tempat tinggalnya sudah tidak aman lagi?" pikir beliau dalam hati. Si ibu belum sadar jika ada kucing ras yang berada di samping si induk kucing tersebut.
"Meeonggg" jawab si induk sambil meninggalkan anaknya, lalu kembali berlari sambil diikuti Snowi. Hingga akhirnya Snowi dan si ibu pedagang tau apa yang dilakukannya. Yaitu memindahkan anaknya sementara waktu di tempat ini. Si induk kucing merasa aman jika anaknya dititipkan kepada orang yang sudah dipercayainya selama ini.
Setelah melihat ketiga anaknya yang masih kecil, si ibu pedagang bertanya kepada si induk yang sedang memindahkan anaknya di tempat yang hangat yang tak jauh dari pengawasan beliau.
"Kau mau pindah kesini?" tebak si ibu pedagang.
"Meeonggg".
Namun yang menjawab bukannya si induk, malah Snowi yang ikut berbicara dengan si ibu pedagang tersebut. Beliau langsung memperhatikan kucing ras yang cantik tersebut.
"Cantiknyaa, kau punya siapa? Kenapa bisa disini? Kau tidak dibuang kan?" serentetan pertanyaan keluar dari mulut si ibu pedagang yang cemas karena tak biasanya ada kucing ras berada di pasar ini.
"Meeonggg", jawabnya.
Seakan-akan beliau mengerti apa yang si induk maksud, beliau langsung bernafas lega.
"Syukurlah kalau kau tidak dibuang. Kasian sekali kalau nasibmu sampai seperti itu".
Snowi dan si induk hanya menatap si ibu tersebut. Snowi beranggapan jika orang yang ada di depannya sekarang adalah manusia yang baik hati.
" Jadi..." lanjut beliau sambil menimbang barang dagangannya berupa bawang merah dan bawang putih.
"Kalian berencana untuk mencari rumah dari kucing ini, agar ia bisa kembali lagi? "
Mereka berdua yang mendengar akan hal tersebut dan seolah mengerti pun langsung menjawab dengan serempak.
"Meeeonggg" jawab mereka dengan semangat.
Si ibu yang melihat kelakuan dua kucing tersebut segera tertawa gemas.
"Hahahaha, kalian lucu sekali".
Beliau langsung berdiri dari tempat duduknya dan berkata, " Kalau begitu, aku akan memberimu makanan. Agar kau tidak kelaparan dan kelelahan saat mencari rumahmu".
Snowi dan si induk kucing hanya duduk terdiam menunggu hidangan disiapkan. Si ibu itu sedang pergi untuk membeli ikan agar bisa dimakan oleh mereka.
Akhirnya makanan untuk mereka berdua pun sudah ada di hadapannya, yaitu seekor ikan tongkol dengan ukuran sedang yang sudah digoreng, bau yang semerbak dan menggoda membuat mereka langsung melahapnya dengan cepat.
"Hei, ternyata kau suka ikan juga ya?"
"Meeoongg", jawab Snowi dengan puas.
Mereka segera menghabiskan makanan sampai tidak tersisa sedikitpun. Lumayan perut sudah terisi sampai kenyang dan mendapatkan energi untuk digunakan berjalan mencari jalan pulang ke rumah. Setelah menjilat jilat tubuhnya pertanda selesai makan, mereka segera pamit untuk melakukan misi.
" Meeonggg".
"Ya, baiklah kalau begitu. Hati-hati dengan kendaraan. Semoga kalian bisa menemukan jalan pulang untuk Snowi. Kau tidak usah khawatir akan anak-anakmu, biar aku yang menjaganya", ucap si ibu pedagang.
Si induk melihat ketiga anaknya yang sedang tertidur pulas sebelum memulai perjalanannya. Akhirnya mereka bersiap untuk meninggalkan pasar agar lekas bisa mengantarkan Snowi pulang dengan selamat. Si ibu pedagang melihat kucing tersebut dengan hati yang terenyuh.
"Semoga mereka berhasil menemukan jalan pulang" batin beliau yang memandang kepergiannya.