Sejak perpisahan dengan si nenek, kehidupan si kucing kecil terus berlanjut, ia harus menjadi kucing yang kuat dan bisa menyelamatkan nyawa sendiri ketika bahaya datang. Hingga si kucing kecil itu beranjak dewasa, selama hidupnya dihabiskan dengan berjalan kesana-kemari dan berpindah tempat. Terkadang jika ia sedang rindu, maka akan mengunjungi makam si nenek yang jaraknya sekitar satu kilometer dari pasar. Biasanya selama seharian akan tidur disana hingga malam tiba. Hanya itu yang bisa dilakukan untuk melepas kerinduan.
Namun saat ini, si kucing kecil yang beranjak dewasa dan menjadi induk sudah jarang untuk datang berkunjung ke pemakaman. Mungkin karena kesibukannya mengurus anak-anaknya. Dengan kehadiran buah hati, ia merasa tidak kesepian lagi. Pernah suatu hari, saat ia sedang berjalan tanpa tujuan untuk mengais makanan yang belum didapatkan setelah seharian penuh. Tiba-tiba dari kejauhan si induk kucing melihat sosok yang pernah dikenalinya dahulu. Ternyata setelah diamati lebih lama, disana ada si ibu pedagang yang sudah berpindah tempat untuk berjualan. Beliau pindah kios karena masa sewanya sudah habis. Tak menunggu lama, si induk kucing mencoba mendekati si ibu tersebut, apakah beliau masih mengingatnya?
"Meeonggg", ucap si induk kucing.
Si ibu pedagang menoleh ke arah suara tersebut, didapatinya ada kucing yang sangat familier sedang menatapnya. Ternyata beliau masih mengingat dengan kucing tersebut.
" Hei, kau si kucing kecil dulu yang suka bersama dengan si nenek itu kan?" tanya si ibu pedagang dengan mata berbinar. Dipikir-pikir memang sudah lama ia tidak berjumpa dengan makhluk lucu itu.
"Meeongg", jawab si induk kucing seraya mengerti ucapan dari beliau.
"Ya ampun, sekarang kau tumbuh besar dan sehat. Syukurlah, kau berhasil untuk menjalani hidupmu yang berat".
Si induk kucing menaikkan ekornya pertanda ia tertarik.
"Kau hebat bisa menemukanku di kios yang agak terpencil ini. Jika dipikir-pikir tempat pasar ini terlalu besar untuk dijelajahi kucing sepertimu. Tapi, namanya takdir kita masih bisa berjumpa lagi".
Si ibu pedagang mengelus si induk dengan penuh kasih sayang. Ia merasa tidak tega saat teringat si kucing itu masih kecil, dan hingga perpisahannya dengan sang nenek yang baik hati. Namun, sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik. Ia sudah menjadi kucing yang kuat dan sehat. Karena perjumpaan yang tidak terduga itu, beliau mengeluarkan ikan tongkol yang agak besar dari kantong kresek.
"Ini, makanlah! Hari ini aku sedang membawa ikan tongkol yang banyak, anggaplah ini sebagai hadiah dariku karena kau tidak pernah melupakanku", ucap si ibu dengan tersenyum bahagia.
Si induk kucing merasa senang setelah menerima ikan tersebut lalu ia segera menggosok -gosokkan tubuhnya di kaki si ibu. Beliau yang melihatnya merasa terenyuh. Walaupun hewan, ia masih bisa mengucapkan terima kasih dengan caranya sendiri.
Lalu si ibu pedagang mengingat sesuatu dan berkata kepada kucing tersebut.
"Hei, jika kau sedang membutuhkan sesuatu. Jangan lupa untuk datang kemari, aku akan selalu menolongmu".
Si induk kucing menatap si ibu pedagang dengan tatapan penuh sayang.
"Meooonggg", ucap si induk kucing.
Ia segera melahap makanannya dengan cepat, karena tidak mau anak-anaknya menunggu induknya yang tak kunjung pulang. Setelah menghabiskan ikannya dengan bersih tak tersisa, si induk kucing berpamitan kepada beliau untuk segera kembali ke tempat asalnya.
"Meeonggg".
" Nah, cepat sekali kau menghabiskan ikanmu yang lumayan besar".
"Meeonggg".
"Hahaha, baiklah jika kau ingin kembali.
"Meeonggg", ucap si induk kucing sambil berjalan pergi.
Ketika sudah berjalan beberapa langkah, si ibu pedagang lalu berteriak memanggilnya.
"Puussss", teriak si ibu tersebut.
Si induk kucing lalu menoleh, karena mendengar teriakan yang ditujukan kepadanya.
"Sampai jumpa kembali dan jangan lupa untuk selalu berkunjung ke tempatku kapan pun kau mau".
Si induk kucing yang mendengar perkataan tersebut pun segera membalas.
"Meeonggg".
Lalu ia kembali berjalan dengan langkahnya yang santai untuk pergi ke asalnya.
Disisi lain, si ibu pedagang merasa bahagia. Ia tidak menyangka jika hari ini akan ada pertemuan tanpa diduga dengan si kucing kecil yang dulunya terlihat ringkih. Beliau merasa lega setelah melihat keadaan kucing tersebut yang terlihat sehat. Waktu memang tidak terasa sudah berlalu, karena ketika melihat dulunya si kucing itu masih kecil sekarang sudah beranjak tumbuh besar. Pertemuan tersebut sudah berhasil membuat si ibu pedagang merasa senang.
Sementara itu si induk kucing berjalan dengan riang gembira, karena selain perutnya yang sudah kenyang, ia juga bersyukur sudah bertemu dengan orang yang pernah menolongnya dahulu. Ia akan mengingat kios tersebut jika suatu saat ingin datang untuk berkunjung.