Suasana pasar saat itu memang sedang ramai oleh hiruk pikuk orang yang melakukan aktivitasnya. Lain halnya dengan si bapak kucing yang baru saja terbangun dari tidurnya yang lumayan lama. Maklum, mereka memang sedang kekenyangan hingga matanya terasa berat dan akhirnya mereka tertidur pulas. Dirasa cukup untuk mengisi ulang tenaga, mereka segera bangun karena badan mereka sudah terasa segar kembali. Anak-anak kucing tampaknya juga sedang terbangun, tetapi mereka tidak rewel untuk meminta susu. Dia hanya diam saja sambil berbaring.
"Hari ini kondisi pasar sedang ramai. Kau tak usah kemana-mana!" ujar si ibu kucing.
"Ya. Kau tidak usah khawatir aku akan disini menemanimu", kata si jantan dengan tersenyum.
Si ibu kucing berpikir sejenak sebelum mengutarakan sesuatu.
"Ngomong-ngomong, aku ingin kita bersama terus. Membangun keluarga kecil dengan apa adanya bersama ketiga anak kita. Aku yakin kita pasti bisa bersama-sama. Kau mau kan?" kata si ibu kucing dengan tatapan memohon.
Si jantan yang melihat istrinya seperti itu merasa tidak tega untuk meninggalkan mereka. Ia juga ingin mempunyai keluarga yang utuh tanpa adanya perpisahan yang tidak diinginkan. Akan tetapi untuk kehidupan kucing jalanan rasanya mustahil untuk terus bersama. Apalagi jika ada bahaya yang menyerang secara tiba-tiba. Mau tak mau mereka harus berpisah untuk menyelamatkan diri sendiri. Ia ingin untuk saat ini saja semoga tidak ada yang mengganggu lagi, terutama dengan ketiga anaknya yang masih kecil karena jika berpisah pasti mereka bertiga tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Si bapak kucing ingin melihat anak-anaknya tumbuh besar, dan ia yakin akan terus bersama selamanya. Biarlah ia mempunyai harapan seperti itu, karena hanya membayangkan saja sudah membuat bahagia.
"Tidak usah kau beritahu aku juga ingin membangun keluarga yang utuh. Percayalah kita pasti bisa terus bersama sampai akhir hayat. Aku berjanji akan terus melindungi kau dan anak-anak kita dari marabahaya yang ada", ucap si jantan untuk menenangkan istrinya.
Si ibu kucing yang mendengarkan jawaban dari suaminya jadi terharu. Dia sangat menyayangi suami dan anak-anaknya, maka dari itu ia tidak mau kehilangan untuk kesekian kalinya. Ia juga bernyanyi akan menjadi kucing jalanan yang kuat agar bisa melawan jika ada hewan datang yang mengancam keluarganya.
"Aku tidak sabar ingin melihat mereka tumbuh besar", ucap si ibu kucing dengan menatap ketiga anaknya.
"Ya aku juga. Semoga kelak kalau sudah besar, mereka akan kuat seperti aku. Dan mempunyai insting berburu yang tajam", ucap si jantan dengan berangan-angan.
"Ya, aku berharap seperti itu".
Tidak diduga salah satu anaknya sudah berjalan tertatih-tatih entah pergi kemana, pasti ia sedang ingin tahu. Padahal usianya masih sangat kecil tetapi sudah berjalan dengan gerakannya yang lambat agak berjauhan dengan orang tuanya. Si ibu kucing melihat salah satu anaknya yang sedikit lincah itu.
"Hei Nak mau pergi kemana kau?" seru sang ibu kucing khawatir dia akan menghilang karena tubuhnya yang masih kecil, sulit untuk dicari.
"Hahahah sudahlah dia tidak akan berjalan terlalu jauh kok. Kita hanya melihatnya saja dari kejauhan. Biarkan ia bermain sebentar, mungkin ia bosan jika berada disini terus", bujuk sang jantan untuk meredakan kegelisahan istrinya.
Si ibu kucing terlihat tidak setuju dengan pendapat suaminya tersebut.
"Hei, lagipula tubuhnya masih ringkih. Mana mungkin aku akan membiarkan anakku kemana-mana. Kau memang aneh".
Baru saja si ibu kucing ingin menghampiri anaknya, tiba-tiba ada sepasang manusia yang mendekatinya. Lebih tepatnya untuk melihat anak mereka yang masih diam di tempat.
"Lihat, lucu sekali anak kucing ini. Kasihan sekali mereka sepertinya baru saja dilahirkan tapi sudah menetap di tempat yang seperti ini", ucap Ray.
"Ya, aku tidak tega jika melihat kucing seperti ini. Tapi lihatlah sepertinya ini adalah keluarganya", ucap Arin sambil menunjuk si ibu kucing dan suaminya.
"Kau benar, kebetulan sekali sedang bersama-sama, bagaimana jika kita adopsi kucing-kucing ini?"
"Ya, aku setuju. Lagipula kita tidak memisahkan mereka kan".
Melihat situasinya yang tidak aman, si jantan segera mendesis menandakan jika ia bertemu dengan musuhnya. Kali ini adalah manusia, ia tahu jika berhadapan dengan manusia tidak akan berhasil. Namun si bapak kucing sudah berjanji tadi jika akan melindungi keluarganya.
"Hei aku tidak jahat. Kau tidak perlu khawatir. Justru aku menyelamatkan kalian. Kau pasti suka ditempat yang baru".
Tapi si kucing salah mengerti, ia menganggap jika manusia akan berbuat jahat kepadanya. Namun dengan sigap mereka berdua segera menggendong mereka dan memasukkan kedalam tas khusus untuk membawa hewan peliharaan. Mereka pun mengeong-ngeong dengan keras karena tidak ingin diculik seperti ini. Roy dan Arin terlihat bahagia karena sudah menyelamatkan satu keluarga kucing yang akan dipeliharanya, tetapi ia tidak tahu jika ada satu anak kucing yang tertinggal. Maka dari itu si ibu kucing tetap mengeong dengan keras karena memanggil salah satu anaknya yang tertinggal, akan tetapi usaha itu sia-sia karena anaknya yang masih kecil tidak akan mengerti.
"Anakku, ibu disini Nak", teriak si ibu kucing dengan keras.
Si ibu kucing meneteskan air matanya, karena gagal tidak bisa menyelamatkan satu anaknya, berharap anaknya bisa tumbuh besar dan bisa bertemu kembali suatu saat nanti.
Disisi lain, si anak kucing ini mengeong dengan suara yang keras karena mencari induknya yang tidak kunjung menghampirinya, ia sedang haus sekarang. Ia masih mengeong dengan keras dan lama secara terus menerus hingga suaranya tidak terdengar lagi karena kelelahan. Ia akhirnya tertidur sendirian tidak ada yang menjaganya.
Sekarang, si anak yang dulunya dari kecil sudah terpisah dari keluarganya sudah menjadi induk yang akan melindungi anak-anaknya. Bagaimana ia bisa bertahan sampai saat ini, karena ada manusia baik hati yaitu seorang nenek penjual susu kedelai yang selalu merawatnya dengan baik hingga bisa tumbuh besar seperti saat ini. Namun si nenek itu sudah meninggal dunia karena sakit, akhirnya si induk kucing yang berumur dua tahun itu harus menjalani kehidupan kucing jalanan seorang diri.
Menurut saran saya, kalau ditambahkan kucing berburu tikus akan lebih alami.
Comment on chapter Perpisahan yang Menyakitkan