Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya si bapak kucing yag telah dinantikan pun tiba dengan membawa satu kresek hitam yang digigit oleh mulutnya. Si ibu kucing yang melihat dari kejauhan segera melebarkan matanya, karena tidak percaya apa yang telah dibawa oleh si jantan tersebut.
"Ini aku bawa banyak. Mari kita makan bersama!", ucap si bapak kucing sambil meletakkan hasil curiannya di depan istrinya. Ibu kucing segera membuka kresek yang tidak ditali dengan cakarnya yang bisa merobek kantong kresek tersebut dengan ala kadarnya, yang penting bisa terbuka. Ternyata apa yang ada didalam kresek itu ada berbagai macam ikan yang masih segar.
"Hei, kau cerdas juga bisa mengambil berbagai macam ikan ini", puji ibu kucing dengan air liur yang sudah menetes.
"Aku kan sudah bilang, jangan ditanya tentang kemampuanku untuk mencari ikan yang segar seperti ini".
Akhirnya, tanpa menunggu lebih lama lagi mereka segera memakan ikan yang sedap. Ibu kucing terlihat sangat kelaparan karena begitu lahap dan cepat untuk menghabiskan satu ekor ikan yang lumayan besar. Sedangkan bapak kucing hanya memilih ikan yang berukuran sedang. Ia akan mengalah demi melakukan apapun untuk istrinya. Ia tahu jika istrinya harus membutuhkan asupan yang bergizi agar bisa menghasilkan ASI yang lebih banyak untuk anak-anaknya. Untuk sekarang, anak-anaknya sedang tertidur pulas karena perut mereka sudah kekenyangan. Si ibu kucing menyisakan ikan yang tersisa untuk dimakan nanti jika lapar kembali. Seperti biasa, ia menjilati cakarnya dan tubuhnya pertanda ia sudah kenyang. Kebiasaan seperti ini sudah alamiah terdapat di kucing manapun.
"Aaah,syukurlah aku akhirnya bisa kenyang hari ini", kata ibu kucing yang masih menjilati bagian tubuhnya.
Ia penasaran bagaimana suaminya bisa mendapatkan ikan sebanyak itu dalam sekali tangkapan. Akhirnya, ia bertanya kepada suaminya yang ada di sampingnya.
"Hei, bagaimana cara kau melakukan seperti tadi?"
"Melakukan apa?" ucap si bapak kucing yang malah balas bertanya.
"Bagaimana kau bisa mendapatkan ikan sebanyak itu? Satu kresek lagi. Apa jangan-jangan kau malah membeli ikan tadi dan dibayar dengan daun? Hahaha, lucu sekali kalau seperti itu. Aku tidak bisa membayangkannya."
"Ah yang itu. Gampang saja, waktu itu aku sedang berjalan menuju pedagang yang kamu beritahu tadi. Lalu saat sudah sampai di tempatnya, aku tidak sengaja melihat pembeli yang memasukkan ikan di dalam kantong kresek tersebut. Karena ia lengah, akhirnya dengan cepat aku berhasil membawanya kemari. Lumayan kan?" kata bapak kucing menjelaskan panjang lebar mengenai hasil berburunya.
"Aku tidak pernah seperti itu, selama ini dalam hasil perburuanku, aku hanya bisa mencuri ikan satu ekor saja".
"Cobalah, jika ada pembeli yang sudah memasukkan ikannya ke dalam kantong dan disaat lengah, kau harus segera mengambilnya dan bergegas untuk lari", saran si bapak kucing.
"Baiklah, aku akan mencobanya lain kali. Ah kau memang dapat diandalkan. Makanya, walaupun kau kucing jalanan tapi tubuhmu terlihat gemuk dan besar, seperti hewan peliharaan yang selalu makan enak dan bergizi".
Si bapak kucing merasa bangga, ketika ia dipuji oleh si betina perihal tubuhnya yang kuat dan besar. Kebanyakan kucing liar yang sudah lama hidup di jalanan, pasti akan terlihat kurus dan kurang gizi. Tapi itu tidak berlaku untuk si bapak kucing ini, karena kemampuannya dalam hal berburu memang sudah tidak diragukan lagi. Kehidupannya memang dihabiskan untuk berburu, jika ia tidak seperti itu malah yang ada tidak ada semangat untuk hidup. Maka dari itu ia bersyukur tidak menjadi kucing rumahan yang hanya mengandalkan makanan yang diberikan oleh sang pemilik. Baginya kehidupan seperti itu tidak menarik karena tidak ada tantangan dan tidak dapat melihat suasana jalanan yang apa adanya.
"Ya kau tidak sia-sia kan memilikiku. Hahaha", canda si bapak kucing.
Si ibu kucing merasa malu ketika si jantan berkata seperti itu. Dia tidak ingin hidupnya terpisah oleh si jantan, tapi bagaimanapun juga kehidupan kucing jalanan harus selalu berpindah tempat.